Liputan6.com, Jakarta - PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) mencatat kenaikan pendapatan dan laba bersih hingga September 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (30/10/2022), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk membukukan pendapatan Rp 9,09 triliun hingga September 2022. Pendapatan tersebut naik 12,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,07 triliun.
Baca Juga
Beban pokok pendapatan bertambah 16,58 persen menjadi Rp 7,01 triliun hingga kuartal III 2022. Beban pokok pendapatan pada periode sama tahun lalu Rp 6,01 triliun. Laba kotor naik tipis 0,65 persen dari Rp 2,06 triliun hingga kuartal III 2021 menjadi Rp 2,08 triliun hingga kuartal III 2022.
Advertisement
Beban usaha distribusi dan penjualan naik menjadi Rp 747,05 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 705,96 miliar. Beban umum dan administrasi turun menjadi Rp 273,57 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 278,49 miliar.
Perseroan membukukan laba selisih kurs naik menjadi Rp 13,30 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,02 miliar. Dengan melihat kondisi tersebut, perseroan mencatat laba periode berjalan naik 29,40 persen menjadi Rp 594,13 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 459,11 miliar.
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk mencatat laba per saham dasar dan dilusi naik menjadi Rp 66 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 58.
Total ekuitas naik menjadi Rp 11,56 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 11,18 triliun. Total liabilitas turun menjadi Rp 10,14 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 10,30 triliun.
Aset naik menjadi Rp 21,71 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 senilai Rp 21,49 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 269,60 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 290,56 miliar.
Solusi Bangun Indonesia Tebar Dividen Rp 23,98 per Saham
Sebelumnya, Perusahaan semen dan beton jadi, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) membagikan dividen sebesar Rp 23,98 per saham. Total dividen Rp 216,28 miliar atau sebesar 30 persen dari total laba bersih perseroan pada 2021.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Solusi Bangun Indonesia Lilik Unggul Raharjo melalui paparan publik bersama media dan para analis yang diselenggarakan secara virtual setelah terlaksananya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat, 8 April 2022.
Pada 2021, Solusi Bangun Indonesiaberhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 720,93 miliar. Sementara sisanya sebesar 70 persen atau setara Rp 504,65 miliar akan digunakan untuk mendanai kegiatan operasional perseroan.
Hal tersebut merupakan hasil Keputusan RUPST yang telah diselenggaran PT Solusi Bangun Indonesia Tbk pada Jumat, 8 April 2022.
Selain terkait pembagian laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021, perseroan juga menghasilkan berbagai keputusan lain dari RUPST tersebut, yaitu:
1.Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan termasuk Laporan Direksi terkait Pertanggungjawaban Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek terlebih Dahulu (HMETD) II tahun 2021 per 31 Desember 2021 dan pengesahan atas Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021.
2.Menetapkan penggunaan laba bersih pada tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021, baik untuk pembagian dividsn dan juga modal kerja.
3.Menunjuk Akuntan Publik Theodorus Bambang Dwi K. Andri dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Imelda & Rekan (Deloitte Touche Tohmatsu) sebagai Auditor Independen Perseroan untuk melakukan audit atas pembukuan Perseroan untuk Tahun Buku 2022.
4.Menyetujui pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menentukan tantiem tahun buku 2021 dan remunerasi (gaji, fasilitas dan tunjangan) tahun buku 2022 untuk Direksi.
5.Menyetujui penetapan tantiem tahun buku 2021 dan remunerasi (gaji/honorarium, fasilitas dan tunjangan) tahun buku 2022 untuk Dewan Komisaris.
Advertisement
Dibayangi Kenaikan Harga Batu Bara
Lilik menambahkan, meski kondisi saat ini belum bisa dibilang pulih jika dibandingkan sebelum pandemi, tetapi masih dibayangi kondisi market overcapacity serta kenaikan harga batu bara, SBI mampu mempertahankan kinerja positif.
Sinergi dengan SIG membantu SBI mencapai total volume penjualan semen dan terak sebesar 13,4 juta ton atau naik sebesar 12,4 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Membaiknya volume penjualan juga dialami bisnis beton jadi dengan pertumbuhan penjualan sebesar 25,4 persen menjadi 1,1 juta m3, dan agregat sebesar 48,7 perse menjadi 913 ribu ton.
Pendapatan SBI pada 2021 tercatat meningkat sebesar 10,9 persen menjadi sebesar Rp11,2 triliun dari sebelumnya sebesar Rp10,1 triliun pada tahun 2020.
Meski Beban Pokok Pendapatan perseroan pada 2021 meningkat 17,3 persen dibandingkan di 2020, karena peningkatan produksi sejalan dengan kenaikan volume penjualan, sehingga Laba Kotor perseroan di 2021 menurun menjadi sebesar Rp2,8 triliun dibandingkan sebesar Rp2,9 triliun di 2020.
"Kinerja positif yang berhasil kami raih di tengah berbagai tantangan berat di 2021 lalu, merupakan bukti ketahanan dan kemampuan kami beradaptasi dengan terus menggali potensi untuk menghadirkan dan mengembangkan solusi-solusi inovatif”, kata Lilik.
Selain berhasil meningkatkan pemanfaatan bahan bakar alternatif hingga 11,43 persen dibandingkan di 2020 yang mencapai 8,80 persen, SBI juga memperkenalkan LocooCrete, solusi beton dengan material ramah lingkungan untuk menurunkan tingkat emisi CO2 dalam beton hingga 30 persen.
Partisipasi di Proyek Strategis
Perseroan juga berpartisipasi pada proyek-proyek strategis antara lain proyek PLTU Suralaya di Banten dan proyek Kereta Api Cepat Jakarta – Bandung sepanjang 142,3 km yang dikerjakan oleh High Speed Railway Contractor Consortium.
Seperti halnya proyek besar lainnya di sektor energi, pembangunan PLTU membutuhkan spesifikasi dan kualitas material yang tinggi dengan pelayanan yang andal. Berkat sinergi dengan SIG, Perseroan mampu menjawab tantangan tersebut melalui 3 jenis semen, yaitu tipe 1 (EzPro), tipe 2 (PwrPro), dan tipe 5 (DuPro+).
Sedangkan Proyek Kereta Api Cepat yang direncanakan rampung akhir tahun 2022 ini, menggunakan agregat dari tambang Perseroan di Maloko, Jawa Barat, untuk pembuatan girder precast dengan spesifikasi teknis yang ketat dan konsisten.
"Kita terus optimis untuk memenuhi kebutuhan pasar. Meski ada tantangan karena ada kenaikan harga batubara dan kenaikan harga listrik," ujar dia.
"Kami terus berupaya optimalkan capital expenditure (capex), antara lain untuk pembangunan Jety Tuban. Selain itu ada capex untuk sustainability development, capex untuk alternative fuel, dan juga digitalisasi," ia menambahkan.
Advertisement