Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PLN akan melakukan due diligence setelah menandatangani perjanjian awal terkait pelepasan aset PLN yaitu PLTU Pelabuhan Ratu kepada perseroan.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arsal Ismail memastikan, rencana akuisisi PLTU tidak akan membebani kas perusahaan. Saat ini, perseroan masih membahas lebih lanjut kerangka kerja sama ke depannya. Bukit Asam juga akan melakukan analisa dari sisi teknis, keekonomian, lingkungan hingga analisa kelayakannya.
Baca Juga
"Termasuk nanti di dalamnya, kami juga akan melihat blended financing yang akan difasilitasi oleh Kementerian BUMN. Ini semuanya masih dalam proses,” kata Arsal dalam paparan kinerja perseroan, Kamis (27/10/2022).
Advertisement
Harapannya, aksi ini dapat memberikan manfaat optimal bagi PTBA dan PLN serta tidak mengganggu komposisi keuangan PTBA. Malahan, lanjut Arsal, lewat aksi ini harusnya memberikan dampak positif pada keuangan PTBA.
Lantaran, di samping kita mendukung program pemerintah, lewat aksi ini nantinya PLN juga tetap akan menjadi off taker dalam rantai pasok batu bara domestik oleh perseroan. Sehingga ada kepastian penjualan batu bara PTBA ke PLN.
"Kalau dikaitkan dengan kondisi keuangan PTBA, kami sangat hari-hati dan prudence. Ini baru principal framework, nantinya akan kami tindak lanjuti mengikuti aturan aturan baik kami sebagai perusahaan terbuka dan aturan-aturan yang ada di (internal) kami,” imbuh Arsal.
Bukit Asam Kantongi Laba Rp 10 Triliun hingga Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sukses melanjutkan kinerja positif hingga kuartal III 2022. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 10 triliun, naik 110 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu (year on year/yoy) sebesar Rp 4,8 triliun.
Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail menjelaskan, capaian laba bersih itu didukung dengan pendapatan sebesar Rp 31,1 triliun, meningkat 60 persen dibanding periode sama tahun lalu.
"Kenaikan kinerja ini didorong oleh pemulihan ekonomi global maupun nasional yang meningkatkan permintaan batu bara, serta kenaikan harga batu bara yang signifikan," imbuh Arsal dalam konferensi pers kinerja Bukit Asam Kuartal III, Kamis (27/10/2022).
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harga Batu Bara Acuan (HBA) meningkat sekitar 101 persen persen dari USD 158,50 per ton pada Januari 2022 menjadi USD 319,22 per ton pada September 2022.
"Kinerja gemilang ini juga didukung kinerja operasional perseroan yang solid di sepanjang Kuartal III 2022. Mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, perseroan menerapkan efisiensi berkelanjutan secara optimal,” kata Arsal.
Advertisement
Produksi dan Penjualan Kuartal III 2022
Total produksi batu bara Bukit Asam hingga kuartal III 2022 mencapai 27,7 juta ton, meningkat 21 persen dibanding kuartal III 2021 yang sebesar 22,9 juta ton. Sedangkan penjualan batu bara PTBA sampai dengan kuartal III 2022 sebanyak 23,5 juta ton, tumbuh 12 persen secara tahunan.
"Porsi penjualan ekspor PTBA terus meningkat dari 33 persen pada kuartal I 2022, 38 persen pada kuartal II 2022, dan mencapai 44 persen pada kuartal III 2022. Peningkatan porsi ekspor pada kuartal II dan III tersebut menyebabkan porsi ekspor sampai dengan kuartal III 2022 tercatat sebesar 38 persen dari seluruh penjualan," ujar Arsal.
Sementara, realisasi Domestic Market Obligation (DMO) hingga kuartal III 2022 tercatat sebesar 14,4 juta ton atau 159 persen dari target tahunan.
Bukit Asam Ekspor 40 Persen Produksi Batu Bara hingga Akhir 2022
PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID memperkirakan ekspor batu bara perseroan sebesar 40 persen hingga akhir tahun. Sementara sisanya sebesar 60 persen akan dialokasikan untuk penjualan di dalam negeri.
“Mungkin sampai dengan akhir tahun akan memperoleh ekspor sekitar 38 sampai 40 persen. Karena dalam pelaksanaannya, meskipun harga batu bara di luar negeri atau ekspor meningkat, kami sebagai BUMN tetap harus memperhatikan mempertimbangkan kondisi kondisi di dalam negeri,” kata Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail dalam konferensi pers kinerja Bukit Asam Kuartal III 2022, Kamis (27/10/2022).
Hingga kuartal III 2022, porsi penjualan ekspor Bukit Asam terus meningkat dari 33 persen pada kuartal I 2022, 38 persen pada kuartal II 2022, dan mencapai 44 persen pada kuartal III 2022. Peningkatan porsi ekspor pada kuartal II dan III tersebut menyebabkan porsi ekspor sampai dengan kuartal III 2022 tercatat sebesar 38 persen dari seluruh penjualan.
Ekspor batu bara perseroan didominasi oleh negara di kawasan Asia, antara lain India, China, Jepang dan beberapa negara lain di kawasan itu. Sementara hanya sebagian kecil yang diekspor ke Eropa.
“Untuk yang ke Eropa hanya sebagian kecil. Kami terus melakukan penjajakan, tapi sementara ini didominasi oleh negara-negara di Asia,” kata Arsal.
Adapun realisasi Domestic Market Obligation (DMO) hingga kuartal III 2022 tercatat sebesar 14,4 juta ton atau 159 persen dari target tahunan. Arsal mengatakan, penjualan dalam negeri terutama untuk memenuhi permintaan dari PLN.
Advertisement