Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang konsolidasi pada perdagangan saham, Senin (17/10/2022). Rilis data neraca perdagangan akan membayangi laju IHSG.
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, gelombang tekanan dalam pola gerak IHSG terlihat masih cukup besar disertai aliran dana investor asing yang keluar yang terjadi pada pekan lalu. Ditambah koreksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
“Namun, jelang rilis data ekonomi neraca perdagangan pada hari ini disinyalir masih berada dalam kondisi stabil akan turut mewarnai pergerakan IHSG,” ujar William dalam catatannya.
Advertisement
Ia menuturkan, potensi kenaikan IHSG dalam jangka menengah-panjang masih terlihat sehingga momentum tekanan masih dapat dimanfaatkan investor akumulasi beli saham yang memiliki fundamental kuat dan tinggi.
“Hari ini IHSG berpotensi konsolidasi di kisaran 6.789-6.945,” ujar dia.
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG masih ditutup terkoreksi 1 persen ke 6.814 pada perdagangan 14 Oktober 2022 dan masih didominasi oleh tekanan jual.
“Posisi IHSG saat ini, masih diperkirakan berada pada bagian dari wave (y) dari wave [y] dari wave B, sehingga IHSG masih rawan kembali terkoreksi untuk menguji area 6.730,” ujar dia.
Herditya prediksi, level support IHSG di 6.757,6.850 dan resistance di 7.000,7.135 pada perdagangan Senin pekan ini.
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Sementara itu, William memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF),PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Kemudian PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT PP London Sumatera Tbk (LSIP).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Kiat Investasi Reksa Dana Saham Saat IHSG Bergejolak
Berikut Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikalnya:
1.PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) - Buy on Weakness (1.470)
Saham BBTN ditutup terkoreksi tipis ke 1.470 pada perdagangan Jumat, 14 Oktober 2022. Selama BBTN tidak terkoreksi ke bawah 1.430 sebagai supportnya, maka posisi BBTN saat ini sedang berada di awal wave 3 dari wave (3).
Buy on Weakness: 1.455-1.465
Target Price: 1.525, 1.630
Stoploss: below 1.430
2.PT Bumi Resources Tbk (BUMI) - Buy on Weakness (162)
Saham BUMI ditutup terkoreksi cukup signifikan sebesar 4,1 persen ke 162 pada perdagangan Jumat, 14 Oktober 2022.
“Kami perkirakan, posisi BUMI saat ini sedang membentuk wave [c] dari wave B, sehingga BUMI akan terkoreksi BUMI akan cenderung terbatas dan berpeluang menguat kembali,” ujar dia.
Buy on Weakness: 142-156
Target Price: 200, 220
Stoploss: below 127
3.PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) - Spec Buy (8.700)
Saham ICBP ditutup terkoreksi 1,7 persen ke 8.700 dan telah menembus cluster MA20 dan MA60. Selama tidak terkoreksi ke bawah 8.475 sebagai supportnya, maka posisi ICBP sedang berada di akhir wave ii dari wave (c) dari wave [b] pada label hitam. Hal tersebut berarti, koreksi ICBP akan terbatas dan berpeluang menguat kembali.
Spec Buy: 8.575-8.700
Target Price: 9.000, 9.300
Stoploss: below 8.475
4.PT United Tractors Tbk (UNTR) - Buy on Weakness (33.750)
Saham UNTR ditutup menguat 4,8 persen ke 33.750 pada perdagangan Jumat, 14 Oktober 2022, dan diiringi dengan tekanan beli yang cukup besar sehingga break dari MA20 dan MA60. Posisi UNTR diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave B dari wave (5), sehingga UNTR berpeluang melanjutkan penguatannya.
Buy on Weakness: 32.875-33.325
Target Price: 34.475, 35.100
Stoploss: below 32.000
Advertisement
Kinerja IHSG pada 10-14 Oktober 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 10-14 Oktober 2022 masih bergerak lesu. Koreksi IHSG selama sepekan ini didominasi sentimen global terutama dari data inflasi Amerika Serikat (AS) hingga kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG anjlok 3,02 persen ke posisi 6.814,53 pada pekan ini. Sedangkan posisi pekan lalu, IHSG masih berkutat di kisaran 7.000 tepatnya di 7.026,78. Kapitalisasi pasar bursa susut 2,43 persen menjadi Rp 9.009,95 triliun. Kapitalisasi pasar bursa anjlok Rp 225 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 9.234,68 triliun.
Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa terpangkas 4,82 persen menjadi 1.165.599 kali transaksi dari 1.224.595 kali transaksi pada pekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian bursa terpangkas 7,09 persen menjadi Rp 12 triliun dari Rp 12,92 triliun.
Pada Jumat, 14 Oktober 2022, investor asing membukukan aksi jual Rp 426,29 miliar. Selama sepekan, investor asing melakukan aksi jual senilai Rp 1,2 triliun. Sepanjang 2022, investor asing mencatatkan aksi beli Rp 71,72 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG sepekan ini masih didominasi oleh sentimen global. Pelaku pasar cenderung wait and see kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
"Kemudian ada rilis data inflasi AS yang masih berada di level 8 persen,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia mengatakan, pada pekan depan, ada rilis data neraca perdagangan yang bayangi IHSG. Pada pekan depan, IHSG diprediksi bergerak masih dalam fase bearish 6.800 dan resistance 7.000.
Penutupan IHSG pada 14 Oktober 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu mempertahankan laju di zona hijau pada Jumat, (14/10/2022). IHSG berbalik arah ke zona merah dan terbenam di antara bursa saham Asia yang menguat.
Mengutip data RTI, IHSG anjlok 0,96 persen ke posisi 6.814,53. Indeks LQ45 merosot 1,2 persen ke posisi 966,73. Mayoritas indeks saham acuan tertekan. Menjelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 6.943,85 dan terendah 6.814,53. Sebanyak 353 saham tertekan sehingga menekan IHSG. 179 saham menguat dan 155 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.157.370 kali dengan volume perdagangan 23,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 11,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.272.
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXindustry menanjak 0,89 persen dan indeks sektor saham IDXproperty mendaki 0,05 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno terpangkas 2,06 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXinfrastruktur susut 1,2 persen, indeks sektor saham IDXenergy merosot 1,08 persen, indeks sektor saham IDXhealth melemah 1 persen, dan indeks sektor saham IDXfinance terpangkas 0,96 persen.
Advertisement
Sektor Saham
Selain itu, indeks sektor saham IDXbasic melemah 0,57 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal tergelincir 0,39 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal susut 0,33 persen, dan indeks sektor saham IDXtransportasi merosot 0,25 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG cenderung berlawanan dari pergerakan indeks global yang cenderung menguat.
“Hal ini masih inline dengan analisis teknikal yang kami berikan pada report tadi pagi, penguatan IHSG mencapai area penguatan minimal yang kami berikan di area 6.940 dan IHSG masih rawan koreksi untuk uji supportnya, dan bahkan penutupan cenderung overshoot,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Herditya mengatakan, meskipun terdapat sentimen yang cenderung positif, seperti inflasi AS yang cenderung turun tetapi para pelaku pasar nampaknya masih khawatir dengan ancaman resesi dan cenderung menghindari investasi berisiko.