Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada Senin (31/10/2022), menjelang data aktivitas pabrik China yang dijadwalkan akan dirilis. Selain itu, pasar menantikan pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed akhir pekan ini.
Mengutip CNBC, pada Jumat, 28 Oktober 2022 di AS, indeks saham utama masing-masing melonjak 2 persen karena optimisme inflasi mungkin melambat.
Baca Juga
Indeks Hong Kong Hang Seng anjlok 1 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Hang Seng teknologi menanjak 1 persen. Saham perusahaan game turun lebih dari dua persen setelah casino tutup karena kasus COVID-19.
Advertisement
Di bursa saham China, indeks Shanghai turun 0,57 persen dan indeks Shenzhen tergelincir 0,375 persen. Indeks Nikkei 225 naik 1,39 persen di awal perdagangan, dan indeks Topix naik sekitar 1 persen.Indeks Kospi Korea Selatan menambahkan 0,58 persen dan Kosdaq 0,83 persen lebih tinggi.
Di Australia, S&P/ASX 200 juga ditambah 1 persen . Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen
Biro Statistik Nasional China diperkirakan akan merilis data Indeks Manajer Pembelian pada Senin, dan analis memperkirakan angka 50, menurut survei Reuters. Akhir pekan ini, the Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan dan mengumumkan keputusan suku bunganya. Beberapa negara akan melaporkan data inflasi minggu ini.
Indeks Manajer Pembelian resmi China untuk Oktober diperkirakan akan datar dari September, menurut survei Reuters. Angka tersebut diperkirakan akan mencapai 50, titik yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi. Cetakan PMI membandingkan aktivitas dari bulan ke bulan.
Pada September, ekonomi menambah pembacaan PMI 50,1. Wall Street akan mengamati pernyataan the Fed dengan cermat minggu ini untuk tanda-tanda bank sentral AS akan mengurangi laju kenaikan suku bunganya.
Menurut alat CME FedWatch, para pedagang percaya ada kemungkinan 80 persen bahwa the Fed menaikkan suku tiga perempat poin pada Rabu. Itu akan membawa kisaran target bank sentral menjadi 3,75 persen hingga 4 persen.
Di luar itu, bagaimanapun, pasar terlihat lebih tidak pasti. Hanya ada kemungkinan 44 persen dari kenaikan lain sebesar itu pada Desember.
Penutupan Bursa Saham Asia pada 28 Oktober 2022
Sebelumnya, bursa saham Hong Kong sentuh level terendah sejak 2009, dan memimpin koreksi di bursa saham Asia Pasifik. Di sisi lain, indeks Hang Seng turun 3,66 persen ke posisi 14.863,06. Sebelumnya indeks Hong Kong Hang Seng turun lebih dari 4 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Hang Seng teknologi terpangkas 5,56 persen.
Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,87 persen ke posisi 6.785,70. Indeks Jepang Nikkei terpangkas 0,88 persen ke posisi 27.105,20. Indeks Topix susut 0,34 persen ke posisi 1.899,05. Yen Jepang ditransaksikan di posisi 146. Bank sentral Jepang pertahankan bunga acuan rendah.
Sementara itu, indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,89 persen ke posisi 2.268,40. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 1,89 persen.
Di China, indeks Shanghai turun 2,25 persen ke posisi 2.915,93. Indeks Shenzhen melemah 3,24 persen ke posisi 10.401,84.
Advertisement
Penutupan Wall Street 28 Oktober 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Jumat, 28 Oktober 2022 setelah data ekonomi menunjukkan inflasi yang melambat dan konsumen yang stabil. Wall street menanjak meski saham Amazon anjlok.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melesat 828,52 poin atau 2,6 persen lebih tinggi ke posisi 32.861,80. Indeks S&P 500 bertambah hampir 2,5 persen ke posisi 3.901,06. Indeks Nasdaq melesat 2,9 persen ke posisi 11.102,45.
Selama sepekan, indeks acuan membukukan kenaikan. Wall street mencatat kenaikan dalam empat minggu berturut-turut untuk indeks Dow Jones. Indeks Dow Jones bertambah 5,7 persen dalam sepekan, dan catat kinerja terbaik sejak Mei 2022. Kenaikan indeks Dow Jones ini juga berada di jalur untuk bulan terbaiknya sejak Januari 1976.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 3,9 persen dan 2,2 persen pada pekan ini. Pasar saham telah bergejolak pekan ini seiring investor melepas saham teknologi menyusul hasil dan prospek yang lemah dari Microsoft, Alphabet dan Meta. Investor beralih ke saham yang sensitif secara ekonomi akan diuntungkan jika ekonomi AS dapat melewati resesi.
Pada saat yang sama, investor telah menemukan harapan dalam data yang keluar selama sepekan yang menunjukkan inflasi mungkin mereda, meningkatkan optimisme the Federal Reserve (the Fed) dapat mematahkan tren kenaikan suku bunga 75 basis poin setelah pertemuan November 2022.
“Data inflasi sebenarnya tidak terlalu buruk. Laba tidak besar, tetapi tidak buruk. Ketika anda memiliki jalan tengah itu, itu membatu pasar saham,” ujar Chief Investment Officer Verance, Megan Horneman, dikutip dari CNBC, Sabtu (29/10/2022).
Selanjutnya
Di sisi lain, saham Amazon anjlok 6,8 persen setelah perusahaan membukukan pendapatan kuartalan yang lebih lemah dari perkiraan dan mengeluarkan panduan penjualan kuartal IV yang mengecewakan pada Kamis pekan ini. Saham Apple naik 7,5 persen.
Raksasa teknologi melaporkan pendapatan iPhone yang lebih lemah dari perkiraan pada Kamis pekan ini, tetapi mengalahkan perkiraan wall street untuk pendapatan dan laba kuartalan.
Apple dan pemain lain lebih positif seperti Intel yang telah memberikan investor pijakan dalam apa yang dilihat sebagian pelaku pasar sebagai sektor teknologi yang sangat bergejolak, kemudian memberikan tekanan ke atas kepada Nasdaq yang sarat teknologi. Hal itu disampaikan CEO of Infrastructure Capital Management Jay Hatfield.
Ia menuturkan, pasar juga didorong saham raksasa minyak Chevron dan Exxon Mobil yang masing-masing naik 1,2 persen dan 2,9 miliar setelah keduanya dilaporkan mengalahkan harapan.
“Apple benar-benar satu-satunya bintang, jika Anda mau, dari saham teknologi kapitalisasi besar. Ini hanya pasar unik,” ujar Hatfield.
Advertisement