Liputan6.com, Jakarta - Emiten batu bara milik pengusaha Hary Tanoe, PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) mencatatkan peningkatan laba bersih 344,75 persen hingga kuartal III 2022.
IATA berhasil membukukan peningkatan laba bersih 344,75 persen menjadi USD 44,95 juta (asumsi kurs Rp 15.586 per dolar AS) atau sekitar Rp 700,59 miliar pada sembilan bulan pertama 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya USD 10,11 juta.
Baca Juga
Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar USD 137,62 juta atau Rp 2,14 triliun untuk tahun berjalan, melonjak 182,89 persen secara tahunan (yoy) dari USD 48,65 juta pada sembilan bulan pertama 2021.
Advertisement
Selain itu, kenaikan tajam juga dapat dilihat jika dibandingkan dengan total pendapatan pada kuartal sama tahun lalu, dari USD 24,80 juta pada kuartal III 2021 menjadi USD 53,97 juta pada kuartal III 2022 atau sebesar 117,61 persen.
Dengan demikian, EBITDA IATA pada sembilan bulan pertama 2022 tumbuh positif 215,20 persen mencapai USD 63,41 juta, dari USD 20,12 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan secara kuartal, EBITDA pada kuartal III 2022 tercatat sebesar USD 18,71 juta, menguat 47,23 persen dibandingkan kuartal III 2021.
"Melesatnya kinerja IATA merupakan hasil dari langkah strategis perseroan yang mengalihkan fokus bisnisnya menjadi perusahaan yang bergerak di bidang energi dan investasi, dengan mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR),” tulis Manajemen Perseroan, Senin (24/10/2022).
BCR merupakan perusahaan induk yang mengelola 8 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, di mana 3 IUP nya sudah dalam tahap produksi dan IUP lainnya ditargetkan untuk beroperasi secara bertahap mulai tahun depan.
Sementara itu, mendekati akhir 2022, MNC Energy Investments terus menggenjot output produksi batu bara. Hingga akhir September 2022, perseroan telah memproduksi lebih dari 3 juta MT, lebih tinggi 64,1 persen dari produksi tahun lalu yang hanya 1,8 juta MT.
Target Produksi Batu Bara
Perseroan menargetkan produksi sebanyak 10 juta MT tahun depan dan akan terus meningkat seiring bertambahnya cadangan terbukti hasil eksplorasi.
IATA optimistis cadangan batu bara untuk semua IUP setidaknya mencapai 600 juta MT. Hingga sepanjang Januari hingga September 2022 perseroan telah menjual 2,9 juta MT batu bara.
Prospek cerah perseroan semakin dikuatkan dengan telah ditandatanganinya kontrak pembelian jangka panjang antara BCR dengan para trader batu bara.
Perseroan memperkirakan akan memperoleh tambahan pendapatan sebesar USD 108,42 juta dari kontrak ini dan akan terus memperbanyak kontrak di masa depan, mencari peluang untuk akuisisi tambang baru, menakar prospek lain yang berkaitan dengan energi terbarukan, serta berevolusi guna meningkatkan sinergi dan efektifitas di semua lini.
Advertisement
Rights Issue Perseroan
Sebelumnya, PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan target dana Rp 2,67 triliun.
Perseroan telah mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue tersebut. Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Rabu (19/10/2022), perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 14.840.555.748 saham seri B yang ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp 180. Adapun dalam pelaksanaan rights issue ini dengan rasio 10:13. Jadi 10 saham yang dimiliki berhak untuk mendapatkan 13 HMETD.
Rights issue ini bernilai sebanyak-banyaknya Rp 2,67 triliun. Setelah dilaksanakannya right issue ini, IATA akan dimiliki langsung oleh PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT).
Selain itu, perseroan akan memberikan tambahan hak dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2.968.111.149 waran seri I, di mana setiap 5 saham hasil pelaksanaan HMETD melekat 1 waran seri I dengan harga pelaksanaan Rp 210.
Head of Investor Relations IATA, Natassha Yunita mengatakan, seluruh dana yang diperoleh akan digunakan untuk tiga hal, salah satunya pelunasan seluruh promissory note perseroan yang diterbitkan kepada BHIT.
"Pelunasan seluruh promissory note perseroan yang diterbitkan kepada BHIT dengan cara membayar dengan uang dan atau dengan konversi hak tagih menjadi saham perseroan dalam rangka pengambilalihan PT Bhakti Coal Resources (BCR)," ujar dia.
Dana tersebut juga akan digunakan untuk setoran modal kepada PT Bhakti Migas Resources (BMR) untuk investasi pengembangan usaha di sektor migas. BMR sedang mengevaluasi peluang eksplorasi di Indonesia Timur, yaitu Blok Semai III di Papua.
Dana Hasil Rights Issue
Selain itu, dana hasil rights issue juga akan dialokasikan untuk setoran modal ke BCR untuk modal kerja dan pengembangan usaha di sektor pertambangan batu bara.
Seperti yang telah diketahui, perseroan mengalihkan pilar bisnis utamanya yang sebelumnya bergerak pada bidang pengangkutan udara niaga dan jasa angkutan udara, menjadi perusahaan yang bergerak di bidang energi dan investasi yang diawali dengan mengakuisisi 99,33 persen saham BCR yang merupakan perusahaan induk dari 8 perusahaan batu bara yang berlokasi di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Dengan 1,6 miliar MT sumber daya batu bara yang dimiliki BCR, IATA melakukan langkah strategis memanfaatkan momentum meningkatnya permintaan batu bara dan kenaikan harga komoditas batu bara.
Kemudian, IATA memandang penajaman fokus menjadi perusahaan energi dan investasi, khususnya di sektor batu bara, dapat membantu mendongkrak prospek bisnis perseroan.
Sementara itu, pelaksanaan right issue IATA dimulai pada Senin, 17 Oktober 2022. Berikut ini merupakan jadwalnya:
- Cum HMETD: 25 Oktober 2022
- Recording Date: 27 Oktober 2022
- Distribusi saham: 2-15 November 2022
- Penjatahan saham tambahan: 16 November 2022
- Distribusi saham tambahan: 18 November 2022.
Advertisement