Sukses

Induk Usaha Produsen Hijab Elzatta IPO, Aa Gym Jadi Komisaris Independen

Induk usaha merek hijab Elzatta, PT Bersama Zatta Jaya Tbk melepas saham sebanyak 1,7 miliar dengan nilai nominal Rp 50 setiap saham.

Liputan6.com, Jakarta - Induk usaha merek hijab Elzatta, PT Bersama Zatta Jaya Tbk akan menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Salah satu hal menarik sebelum IPO, pendakwah KH. Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym diangkat menjadi komisaris independen perseroan.

Mengutip prospektus PT Bersama Zatta Jaya Tbk di laman e-ipo, ditulis Senin (24/10/2022), berdasarkan pernyataan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan nomor 16 tanggal 4 Agustus 2022, salah satunya menyetujui pengunduran diri dan mengangkat pengurus sehingga susunan pengurus perseroan pada tanggal prospektus diterbitkan 20 Oktober 2022, antara lain:

Direksi

-Direktur Utama:  Elidawati

-Direktur: Toha Azhari

-Direktur: Ronny Soleh Pahlevi

-Direktur: Sukaesi

Dewan Komisaris:

-Komisaris Utama: Akbar Fatahillan Sabanda

-Komisaris: Henda Roshenda

-Komisaris: Eva Hanura Luziani

-Komisaris Independen: Abdulla Gymnastiar

-Komisaris Independen: Muhammad Ridlo

“Berdasarkan akta nomor 16 tanggal 4 Agustus 2022, anggota direksi dan dewan komisaris perseroan diangkat dengan masa jabatan selama lima tahun sampai dengan penutupan RUPS tahunan untuk tahun buku 2027,” tulis perseroan.

Sebelumnya Induk usaha merek hijab Elzatta, PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) akan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak-banyaknya 1,7 miliar atau  20,01 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.

2 dari 4 halaman

IPO Perseroan

Mengutip laman e-ipo, Jumat, 21 Oktober 2022, Bersama Zatta Jaya melepas saham sebanyak 1,7 miliar dengan nilai nominal Rp 50 setiap saham dengan kisaran harga Rp 100 -Rp 130 per saham. Dengan demikian, total dana yang dibidik oleh induk Elzatta ini sebanyak Rp 221 miliar. 

Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT UOB Kay Hian Sekuritas. Namun, untuk penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

Selain itu, penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek menjamin dengan kesanggupan penuh terhadap penawaran umum perdana saham perseroan.

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh perseroan untuk empat hal sebagai berikut:

1. Sekitar 5 persen akan digunakan perseroan untuk melakukan pembayaran seluruh kewajiban keuangan Perseroan terkait dengan fasilitas Kredit Modal Kerja Pinjaman Tetap Reguler (KMK-PTR) Revolving dengan PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya).

2. Sekitar 7 persen akan digunakan perseroan untuk melakukan pembayaran seluruh kewajiban keuangan perseroan terkait dengan fasilitas Kredit Modal Kerja Pinjaman Tetap Angsuran (KMK-PTA) Non-Revolving dengan Bank Raya.

3. Sekitar 17 persen akan dilakukan penyetoran modal kepada PT Bersama Dauky Mulya (PT BDM), yang selanjutnya akan digunakan untuk:

 

 

3 dari 4 halaman

Pemakaian Dana IPO

i. Sekitar 6 persen untuk penyewaan toko baru untuk menunjang kegiatan penjualan PT BDM.

ii. Sekitar 4 persen untuk renovasi sebanyak 7 toko baru yang di sewa sehubungan dengan rencana penggunaan dana sebagaimana disebutkan pada angka 3 poin i di atas.

iii. Sekitar 7 persen untuk modal kerja, termasuk namun tidak terbatas untuk pembelian bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional PT BDM.

4. Sekitar 71 persen akan dilakukan penyetoran modal kepada PT Bersama Zatta Mulya (PT BZM), yang selanjutnya akan digunakan untuk:

i. Sekitar 23 persen untuk penyewaan toko baru untuk menunjang kegiatan penjualan PT BZM.

ii. Sekitar 14 persen untuk renovasi sebanyak 26 toko baru yang di sewa sehubungan dengan rencana penggunaan dana sebagaimana disebutkan pada angka 4 poin i di atas.

iii. Sisanya untuk modal kerja, termasuk namun tidak terbatas untuk pembelian bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional PT BZM.

Adapun, jumlah hasil ini tidak mencukupi untuk memenuhi rencana tersebut di atas, perseroan akan menggunakan kas internal Perseroan dan/atau menggunakan pendanaan eksternal yang diperoleh dari bank dan atau lembaga keuangan dan/atau sumber lainnya.

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan hingga Kebijakan Dividen

Berdasarkan laporan keuangan (unaudit), perseroan mencatat laba bersih periode tahun berjalan Rp 7,61 triliun hingga Juni 2022. Laba perseroan naik 406,1 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,5 miliar.

Hal itu didukung dari penjualan bersih perseroan naik 23,3 persen menjadi Rp 143,26 miliar hingga Juni 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 116,14 miliar.

Total ekuitas perseroan tercatat Rp 349,15 miliar hingga Juni 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 69,02 miliar. Total liabilitas perseroan tercatat Rp 209,94 miliar hingga Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 260,87 miliar. Total aset tercatat Rp 559,10 miliar hingga Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 329,90 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 12,91 miliar.

Untuk kebijakan dividen, mulai tahun buku yang berakhir 31 Desember 2023 dan seterusnya, perseroan akan membagikan dividen tunai secara kas sebanyak-banyaknya 20 persen dari laba bersih perseroan dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbuka. Adapun keputusan pembayaran dividen mengacu pada ketentuan yang terdapat pada anggaran dasar perseroan.