Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 25 Oktober 2022 seiring investor menilai koreksi imbal hasil obligasi dan data baru ekonomi. Hal ini sebagai petunjuk lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi AS.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 337,12 poin atau 1,1 persen ke posisi 31.836,74. Indeks S&P 500 menguat 1,6 persen ke posisi 3.859,11. Indeks Nasdaq bertambah 2,2 persen ke posisi 11.199,12.
Baca Juga
Pergerakan wall street pada perdagangan Selasa pekan ini menambah reli tajam yang terlihat pada dua sesi perdagangan sebelumnya. Pada Senin, 24 Oktober 2022, indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik lebih dari 1 persen, sedangkan indeks Nasdaq bertambah 0,9 persen. Pada Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones melonjak lebih dari 700 poin.
Advertisement
Penurunan imbal hasil obligasi berkontribusi pada kenaikan terbaru. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun 15 basis poin ke posisi 4,087 persen. Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun susut tiga basis poin ke posisi 4,473 persen.
Chief Investment Officer Cornerstone Wealth, Cliff Hodge menuturkan, imbal hasil dan pergerakan indeks utama adalah tanda-tanda investor menggandakan di tengah harapan pelonggaran the Federal Reserve (the Fed).
Hodge mengatakan, data ekonomi yang dikeluarkan pada Selasa pekan ini juga merupakan titik harapan bagi investor yang mencari the Fed mengubah arah kenaikan suku bunga karena bank sentral mencoba untuk menekan inflasi.
Cermati Data Ekonomi AS
Indeks the S&P CoreLogic Case-Shiller 20-City House Price yang dirilis Selasa pekan ini menunjukkan harga rumah turun 1,3 persen di 20 kota intik yang dipelajari dari bulan ke bulan pada Agustus, tetapi masih 13,1 persen lebih tinggi dari tahun lalu. Indeks Keyakinan Konsumen juga turun menunjukkan pandangan ekonomi yang memburuk setelah prospek membaik dalam dua bulan.
“Ini pelangi setelah badai cukup besar,” ujar Chief Investment Officer of Multi-Asset Strategies and Solutions Voya Investment Management, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (26/10/2022).
Pihaknya melihat cukup banyak perlambatan dalam ekonomi sehingga tidak perlu khawatir tentang the Fed yang benar-benar menaikkan suku bunga melampaui apa yang sudah ditentukan.
“Saya pikir kita akhirnya sampai ke tempat di mana pasar telah memperhitungkan jumlah pengetatan the Fed yang tepat. Setelah Anda melakukan itu, ketidakpastian di pasar turun, dan kita bisa melihat harga lebih tinggi,” ujar dia.
Selain itu, pelaku pasar juga meneliti segelintir laporan perusahaan. Saham General Motors dan Coca-Cola masing-masing naik 3,6 persen dan 2,4 persen setelah melaporkan laba yang lebih kuat dari perkiraan. Saham Xerox anjlok 14 persen.
Advertisement
Menanti Rilis Laporan Keuangan Perusahaan
Sejauh musim ini, perusahaan telah membuktikan mungkin bernasib lebih baik daripada yang diantisipasi. Data FactSet menunjukkan, hingga Selasa pagi, 71 persen perusahaan dilaporkan kinerja melampaui harapan analis untuk laba per saham.
Di sisi lain, wall street mengincar laba kuartalan Big Tech. Alphabet dan Microsoft melaporkan kinerja setelah bel perdagangan. Sedangkan platform Meta, Amazon dan Apple menyusul pada akhir pekan ini. Mengingat ukuran dan kapitalisasi pasarnya yang besar, setiap pergerakan mungkin akan mendorong pasar untuk maju.
Presiden dan Chief Operating Officer Goldman Sachs, John Waldron menuturkan, inflasi adalah ancaman terbesar yang dihadapi perusahaan saat ini. “Inflasi adalah satu-satunya masalah terbesar yang harus kita tangani saat ini,” ujar Waldron di Power Lunch CNBC.
Ia mengatakan, tekanan upah dan kenaikan harga komoditas sangat menantang dan bisa memakan margin perusahaan. Konsumen AS, Waldron percaya orang AS tidak habiskan lebih sedikit tetap mereka mengganti.
Penutupan Wall Street 24 Oktober 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Senin, 24 Oktober 2022 seiring pelaku pasar mencoba mendorong kenaikan wall street yang terlihat sejak pekan lalu. Di sisi lain, pergerakan imbal hasil obligasi membebani pasar.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 417,06 poin atau 1,3 persen ke posisi 31.499,62. Indeks S&P 500 naik 1,2 persen ke posisi 3.797,34. Indeks Nasdaq menguat hampir 0,9 persen ke posisi 10.952,61.
Investor akan mengawasi laba dari nama-nama perusahaan teknologi besar. Kinerja laba dari Alphabet dan Microsft keluar pada perdagangan Selasa, 25 Oktober 2022. Sedangkan Apple dan Amazon dijadwalkan Kamis pekan ini.
“Ini semua tentang laba, dan dalam pandangan kami, laba masuk, jujur pada atau di bawah harapan,” ujar Chief Equity Strategist US Bank Wealth Management Division, Terry Sandven dikutip dari CNBC, Selasa (25/10/2022).
Ia menuturkan, data inflasi dan suku bunga keduanya mengatur langkah ke depan. Namun, investor saat ini berpegang teguh oada laba dan panduan ke depan selama puncak musim laporan keuangan.
Sementara itu, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun menguat pada perdagangan Senin, 25 Oktober 2022, pulih dari penurunan sebelumnya. Pada penutupan perdagangan, imbal hasil obligasi AS berada di kisaran 4,25 persen. Imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun naik dua poin sekitar 4,52 persen.
Pergerakan saham terjadi setelah minggu yang bergejolak untuk saham karena musim laporan keuangan kuartal III 2022 yang memanas. Rata-rata indeks acuan memiliki kenaikan mingguan terbesar sejak Juni 2022. Indeks Dow Jones bertambah 4,9 persen, indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 4,7 persen dan 5,2 persen.
Advertisement