Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau disebut Wika Beton tengah menggarap serius bidang perkeretaapian tanah air.
Kiprah WIKA Beton dalam konstruksi di bidang perkeretaapian telah dimulai sejak 1984, dengan mempelopori produksi railway sleepers dari beton pracetak sebagai pengganti bantalan kayu saat masih menjadi salah satu divisi di WIKA.
Baca Juga
Sekretaris Perusahaan Wika Beton Dedi Indra menuturkan, satu produk inovasi terbaru pun dihadirkan WIKA Beton sebagai solusi tepat guna lintasan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan raya menggunakan beton pracetak yang dinamakan Concrete Level Crossing (CLC).
Advertisement
“Sistem pracetak ini dibuat dengan konsep knock down sehingga komponen pracetak dapat dibongkar pasang dengan mudah dan cepat serta tidak mengganggu jadwal perjalanan kereta api,” kata Dedi dalam keterangan resminya, Rabu (19/10/2022).
Dedi menuturkan, kondisi aspal yang bergelombang pada konstruksi perlintasan yang kerap muncul sebelumnya akibat getaran kereta api yang melintas, beban kendaraan yang lewat, dan kerusakan karena faktor cuaca tersebut dapat teratasi dengan baik.
Saat ini, produk CLC Wijaya Karya Beton sedang dalam tahap sertifikasi produk di Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
Produk ini sudah dipasang perdana di Jalur Ganda KA KM 166+500 Segmen Gedebage Haurpugur, Bandung, Jawa Barat. Produk CLC ini merupakan produk dalam negeri dengan sumber daya yang berasal dari dalam negeri menjadikan kebanggaan tersendiri dalam menggunakan inovasi produk anak bangsa.
Kontrak Baru Wika Beton hingga September 2022
Sebelumnya, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau Wika Beton mencatatkan raihan kontrak baru hingga September 2022 senilai Rp 4,95 triliun.
Raihan kontrak tersebut meningkat 39 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021, yakni sebesar Rp 3,56 triliun. Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Beton, Dedi Indra menuturkan, perolehan kontrak baru ini berasal dari swasta 50,9 persen, WIKA 31,2 persen, BUMN 15,3 persen, dan pemerintah 2,6 persen.
Dedi juga menjelaskan, berdasarkan sektor usaha, komposisi perolehan proyek, yakni sektor infrastruktur sebesar 62,7 persen, sektor properti sebesar 18,9 persen, disusul sektor energi, tambang dan industri yang masing-masing berkontribusi sebesar 12,8 persen, 2,9 persen dan 2,6 persen.
Kontrak baru tersebut disokong oleh sejumlah proyek di antaranya proyek Jalan Tol Ancol Timur – Pluit sebesar Rp 646,90 miliar, proyek Manyar Smelter sebesar Rp257,60 miliar, Coastal Area Kota Balikpapan sebesar Rp 214,50 miliar, pabrik Paper Mill Indah Kiat Karawang Rp182,75 miliar, jalan Tol Indrapura – Kisaran Rp 143,95 miliar.
"Kita tidak bergantung pada proyek-proyek yang nilainya besar saja. Seandainya, ada salah satu proyek yang mundur, tidak berdampak signifikan pada perolehan secara keseluruhan,” kata Dedi Indra dalam konferensi pers WTON, Rabu (19/10/2022).
Advertisement
Proyek Perseroan
Selain itu, proyek Manyar Smelter di Gresik, Jawa Timur, WIKA Beton menyediakan tiang pancang dan jasa pemancangan, perkembangan proyek ini sudah mencapai 87 persen. Proyek tersebut telah dimulai pada November 2021.
Untuk proyek jalan Tol Indrapura – Kisaran di Sumatera Utara memasok tiang pancang dan RCP. Perkembangannya sudah mencapai 36 persen serta diproyeksikan selesai pada April 2023.
Tak hanya itu, Lotte Line Project Cilegon, dalam proyek petrokimia ini, WTON memasok 14,904 PC Piles dengan diameter 400mm, 500mm, dan 600mm.
"Progress proyek ini hingga September adalah 96 persen, proyek ini dimulai sejak Maret 2022 dan diperkirakan selesai Februari 2023.
Sementara itu, untuk yang terakhir proyek Tol Ancol Timur - Pluit (Harbour Road), WIKA Beton memasok berupa box girder yang telah melakukan produksi pertamanya pada 30 Agustus 2022. "Proyek ini direncanakan selesai pada September 2024,” pungkasnya.
Target Kontrak dari IKN
Sebelumnya, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) menargetkan kontrak dari proyek ibu kota negara (IKN) nusantara sebesar Rp 150 miliar pada 2022.
PT Wijaya Karya Beton Tbk menyatakan, proyek terkait Ibu Kota Negara memiliki tiga tahapan, yakni infrastruktur di luar Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dan KIPP serta pengembangan IKN.
"Untuk target tahun ini kami menargetkan Rp 150 miliar. beberapa sudah on hand dan negosiasi dan sebentar lagi dapat pesanan sekitar Rp 50 miliar untuk memasok material tol,” kata Direktur Operasi dan Supply Chain Management Wijaya Karya Beton Taufik Dwi Wibowo dalam konferensi pers, Rabu (19/10/2022).
Kemudian, untuk infrastruktur di luar KIPP itu merupakan ruas tol yang dua tahun ini targetnya mencapai 73 km.
"Jadi yang tadi infra di luar KIPP itu ruas tol yang dua tahun ini targetnya 73 km dan kami sampaikan, target kami multiproduk jadi material dan jasa. Material utama precast, jasa pemancangan dan material alam,” kata dia.
Sementara itu, dari tahapan proyek yang ada, tahun ini WTON menargetkan sektor infrastruktur tol.
"Jadi kalau target produk yang utama precast dan kedua material serta jasa. Dari tahapan proyek yang ada, tahun ini target kami sektor infrastruktur tol,” ujar dia.
Selain itu, kemungkinan bulan ini Wika Beton mendapatkan kontrak material ready mix dan alam.
"Ada dua ruas yang ada pemenanganya, Insyallah bulan ini kami mendapatkan kontrak material ready mix dan alam,” ujar dia.
Sedangkan, untuk tahun depan akan menuju tahap kedua pembangunan KIPP. Sehingga, pada 2024 WTON menargetkan raihan kontrak senilai Rp 2,5 triliun pada 2023 sebagian lagi pada 2024.
"Di tahun depan akan menuju tahap kedua untuk pembangunan KIPP ada istana, residen, gedung-gedung, rumah landed. Target kami sampai 2024 kami akan menargetkan perolehan kontrak Rp 2,5 triliun yang besar pada 2023 sebagian lagi 2024 yang meliputi jalan tol di pulau Balang dan beberapa precast dan material di KIPP, seperti gedung dan infrastruktur pendukung,” pungkasnya.
Advertisement