Liputan6.com, Jakarta - PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk memproyeksikan pertumbuhan pendapatan 30 persen pada 2022 dibandingkan 2021.
CEO Famon Awal Bros Sedaya, Leona A Karnali menuturkan, pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan 30 persen dari tahun sebelumnya. Untuk laba Famon Awal Bros Sedaya ditargetkan tumbuh 30 persen dari 2021.
Baca Juga
“Sampai akhir tahun kita akan kejar angkanya kurang lebih 30 persen dari tahun lalu,” kata Leona dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (17/10/2022).
Advertisement
Mengutip prospektus, Famon Awal Bros Sedaya mencatatkan pendapatan sebanyak Rp 1,82 triliun pada 2021 dan laba bersih Rp 323,34 miliar pada 2021.
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan kinerja keuangan, Farmon Awal Bros Sedaya memiliki tujuh strategi.
“Secara strategi, kami mengupayakan tujuh hal utama untuk memacu pertumbuhan, antara lain menyediakan layanan prima yang terjangkau dan dapat diakses oleh masyarakat, menyasar segmentasi yang memiliki pangsa pasar luas, menerapkan standar operasional berbasis teknologi informasi yang mengutamakan mutu dan keselamatan pasien,” kata dia.
Selain itu, pengelola Primaya Hospital juga memperkuat hubungan dengan seluruh pemangku kepentingan, mengembangkan layanan kesehatan lainnya yang mendukung pertumbuhan grup secara berkesinambungan, mempertahankan sumber daya utama yakni dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya melalui lingkungan dan budaya kerja yang positif dan berkualitas.
IPO Perseroan
Sebelumnya, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk, pengelola Primaya Hospital akan menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO).
Mengutip laman e-ipo, ditulis Jumat (14/10/2022), Primaya Hospital akan menawarkan saham perdana maksimal 302,22 juta saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Jumlah saham yang dilepas ke publik itu setara 2,28 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Harga penawaran saham perdana Rp 900-Rp 950 per saham. Dengan demikian, perseroan akan meraup dana maksimal Rp 287,11 miliar.
Seiring dengan IPO, perseroan akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 697 juta saham biasa atas nama dalam rangka pelaksanaan mandatory convertible bond (MCB) kepada Archipelago Investments Pte Ltd yang diterbitkan berdasarkan mandatorily convertible bond subscription agreement pada 18 April 2022. MCB Archipelago diterbitkan dengan pokok nominal Rp 627,30 miliar.
Dengan dilaksanakan MCB Archipelago dan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO ini, persentase kepemilikan masyarakat akan menjadi sebanyak 2,17 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dan konversi MCB.
Advertisement
Dana IPO
Primaya Hospital telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Indo Premier Sekuritas dalam rangka IPO.
Pemakaian dana IPO ini antara lain sekitar 50 persen akan digunakan untuk dana tambahan perolehan tanah yang akan digunakan untuk pembangunan rumah sakit baru di kota-kota besar di Sumatera dan Jawa. Perseroan melalui perusahaan anak yang dibentuk akan beli tanah di Jakarta dan Medan.
Untuk kebijakan dividen, perseroan akan membayarkan dividen kas maksimal 25 persen dari laba tahun berjalan mulai 2023 berdasarkan laba tahun berjalan tahun buku 2022 setelah melakukan pencadangan laba bersih sesuai ketentuan berlaku. Penentuan jumlah dan pembayaran dividen akan mempertimbangkan arus kas dan rencana investasi perseroan serta pembatasan hukum.
Jadwal IPO
Untuk jadwal IPO:
-Masa penawaran awal pada 14-21 Oktober 2022
-Perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Oktober 2022
-Perkiraan masa penawaran umum perdana saham pada 1-4 November 2022
-Perkiraan tanggal penjatahan pada 4 November 2022
-Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 7 November 2022
-Perkiraan tanggal pencatatan saham di BEI pada 8 November 2022
Advertisement