Sukses

Nusantara Infrastructure Siapkan Rp 9 Triliun untuk Ekspansi

PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) telah akuisisi Jalan Tol Layang MBZ sebesar Rp 4,3 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) memperkirakan dana yang dibutuhkan untuk membiayai aksi korporasi sepanjang lima tahun ke depan bisa lebih dari Rp 9 triliun. 

Direktur Nusantara Infrastructure Omar Danni Hasan menjelaskan, pihaknya membutuhkan dana lebih dari Rp 9 triliun untuk menggarap sejumlah proyek. 

"Kalau diperkirakan dana yang dibutuhkan untuk lima tahun ke depan sekitar 9 triliun," kata Omar Danni dalam Media Briefing META, Kamis,27 Oktober 2022.

Salah satu aksi korporasi yang telah dilakukan, yakni akuisisi Jalan Tol Layang MBZ sebesar Rp 4,3 triliun.

"Untuk akuisisi Jalan Tol Layang MBZ Rp 4,3 triliun," kata dia.

Sedangkan, untuk saat ini Nusantara Infrastructure sedang melakukan persiapan proyek Tol Layang JORR Cikunir-Ulujami senilai Rp 3,8 triliun. "Persiapan seandainya proyek ini dijalankan Cikunir-Ulujami butuh Rp 3,8 triliun," ujar dia.

Selain itu, sebagian dana itu dibutuhkan untuk pengembangan Jalan Tol BSD dan akses menuju Makassar new port. Dana tersebut tidak hanya dari ekuitas perusahaan, akan tetapi ada kombinasi pilihan pendanaan lainnya.  "Ada dari internal cash dananya dan kemungkinan 50 persen obligasi," imbuhnya.

Sementara itu, Nusantara Infrastructure memproyeksikan pertumbuhan kinerja double digit pada tahun ini.

Perseroan menargetkan pertumbuhan kinerja pada 2023 lebih baik dari 2022. "Target kinerja 2023 akan lebih tinggi, kami optimis peningkatan 2023-2024 akan lebih besar lagi. Lima tahun kedepan dua kali lipat per tahun," kata Dani.

Bahkan, perseroan menargetkan kontribusi pendapatan tertinggi masih dari jalan tol. Sedangkan, sisanya dari air bersih dan energi baru terbarukan (EBT).

"Jalan Tol masih mayoritas 60-70 persen Jakarta, sisanya 30 persen water dan energi baru terbarukan (EBT)," ujar dia.

2 dari 4 halaman

Nusantara Infrastructure Bidik Tiga Sektor

Sebelumnya, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) memproyeksikan pertumbuhan kinerja dua digit pada 2023.

Direktur Nusantara Infrastructure Omar Dani Hasan menuturkan, pihaknya menargetkan pertumbuhan kinerja pada 2023 lebih baik dari 2022.

“Target kinerja 2023 akan lebih tinggi, kami optimis peningkatan 2023-2024 akan lebih besar lagi. Lima tahun kedepan dua kali lipat per tahun,” kata Dani dalam Media Briefieng Nusantara Infrastructure, Kamis (27/10/2022).

Selain itu, perseroan menargetkan kontribusi pendapatan tertinggi masih dari jalan Tol. Sedangkan, sisanya dari air bersih dan energi baru terbarukan (EBT).

"Jalan tol masih mayoritas 60-70 persen Jakarta, sisanya 30 persen water dan energi baru terbarukan (EBT),” ujar dia.

Sebelumnya, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) melalui entitas anak, PT Margautama Nusantara berencana akuisisi 40 persen saham PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) senilai Rp 4,4 triliun.

Merujuk keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa, 19 Juli 2022, PT Margautama Nusantara akan mengakuisisi 2,26 juta lembar saham JJC dari PT Jasa Marga (persero) Tbk (JSMR) selaku pihak penjual.

 

 

3 dari 4 halaman

Selanjutnya

JJC merupakan pengelola jalan tol ruas Jakarta—Cikampek Elevated atau yang saat ini dikenal sebagai Jalan Tol Mbz (Syeikh Mohamed bin Zayed). JJC memiliki modal dasar Rp 5,86 triliun dan modal ditempatkan atau disetor Rp 5,63 triliun dengan nilai nominal per saham yakni RP 1 juta. Sebesar 80 persen atau setara 4,7 juta lembar saham JJF saat ini dimiliki oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Sisanya 20 persen atau sekitar 1,13 juta lembar dimiliki oleh PT Ranggi Sugiono Perkasa. Informasi saja, perjanjian jual beli pengikatan jual beli saham telah ditandatangani oleh pembeli dan penjual pada 30 Juni 2022.

Selanjutnya, Nusantara Infrastructure berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 9 Agustus 2022 untuk meminta persetujuan pemegang saham atas rencana akuisisi itu.

Selain itu, rapat juga akan membahas perubahan anggota Dewan Komisaris, sehubungan dengan pengunduran didi Jose Ma Kamantigue Lim selaku Komisaris Utama Perseroan pada 14 Juli 2022. Pengunduran diri Jose Ma Kamantigue Lim akan berlaku efektif sejak tanggal 14 Juli 2022 dan akan disahkan dalam RUPS.

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Semester I 2022

Sebelumnya, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mengumumkan kinerja keuangan perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022.

Pada periode itu, perseroan berhasil mengukuhkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 35,38 miliar. Laba itu naik 46,05 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 24,22 miliar.

Pada semester I 2022, emiten pengelola tol milik grup Salim itu mencatatkan pendapatan sebesar Rp 397,9 miliar. Turun 16,51 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 476,6 miliar. Demikian mengutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (8/9/2022).

Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan turun menjadi Rp 146,64 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 287,19 miliar. Sehingga laba bruto tercatat sebesar Rp 251,47 miliar, naik dibanding semester I 2022 sebesar Rp 189,41 miliar. Beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 101,71 miliar dan beban usaha lainnya sebesar Rp 25,64 miliar. Sehingga laba usaha tercatat sebesar Rp 124,12 miliar, naik dari Rp 85,71 miliar pada semester I 2021.

Pada periode ini, perseroan juga mencatatkan penghasilan keuangan sebesar Rp 3,57 miliar, beban keuangan Rp 81,78 miliar, dan bagian laba bersih entitas asosiasi Rp 35,37 miliar. Dari rincian ini, setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 59,8 miliar, naik 54,48 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 38,7 miliar.

Aset Nusantara Infrastructuresampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 6,57 triliun, turun dibanding akhir Desember 2021 sebesar Rp 6,59 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 1,02 triliun dan aset tidak lancar Rp 5,54 triliun.

Liabilitas hingga Juni sebesar Rp 3,14 triliun, turub dari Rp 3,23 triliun pada akhir tahun lalu. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 552,1 miliar dan liabilitas jangka oanjang Rp 2,6 triliun. Sementara ekuitas tercatat sebesar Rp 3,43 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 3,36 triliun.