Sukses

Calon Emiten Menthobi Karyatama Raya Bidik Pendapatan Rp 565 Miliar pada 2022

Peningkatan pendapatan Menthobi Karyatama Raya ke depan akan ditopang oleh pertumbuhan produksi yang didukung oleh profil tanaman yang masih muda.

Liputan6.com, Jakarta - Sektor komoditas Indonesia yang terus tumbuh membuat  perusahaan investasi bidang komoditas PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) memastikan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). 

Perusahaan yang akan IPO ini menargetkan pendapatan hingga akhir tahun ini mencapai Rp 565 miliar atau meningkat 10 persen dari sebelumnya.

"Terkait target revenue secara estimasi menyentuh Rp 565 miliar, mudah-mudahan bisa lebih baik dari target,” kata Direktur Keuangan Menthobi Karyatama Raya Wawan Sulistyawan dalam konferensi pers, Jumat (21/10/2022).

Dalam beberapa tahun terakhir, pengembangan usaha yang dilakukan Menthobi Karyatama Raya sudah terlihat dari  konsistensi pertumbuhan pendapatan. Seperti pada 2019, perseroan membukukan pendapatan  Rp 154 miliar, dan  2020 memperoleh pendapatan Rp 228 miliar.  

Pada 2021, pendapatan perseroan tumbuh secara signifikan, yaitu mencapai Rp 512  miliar. Kemudian, sampai dengan kuartal III 2022, pendapatan MKTR sudah tercatat Rp 490  miliar, dari target akhir tahun 2022 yang sebesar Rp 565 miliar.

Menurut dia, peningkatan pendapatan perseroan ke depan akan ditopang oleh pertumbuhan  produksi yang didukung oleh profil tanaman yang masih muda yang dimiliki perusahaan.  

Kemudian, luas lahan yang belum tertanam akan turut mendukung penanaman baru dan  pertumbuhan produksi TBS pada masa yang akan datang.  

Menthobi Karyatama Raya menawarkan sebanyak 2,5 miliar lembar saham  atau 20,83 persen dari modal ditempatkan dan disetor kepada publik. Harga yang ditawarkan antara  Rp 100 per saham-Rp 150 per saham. Dari nilai penawaran tersebut, perusahaan  menargetkan dapat memperoleh dana sebanyak-banyaknya Rp 375 miliar. 

2 dari 5 halaman

Sumber Utama Dana IPO

Direktur Utama Menthobi Karyatama Raya, Harry M. Nadir mengatakan, sumber dana dari IPO diharapkan dapat mendukung rencana pengembangan dan ekspansi bisnis yang dilakukan perusahaan. Hal itu  dilihat dari mayoritas dana IPO atau sebesar 95,01 persen yang akan digunakan untuk pengembangan  usaha dan ekspansi bisnis melalui sejumlah entitas anak usaha yang dimiliki.  

Diantaranya yaitu pembangunan fasilitas pengelolaan limbah menjadi pupuk yang akan  dilakukan melalui PT Menthobi Hijau Lestari (MHL). Kemudian pembelian sarana transportasi dan  alat berat melalui Menthobi Transtitian Raya (MTR), dan pembelian bibit sawit melalui PT  Menthobi Agro Raya (MAR). 

Sementara itu, MKTR akan melakukan pembebasan lahan perkebunan dan perluasan lahan tanaman baru 1.200  hektar (Ha) melalui PT Menthobi Makmur Lestari (MMAL). Melalui MMAL, perseroan juga akan  membangunan fasilitas water management untuk mendukung perluasan lahan yang dilakukan. 

“Sejalan dengan meningkatnya produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari MMAL maupun dari pihak  ketiga, maka dana IPO juga akan digunakan untuk penyempurnaan pembangunan pabrik kelapa  sawit seperti maintenance, perbaikan stasiun utama, dan stasiun pendukung beserta sarana  penunjangnya,” kata Harry.

Selain untuk ekspansi usaha,  MKTR akan menggunakan 4,99 persen dana IPO sebagai modal kerja.

 

 

 

3 dari 5 halaman

Ada Momentum

Harry mengungkapkan, saat ini merupakan momentum yang baik bagi perusahaan untuk  melakukan pengembangan dan ekspansi bisnis dengan mencari sumber pendanaan melalui IPO. 

Hal itu karena kondisi industri yang tengah positif. Permintaan komoditas CPO di  dalam negeri dan global terus meningkat. 

Bahkan dalam empat tahun mendatang atau pada 2026, pasar global minyak sawit diperkirakan  mencapai USD 106 miliar, tumbuh hampir dua kali lipat dibanding 2020 yang USD 54,8  miliar. Selain itu, potensi kenaikan harga CPO juga sangat terbuka untuk terus mengalami  kenaikan.  

“Seperti pada April 2022 kemarin, harga CPO sempat menyentuh harga all time high di level MYR  7.104/ton. Selain melalui pengembangan usaha, kenaikan harga CPO diharapkan dapat  berkontribusi positif bagi kenaikan pendapatan MKTR,” ujar Harry. 

Dengan tim manajemen yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun di bidang ini, MKTR berkomitmen untuk membangun agrobisnis dengan inovasi best practice agronomi yang  berkelanjutan serta ramah lingkungan untuk menghasilkan nilai tambah optimal kepada seluruh  pemangku kepentingan.

4 dari 5 halaman

IPO, Menthobi Karyatama Lepas 2,5 Miliar Saham

Sebelumnya, PT Menthobi Karyatama Raya Tbk, perusahaan bergerak di bidang perkebunan dan pabrik kelapa sawit akan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

Mengutip laman e-ipo, ditulis Minggu (16/10/2022), PT Menthobi Karyatama Raya Tbk akan menawarkan 2,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu mewakili sebanyak-banyaknya 20,83 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga saham perdana yang ditawarkan sekitar Rp 100-Rp 150 per saham. Dengan demikian, dana hasil IPO yang akan diraup perseroan maksimal Rp 375 miliar.

Perseroan juga menerbitkan waran seri I maksimal 2,5 miliar atau maksimal 26,32 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Waran seri I yang menyertai penerbitan saham baru adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa atas nama yang bernilai nominal Rp per saham dengan jangka waktu tiga tahun sejak diterbitkan.

 

5 dari 5 halaman

Waran

Adapun waran seri I dapat dilaksanakan selama masa berlakunya pelaksanaan mulai 12 Mei 2023-31 Oktober 2025.

Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar penjatahan penawaran umum yang dikeluarkan biro administrasi efek pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang satu saham baru berhak memperoleh satu waran.

Perseroan juga akan alokasikan sebesar-besarnya 0,60 persen atau maksimal 15 juta saham dari saham yang ditawarkan pada saat IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan (ESA). Adapun harga pelaksanaan ESA yang sama dengan harga penawaran.

Perseroan juga menyetujui program opsi kepemilikan saham kepada manajemen dan karyawan (management and employee stock option plan atau MESOP) dengan jumlah maksimal 10 persen atau setara 950 juta saham biasa.