Sukses

Laba Gudang Garam Susut 63,78 Persen hingga Kuartal III 2022

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) membukukan kinerja keuangan beragam dengan mencatatkan pendapatan tetapi laba susut hingga kuartal III 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatatkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 93,92 triliun.

Raihan itu naik 2,01 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 92,07 triliun. Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 86,23 triliun dari Rp 81,67 triliun pada September 2021. Sehingga laba bruto perseroan pada September 2022 turun menjadi Rp 7,69 triliun dari Rp 10,19 triliun pada September 2021.

Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan lainnya sebesar Rp 170,58 miliar, beban usaha Rp 5,74 triliun beban lainnya Rp 2,9 miliar dan laba kurs Rp 27,67 miliar. Dari rincian itu, laba usaha perseroan merosot jadi Rp 2,15 triliun dari Rp 5,32 triliun pada September 2021.

Beban bunga juga bengkak menjadi Rp 204,92 miliar dari Rp 41,57 miliar pada September 2021. Setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,5 triliun. Laba ini turun 63,78 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,13 triliun.

Dari sisi aset Gudang Garam, hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 83,7 triliun, turun dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 89,96 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 51,23 triliun dan aset tidak lancar Rp 32,47 triliun.

Liabilitas hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 27,24 triliun, turun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 30,68 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 24,95 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 2,29 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 turun menjadi Rp 56,46 triliun dari Rp 59,29 triliun. 

2 dari 4 halaman

Alasan Gudang Garam Bangun Bandara di Kediri

 

Sebelumnya, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tegaskan tak ada keterkaitan nasib industri rokok dengan proyek pembangunan Bandara Dhoho, Kediri, Jawa Timur.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Gudang Garam, Heru Budiman menegaskan, pembangunan bandara di Kediri ini tidak ada kaitannya dengan exit strategi perseroan dari industri rokok.

Heru mengakui adanya penurunan kinerja, utamanya sejak pandemi covid-19. Bersamaan dengan itu, pemerintah menaikkan tarif cukai hasil tembakau hingga 23 persen pada 2020, sehingga kinerja perseroan tergerus signifikan. Kendati begitu, ia menjelaskan bahwa pembangunan bandara ini telah diinisiasi bahkan sebelum pandemi covid-19.

“Bandara itu punya tujuan. Tentu kita harapkan profit, tapi lebih banyak tujuannya itu menyediakan airport di Kediri. Sehingga penduduk atau semua yang di sekitar bisa dapatkan manfaat jangka panjang, dan GGRM juga akan nikmati. “Yang jelas, airport itu tidak ada hubungannya dengan industri rokok ini,” kata Heru dalam Public Expose Live 2022, Jumat (16/9/2022).

Proyek Bandara Kediri ini akan memiliki landasan pacu atau runway dibuat sepanjang 3.300 meter, disebut mampu didarati oleh Boeing 777. Meski diakui terdapat sejumlah hambatan, tetapi Heru memastikan proses pembangunan tetap berlanjut, dan ditargetkan rampung tahun depan.

“Memang mungkin ada gangguan sedikit, yaitu cuaca atau curah hujan atau covid-19, tapi proyek bandara akan tetap jalan dan diperkirakan bisa selesai di akhir tahun 2023. Mudah-mudahan,” kata Heru.

 

3 dari 4 halaman

Anak Usaha Gudang Garam Siap Bangun Bandara Kediri Rp 10,8 Triliun

Sebelumnya, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) telah menandatangani perjanjian kerjasama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU) sehubungan dengan pembangunan bandara baru di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Pada 7 September 2022, perseroan melalui entitas anak, PT Surya Dhoho Investama (SDHI) melakukan penandatanganan KPBU dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan selaku penanggung jawab proyek kerjasama (PJPK).

Penandatangan perjanjian KPBU itu merupakan tindak lanjut dari ditetapkannya Gudang Garam sebagai badan usaha pemrakarsa oleh Kemenhub berdasarkan surat nomor PL/101/1/9 PHB 2021 tanggal 1 Maret 2021 tentang persetujuan studi kelayakan proyek KPBU Bandar Udara Baru di Kabupaten Kediri.

 

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Serta berdasarkan pengumuman hasil pengadaan badan usaha baru di Kabupaten Kediri yang diterbitkan oleh panitia pengadaan badan usaha pelaksana KPBU Bandar Udara Baru di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, nomor PL.104/02.A/7/Panpel-Kediri-2022 tanggal 22 Juli 2022 tentang surat penunjukan langsung badan usaha, yang ditujukan kepada perwakilan resmi kerja sama operasi (KSO) PT Gudang Garam Tbk.

“PT Angkasa Pura I (Persero) telah menyampaikan penunjukan langsung KSO PT Gudang Garam Tbk dalam proyek KPBU Bandar Udara Baru di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang kemudian ditindaklanjuti oleh perseroan dengan ditetapkannya SDHI sebagai badan usaha pelaksana (BUP) KPBU Bandar Udara di Kabupaten Kediri, Jawa Timur,” ujar Sekretaris Perusahaan Gudang Garam, Heru Budiman dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (9/9/2022).

Berdasarkan perjanjian KPBU itu, jangka waktu kerjasama adalah 50 tahun sejak tanggal operasi komersial tahap I. Lebih lanjut, penandatanganan perjanjian KPBU Bandara Kediri ini tidak memiliki dampak terhadap kegiatan operasional, hukum, dan kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan.