Sukses

Saham BUMI Kembali Menghijau pada Sesi I Hari Ini 24 Oktober 2022

Saham BUMI melonjak 3,3 persen ke posisi Rp 188 per saham hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Senin, 24 Oktober 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melanjutkan kenaikan pada perdagangan saham sesi pertama, Senin, (24/10/2022). Penguatan saham BUMI ini terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang perkasa.

Mengutip data RTI, saham BUMI melonjak 3,3 persen ke posisi Rp 188 per saham. Saham BUMI dibuka naik satu poin ke posisi Rp 183 per saham.  Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 188 dan terendah Rp 175 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 18.964 kali dengan volume perdagangan 22.659.796 saham. Nilai transaksi Rp 420,9 miliar.

Saham BUMI menguat di tengah laju IHSG yang menguat hingga penutupan perdagangan sesi pertama. IHSG mendaki 0,85 persen ke posisi 7.077,54. Indeks LQ45 bertambah 1 persen ke posisi 1.010. Seluruh indeks acuan kompak menghijau.

Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.092,17 dan terendah 7.036,51. Sebanyak 326 saham menghijau. 192 saham melemah dan 163 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 765.598 kali dengan volume perdagangan 15,2 miliar saham. Nilai transaksi Rp 7,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.613.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXinfrastruktur turun 0,12 persen dan indeks sektor saham IDXtechno melemah tipis 0,02 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXindustry melonjak 1,59 persen, indeks sektor saham IDXfinance menguat 1,35 persen, dan indeks sektor saham IDXenergy bertambah 1,13 persen.

Pada pekan lalu, saham BUMI cenderung menguat. Saham BUMI naik 12,35 persen ke posisi Rp 182 per saham pada 17-21 Oktober 2022. Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 185 dan terendah Rp 151 per saham. Total volume perdagangan saham 18.077.257.965 saham. Nilai transaksi harian Rp 3 triliun. Total frekuensi perdagangan 175.777 kali.

Sepanjang 2022, saham Bumi Resources meroket 171,64 persen ke posisi Rp 182 per saham. Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 246 dan terendah Rp 50 per saham. Total volume perdagangan 567.141.919.944 saham dengan nilai transaksi Rp 69,8 triliun. Total frekuensi perdagangan 4.246.653 saham.

2 dari 4 halaman

Grup Salim dan Bakrie Jadi Pengendali Bumi Resources Usai Private Placement

Sebelumnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah merampungkan private placement senilai USD 1,6 miliar atau setara Rp 24 triliun. Melalui aksi tersebut, Bumi Resources mencatatkan 200 miliar saham baru di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga jumlah saham yang beredar meningkat menjadi 343.841.242.189 dari semula 143.841.242.189 saham.

Sebelumnya, perseroan telah memperoleh restu pemegang saham terkait aksi private placement ini melalui RUPSLB 11 Oktober 2022. Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastava menjelaskan, upaya ini sekaligus menjadi upaya perseroan untuk pembayaran utang kepada kreditur PKPU.

Rinciannya, sebesar 85 persen dari saham yang diterbitkan dalam private placement dibeli oleh Mach Energy Ltd yang berbasis di Hong Kong, sementara Treasure Global Investments Ltd (TGIL) mengambil 15 persen sisanya, berdasarkan rencana penjualan.

"Seluruh sisa kewajiban utang PKPU telah dipenuhi dan telah dilakukan proses pembayaran secara tunai,” kata Dileep dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (20/10/2022).

Mach Energy dikendalikan bersama oleh konglomerasi grup Bakrie dan grup Salim. Sedangkan 85 persen TGIL dikendalikan oleh Salim, menurut prospektus yang dirilis sebelum rapat pemegang saham. Sehingga kelompok usaha Bakrie dan Grup Salim saat ini bersama-sama menjadi pemegang saham pengendali perseroan.

"Perseroan menegaskan kelompok usaha Bakrie dan grup Salim saat ini bersama-sama menjadi pemegang saham pengendali perseroan,” tulis Dileep.

3 dari 4 halaman

RUPSLB Bumi Resources Sepakati Private Placement Jumbo Rp 24 Triliun

Sebelumnya, pemegang saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), emiten batu bara terbesar di Indonesia menyetujui rencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau private placement senilai USD 1,6 miliar. Nilai private placement itu sekitar Rp 24,57 triliun (asumsi kurs Rp 15.360 per dolar AS).

PT Bumi Resources Tbk akan menerbitkan maksimal 200 miliar saham baru. 85 persen akan dibeli oleh Mach Energy Ltd yang berbasis di Hong Kong, sementara Treasure Global Investments Ltd (TGIL) akan mengambil 15 persen sisanya, berdasarkan rencana penjualan.

Mach Energy dikendalikan bersama oleh konglomerasi grup Bakrie dan grup Salim. Sedangkan 85 persen TGIL dikendalikan oleh Salim, menurut prospektus yang dirilis sebelum rapat pemegang saham.

Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava menuturkan, setelah rapat pemegang saham, rencana private placement telah disetujui.

Mengutip laman Nasdaq, Selasa (11/10/2022), Dileep menuturkan, Salim dan grup Bakrie akan mengendalikan perseroan setelah private placement. PT Bumi Resources Tbk akan memakai sebagian besar private placement untuk melunasi utang dari proses restrukturisasi utang yang diperkirakan sekitar USD 1,5 miliar, menurut prospektus.

"(penerbitan saham-red) sekitar 200 miliar saham dengan harga Rp 120 per saham. (Nilai private placement-red) Rp 24 triliun, untuk melunasi utang Bumi Resources,” ujar Dileep saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Setelah penjualan, investor akan memperoleh gabungan saham sekitar 58 persen dari Bumi Resources. Lebih dari 70 persen saham BUMI saat ini dimiliki oleh pemegang saham publik.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, saham BUMI naik 3,41 persen ke posisi Rp 182 per saham. Saham BUMI dibuka naik satu poin ke posisi Rp 177 per saham. Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 187 dan terendah Rp 177 per saham. Total frekuensi perdagangan 49.077 kali dengan volume perdagangan 49.023.196 saham dengan nilai transaksi Rp 889,7 miliar.

Pemegang saham Bumi Resources per 30 September 2022 antara lain HSBC-Fund SVS A/C Chendong sebesar 10,32 persen, NBS Clients sebesar 9,11 persen, Watiga Trust Ltd sebesar 5,36 persen, Long Haul Holdings Ltd sebesar 2,01 persen, PT Biofuel Indo Sumatra sebesar 1,57 persen, PT Bakrie Capital Indonesia sebesar 0,06 persen, dan masyarakat 71,57 persen.