Sukses

Primaya Hospital Bakal Bangun Tiga Rumah Sakit Setiap Tahun

CEO Primaya Hospital, Leona A Karnali menargetkan untuk membangun dua hingga tiga rumah sakit per tahun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (Perseroan) atau  Primaya Hospital Group, salah satu portofolio investasi grup Saratoga menargetkan untuk membangun tiga rumah sakit per tahun. 

CEO Primaya Hospital, Leona A Karnali menargetkan untuk membangun dua hingga tiga rumah sakit per tahun. Perkiraan pembangunan satu gedung rumah sakit membutuhkan dana sekitar Rp 100-150 miliar untuk tipe C. 

"Kita sudah punya beberapa lahan, yang akan kita bangun kalau misal untuk pembangunan saja kurang lebih Rp100-150 miliar,” ujar Leona dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (17/10/2022). 

Kemudian, untuk rumah sakit yang akan dibangun dengan perkiraan dana tersebut merupakan tipe C dengan jumlah 100 tempat tidur. Namun, untuk fasilitas dan dokter-dokter dilengkapi seperti rumah sakit tipe B. 

"Biasanya kita mulai kelas C, tipe C karena tipe kelas di indonesia tergantung jumlah tempat tidur ,jadi 100 tempat tidur mulai dari sana. Tetapi untuk fasilitas dan dokter-dokter, kita lengkapi seperti tipe B, sub-sub spesialis kita lengkapi dari awal,” kata dia. 

Namun, dalam membangun rumah sakit tersebut, fondasinya disiapkan untuk tipe B. Lalu, untuk strategi meningkatkan kinerja, Primaya Hospital menambahkan MRA dan Hemodialisa juga ditambahkan di beberapa

“Untuk menambah pendapatan dari sisi atas kita, jadi tadi ada MRI kita tambahkan dari sisi diagnostik, untuk hemodialisa kita tambahkan di beberapa rumah sakit kita,” kata dia.

Tak hanya itu, Primaya Hospital juga terus menambahkan layanan jantung, seperti bedah jantung.

“Kemudian dari jantung kita tambahkan terus pelayanan kita, bedah jantung dan di Makassar akan tambahkan bedah jantung itu contoh-contoh saja,” pungkasnya.

2 dari 4 halaman

IPO Perseroan

Sebelumnya, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk, pengelola Primaya Hospital akan menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO).

Mengutip laman e-ipo, ditulis Jumat (14/10/2022), Primaya Hospital akan menawarkan saham perdana maksimal 302,22 juta saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Jumlah saham yang dilepas ke publik itu setara 2,28 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Harga penawaran saham perdana Rp 900-Rp 950 per saham. Dengan demikian, perseroan akan meraup dana maksimal Rp 287,11 miliar.

Seiring dengan IPO, perseroan akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 697 juta saham biasa atas nama dalam rangka pelaksanaan mandatory convertible bond (MCB) kepada Archipelago Investments Pte Ltd yang diterbitkan berdasarkan mandatorily convertible bond subscription agreement pada 18 April 2022. MCB Archipelago diterbitkan dengan pokok nominal Rp 627,30 miliar.

Dengan dilaksanakan MCB Archipelago dan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO ini, persentase kepemilikan masyarakat akan menjadi sebanyak 2,17 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dan konversi MCB.

Primaya Hospital telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Indo Premier Sekuritas dalam rangka IPO. 

Pemakaian dana IPO ini antara lain sekitar 50 persen akan digunakan untuk dana tambahan perolehan tanah yang akan digunakan untuk pembangunan rumah sakit baru di kota-kota besar di Sumatera dan Jawa. Perseroan melalui perusahaan anak yang dibentuk akan beli tanah di Jakarta dan Medan.

3 dari 4 halaman

Dana IPO

Selain itu sekitar 25 persen akan digunakan untuk dana tambahan biaya pengembangan gedung dan layanan rumah sakit yang sudah ada.  Perseroan akan meningkatkan kapasitas tempat tidur dan diversifikasi layanan di rumah sakit grup Primaya. Selanjutnya sekitar 25 persen untuk dana tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit baru.

Hingga April 2022, perseroan mencatat pendapatan Rp 481,20 miliar. Pendapatan itu turun 29,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 684,61 miliar. Laba tahun berjalan susut 91,6 persen menjadi Rp 20,27 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 243,9 miliar.

Total ekuitas tercatat Rp 2,38 triliun hingga April 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,83 triliun. Perseroan membukukan liabilitas Rp 1,33 triliun hingga April 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,29 triliun. Total aset perseroan Rp 2,01 triliun hingga April 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,9 triliun.

4 dari 4 halaman

Jadwal IPO

Untuk kebijakan dividen, perseroan akan membayarkan dividen kas maksimal 25 persen dari laba tahun berjalan mulai 2023 berdasarkan laba tahun berjalan tahun buku 2022 setelah melakukan pencadangan laba bersih sesuai ketentuan berlaku. Penentuan jumlah dan pembayaran dividen akan mempertimbangkan arus kas dan rencana investasi perseroan serta pembatasan hukum.

Untuk jadwal IPO:

-Masa penawaran awal pada 14-21 Oktober 2022

-Perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Oktober 2022

-Perkiraan masa penawaran umum perdana saham pada 1-4 November 2022

-Perkiraan tanggal penjatahan pada 4 November 2022

-Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 7 November 2022

-Perkiraan tanggal pencatatan saham di BEI pada 8 November 2022