Liputan6.com, Jakarta - PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli menetapkan harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) sebesar Rp 450. Harga saham perdana perseroan tersebut dekati batas atas dari kisaran Rp 410-Rp 460 per saham.
Mengutip laman e-ipo, Selasa (1/11/2022), Blibli akan melepas saham sebanyak-banyaknya 17,77 miliar atau sebesar 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Dengan demikian, calon emiten dengan kode BELI ini membidik dana segar senilai Rp 7,99 triliun.
Baca Juga
Selain itu, perseroan juga akan alokasikan sebanyak-banyaknya 55 juta saham atau sekitar 0,31 persen dari saham yang ditawarkan pada saat IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan (employee stock allocation/ESA) sebesar 55 juta saham.
Advertisement
Perseroan juga akan alokasikan hak opsi kepada manajemen dan karyawan menjadi sebanyak-banyaknya 3,65 miliar saham atau sekitar 2,99 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, pelaksanaan ESA, MESOP. Pemberikan hak opsi dalam MESOP dapat dilaksanakan oleh perseroan hingga 20 Desember 2024.
Perseroan akan memakai dana IPO antara lain sekitar Rp 5,5 triliun untuk pembayaran utang ke perbankan. Sedangkan sisanya akan digunakan oleh perseroan dan entitas anak sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha perseroan.
Untuk melaksanakan IPO, PT Global Digital Niaga Tbk telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT BCA Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas.
Jadwal:
Efektif : 31 Oktober 2022
Masa penawaran umum : 2 – 4 November 2022
Tanggal penjatahan : 4 November 2022
Distribusi saham secara elektronik : 7 November 2022
Tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia : 8 November 2022
Alasan Blibli Mantap IPO di Tengah Potensi Resesi
Sebelumnya, PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli tengah dalam proses penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO).
Dalam aksi ini, Blibli menerbitkan sebanyak-banyaknya 17.771.205.900 lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Harga pelaksanaan dipatok pada rentang Rp 410— Rp 460 per saham. Dengan demikian, entitas Grup Djarum ini berpotensi meraup modal Rp 7,29 triliun hingga Rp 8,17 triliun dari IPO.
Saat ini, Blibli tengah memasuki periode bookbuilding dan akan berakhir pada 24 Oktober 2022. CEO Tiket.com, George Hendrata menuturkan, pencatatan saham Blibli di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menyusul sejumlah perusahaan B2C di luar negeri yang melakukan aksi serupa dan mencatatkan laba positif.
PT Global Digital Niaga Tbk saat ini memiliki tiga lini bisnis utama, yakni Blibli untuk e-commerce, Tiket.com agen perjalanan daring, dan ritel melalui PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC). George menerangkan, perusahaan memiliki addressable market yang cukup besar mencapai USD 436 miliar. Rinciannya, Blibli USD 150 miliar, Tiket.com USD 41 miliar, dan Ranch Market USD 245 miliar.
Advertisement
Kenapa di BEI?
"Jadi sebenarnya dari tiga ini saja digabung, menjalankan omnichannel dengan sinergi yang tinggi kita lihat ini akan jadi perusahaan teknologi besar di Indonesia, yang akan berkelanjutan dan berlaba positif dalam waktu singkat,” kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (18/10/2022).
Di sisi lain, sinergi ketiga entitas itu memungkinkan integrasi data konsumen, Sehingga bisa dilakukan personalisasi lebih baik. Hal ini juga dapat menekan biaya untuk akuisisi konsumen.
Kenapa di BEI?
Pada kesempatan yang sama, CEO dan Co-Founder Blibli, Kusumo Martanto menilai pasar Indonesia cukup prospek dibandingkan sejumlah pasar negara lain, bahkan saat krisi baru-baru ini. Baik dari sisi pertumbuhan ekonomi, keyakinan konsumen hingga PMI hingga neraca perdagangan yang masih surplus saat banyak negara anjlok.
"Jadi artinya aktivitas ekonomi itu terus berputar. IHSG kita bahkan jadi satu dari 5 negara di dunia yang pertumbuhannya positif. Kita beruntung tinggal di Indonesia,” kata dia.
Blibli IPO, Grup Djarum Setia Jadi Sponsor Utama
Sebelumnya, PT Global Digital Niaga Tbk mengungkapkan komitmen Grup Djarum untuk tetap menjadi pengendali utama perusahaan.
Corporate Secretary dan Investor Relation Blibli, Eric Alamsjah Winarta mengatakan, grup Djarum telah berkomitmen dalam jangka panjang terhadap perseroan, bahkan sejak awal berdirinya Blibli.
"Ke depannya komitmen dari sponsor kami ini akan ada terus. Mungkin bisa dilihat juga dari struktur IPO yang sudah dijelaskan, yang kita tawarkan semuanya saham baru,” kata Eric dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (18/10/2022).
Blibli menawarkan saham perdana 17,77 miliar saham ke publik dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Jumlah saham itu sebanyak-banyaknya setara 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Harga penawaran saham perdana perseroan di kisaran Rp 410-Rp 460 per saham.
Dengan demikian, perseroan membidik dana IPO Rp 8,17 triliun. "Itu artinya sponsor kami tidak berniat sama sekali untuk exit. Bahkan sponsor kami ingin berpartner dengan pemegang saham publik untuk berbagai upside atau share upside ke depannya,” imbuh Eric.
Mengutip prospektus Blibli, Grup Djarum melalui PT Global Investama Andalan menjadi pengendali Blibli dengan kepemilikan 697.182.200 lembar saham atau setra 96,45 persen saham Blibli sebelum IPO.
Advertisement