Liputan6.com, Jakarta
Fenomena “sandwich generation” atau generasi sandwich masih menjadi topik menarik untuk diurai. Fenomena ini pada dasarnya merujuk pada seseorang yang memiliki peran ganda untuk bertanggung jawab atas kehidupan generasi di atasnya, yakni orangtua atau keluarga yang membesarkannya, dan generasi di bawahnya, yaitu anak-anak alias keluarga yang sedang ia besarkan.
Posisi ini cukup sulit bagi kebanyakan orang karena harus membiayai tiga generasi sekaligus pada waktu bersamaan. Untuk itu, mata rantai generasi sandwich harus diputus. Lalu, bagaimana caranya?
Mengutip Bibit.id, Sabtu (22/10/2022), pertama-tama perlu disadari bahwa konsistensi dalam berinvestasi merupakan cara yang paling ampuh agar bisa mempersiapkan diri dalam menjawab kebutuhan keuangan yang berbeda-beda di masa mendatang. Termasuk mempersiapkan dana pensiun agar tidak membebani generasi berikutnya.
Dalam hal ini, Bibit menawarkan fitur Nabung Rutin. Filosofi di balik fitur ini adalah metode Dollar Cost Averaging (DCA), sebuah metode sederhana untuk menginvestasikan jumlah uang yang sama pada periode tertentu, misanya setiap bulan atau setiap minggu.
Pada investasi reksa dana, metode DCA memungkinkan pembelian unit yang lebih banyak saat harga turun dan lebih sedikit pada waktu harga naik. Catatan saja, investasi sebaiknya dibarengi dengan tujuan yang jelas. Sehingga bisa disesuaikan dengan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk investasi sekaligus menakar profil risiko masing-masing.
Untuk yang satu ini, Bibit menawarkan Robo Advisor Bibit yang teruji secara ilmiah serta bisa dimanfaatkan secara gratis untuk membatu menyusun portofolio investasi sesuai profil risiko masing-masing. Selanjutnya, ada juga fitur Goal Setting yang dapat digunakan untuk menjadikan investasi lebih terarah.