Liputan6.com, Jakarta PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) akan menggarap proyek hijau pertama, yakni pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSA). Proyek ini akan dikerjakan cucu usahanya Indoplas Karya Energi (IKE) di Jakarta senilai Rp 7 triliun.
Direktur Utama Maharaksa Biru Energi Bobby Gafur Umar menjelaskan, pembangunan PLTSA akan bekerja sama dengan PT Wijaya Karya dan Jakarta Propertindo (Jakpro). Kerja sama tersebut dilakukan untuk mengelola 2.000 ton sampah per hari menjadi energi listrik.
“Nilai proyeknya sekitar Rp 7 triliun, itu mengelola 2.000 ton sampah per hari itu diubah jadi energi listrik. PLTSA ini masuk golongan biomassa,” kata Bobby dalam konferensi pers di Jakarta, ditulis Sabtu (22/10/2022).
Advertisement
Pembangunan proyek ini membutuhkan waktu kira-kira 32-36 bulan. Untuk targetnya, groundbreaking awal 2023 dan diharapkan 2025 sudah beroperasi dengan masa konsesi 30 tahun.
“Pembangunanya sendiri membutuhkan waktu kira-kira 32-36 bulan dan diharapkan 2025 sudah beroperasi dengan masa konsesi 30 tahun,” kata dia.
Dia mengatakan, proyek energi hijau ini akan memberikan dampak signifikan bagi pendapatan OASA ke depan. Selain itu, perseroan memiliki strategi bisnis baru yang akan menjalankan blue print dengan ruang lingkup usaha yang disesuaikan dan diperluas ke arah EBT, industri hijau, industri bio chemicals, digital, information technology, industri biomassa, dengan mengedepankan perhatian pada aspek environment, social and governance (ESG).
“Dampaknya kepada perusahaan ke depan tentu akan berdampak signifikan,” ujar dia.
Sementara itu, Bobby mengaku, proyek dengan nilai Rp 7 triliun ini, pendanaan nya bersumber dari kombinasi antara ekuitas dan pinjaman.
“Sumber dana pendanaan itu akan kombinasi dari equity dan loan, equity itu ga langsung semua di depan, itu akan bertahap saat masa pembangunan. Kalau pinjamannya untuk proyek tersebut itu dipaket dengan teknologi dari negara pendesain teknologi itu dari Jerman dan perbankan Eropa,” ujar dia.
Topang Kinerja
Tak hanya itu, begitu groundbreaking proyek pertamanya, anak usaha OASA, yakni PT Telesys Indonesia (TI) akan menjadi kontraktor yang bisa mengerjakan konstruksi untuk pembangunan hijau, baik itu pembangkit listrik maupun manufacturing untuk produk-produk biokimia, bio energi .
“Dampaknya signifikan begitu kontrak ini sudah bisa melakukan groundbreaking di anak perusahaan Maharaksa Biru Energi ini PT Telesys Indonesia ini dahulunya kontraktor untuk pekerjaan konstruksi telekomunikasi. Kita juga mengubah Telesys ini menjadi perusahaan yang bisa mengerjakan konstruksi untuk pembangunan industri hijau,” kata Bobby.
Dengan demikian, Bobby melihat ke depan akan terjadi kenaikan kinerja sangat signifikan.
“Kita dalam masa pembangunan nanti akan ada pendapatan dari kontrak-kontrak. Telesys sebagai kontraktor ada pendapatan ke induk usaha OASA, Telesys dimiliki 99 persen oleh OASA. Saya rasa akan ada terjadi suatu kenaikan kinerja sangat signifikan di mulai tahun depan,” imbuhnya.
Selain itu, Bobby mengaku, pihaknya juga akan mengembangkan usahanya untuk melakukan penjualan bio propylene glycol.
“Kita akan masuk ke industri biokimia yang berbasis green, nah kimia yang akan kita masuk adalah bio propylene glycol itu bersumber dari sumber daya fosil, tetapi kita akan bersumber dari limbah proses kelapa sawit,” kata Bobby.
Sedangkan, untuk target penjualannya, produk tersebut sebanyak 70 persen akan di ekspor ke luar negeri dengan tujuan utama ke Jepang.
“Kami kerja sama dengan teknologi Eropa antara Jerman dan Prancis dan nanti pembelinya kita targetkan pembelinya 30 domestik 70 ekspor, untuk ekspor negara tujuan utama ke jepang,” pungkasnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement