Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI optimistis kinerja akan tetap tumbuh pada 2023. Lantaran, BNI mengambil langkah konservatif dalam menghadapi sejumlah tantangan, seperti inflasi dan kenaikan suku bunga.
Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Novita Anggraini menuturkan, pihaknya mengedepankan kualitas untuk rencana bisnis perseroan pada 2023 yang saat ini masih proses penyusunan. Selain itu, BNI akan tumbuh secara konservatif dan menargetkan pasar secara jangka panjang.
Baca Juga
“Rencana bisnis 2023 saat ini kami menyusun namun memang sebagai gambaran, dalam strategi bahwa kita mengedepankan kualitas dibandingkan kuantitas. Tentunya kita akan tumbuh secara konservatif kepada debitur-debitur yang memang sudah menjadi target market secara jangka panjang,” kata Novita dalam konferensi pers, Senin (24/10/2022).
Advertisement
Novita menuturkan, BNI fokus pada korporasi dengan top tier dan juga cross selling dari debitur-debitur tersebut serta value chain dari debitur-debitur tersebut.
"Secara guidance, kredit tumbuh sampai 7 sampai 9 persen. Kemudian, kami akan jaga menjaga NIM (net interest margin) itu di kisaran 4,5 sampai 4,7 persen. Pertumbuhan kredit kita akan tetap terus kita lakukan dengan strategi pertumbuhan yang konservatif, kemudian fokus pada pertumbuhan pada segmen yang menguntungkan baik itu dari sisi margin namun tetap kita jaga secara kualitas asetnya,” kata dia.
Dia mengatakan, dari sisi non performing loan (NPL) BNI terus membaik sampai dengan posisi September 2022 di kisaran 3 persen.
"Tentunya nanti kita harapkan tahun depan akan lebih baik lagi di kisaran 2,5 persen. Tentunya ini akan ada implikasi efisiensi dari sisi biaya kredit atau cost of fund nya sehingga kami optimis tahun depan kami bisa berada di kisaran 1,5 persen,” ujar dia.
Selain itu, semua perkiraan tersebut sudah diperhitungkan oleh perseroan jika stimulus restrukturisasi karena COVID-19 akan berakhir tahun depan.
"Kami tentu akan terus mengevaluasi proyeksi-proyeksi ini karena mempertimbangkan kondisi fluktuasi di market yang terus berkembang,” kata dia.
Dongkrak Kinerja Kredit
Sementara itu, dalam meningkatkan kinerja kredit, salah satu strategi yang dilakukan BNI yakni fokus kepada nasabah-nasabah (debitur) top tier atau regional champion di segmen-segmen industri yang prospektif. Hal tersebut diiringi manajemen risiko yang prudent.
"Kita melihat pertumbuhan BNI yang cukup baik sampai dengan semester II khususnya pada September 2022, di mana kami berhasil tumbuh 9,1 persen year on year. Salah satu strategi kami adalah kita fokus kepada nasabah-nasabah atau debitur-debitur top tier atau regional champion dengan di segmen-segmen industri yang perspektif,” ujar dia.
Novita mengaku, pertumbuhan kredit BNI ditopang oleh beberapa sektor, salah satunya korporasi.
"Jadi memang pertumbuhan kredit kami ini masih berada di segmen korporasi khususnya tier, kemudian regional champion, dan khususnya untuk sektor-sektor antara lain sektor manufaktur, SMFG, petrokimia, energi, konstruksi, dan agribisnis. Jadi itu penopangnya,” kata Novita.
Advertisement
Program BNI
Selain dari segmen korporasi, BNI juga melihat segmen large komersial dan segmen kecil sampai dengan September ini masih tumbuh positif.
"Sehingga kami juga terus membawanya karena memang segmen fokus large komersial dan segmen kecil yang merupakan value chain atau cross selling dari nasabah-nasabah korporasi akan kami garap. Segmen kecil juga akan terus kami terus mendorong program KUR tentunya ini ditujukkan untuk membantu akselerasi kinerja UMKM,” katanya.
Tak hanya itu, BNI juga akan melengkapinya dengan program-program pendampingan. Tujuannya adalah UMKM tersebut tidak hanya mampu tumbuh tapi juga mampu menembus pasar global.
“Kalau kita lihat lagi segmen consumer sampai dengan September 2022 masih tumbuh positif dan kita lihat ke depan juga masih menjadi engine of growth nya BNI khususnya di kredit griya, payroll, dan juga kartu kredit. Ini tentunya didukung dengan ekspansi bisnis kepada nasabah-nasabah top tier tapi kita juga terus mengimplementasikan strategi cross selling,” ujar dia.
Kinerja BNI hingga September 2022
Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI mencatatkan pertumbuhan laba bersih 76,8 persen secara tahunan mencapai Rp 13,7 triliun hingga September 2022.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, pertumbuhan laba yang sehat ini tetap dapat dicapai meskipun perseroan menerapkan strategi fungsi intermediasi selektif. Laba tersebut ditopang oleh pertumbuhan kredit sebesar 9,1 persen secara tahunan menjadi Rp 622,61 triliun.
"Pertumbuhan kredit sebesar 9,1 persen secara tahunan menjadi Rp 622,61 triliun dengan fokus pada segmen berisiko rendah, debitur top tier di setiap sektor industri prospektif, serta regional champion di masing-masing daerah. Diharapkan, eksposur kredit berkualitas tinggi ini berdampak pada perbaikan kualitas kredit dalam jangka panjang,” kata Royke dalam konferensi pers, Senin (24/10/2022).
Sebagai penopang pertumbuhan kredit, BNI mengandalkan pendanaan terutama dari current account savings account (CASA) yakni tabungan dan giro. Rasio CASA BNI mencapai 70,9 persen dari total dana pihak ketiga (DPK).
"Angka ini merupakan pencapaian yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir ini,” kata dia.
Dengan performa tersebut, Net Interest Income (NIM) BNI tumbuh 5,2 persen secara tahunan menjadi Rp 30,2 triliun.
Non-Interest Income juga tumbuh baik mencapai 7,8 persen secara tahunan menjadi Rp11 triliun, yang didorong oleh transaksi digital dan fee dari bisnis sindikasi, sehingga BNI mencetak pendapatan operasional sebelum pencadangan atau pre-rovisioning operating profit (PPOP) sebesar Rp 25,8 triliun atau meningkat 9,7 persen secara tahunan.
"Kami sangat bersyukur sampai dengan kuartal ketiga 2022 ini, kami dapat konsisten membukukan kinerja yang solid di tengah berbagai tantangan ekonomi global maupun domestik,” kata Royke.
Advertisement