Sukses

Laba Semen Indonesia Tumbuh 18,92 Persen hingga Kuartal III 2022

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) membukukan kinerja keuangan beragam hingga September 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mengumumkan capaian kinerja hingga kuartal III 2022. Pada periode tersebut, perseroan mengalami penurunan pendapatan 0,19 persen menjadi Rp 25,28 triliun dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 25,33 triliun.

Merujuk laporan keuangan perseroan, ditulis Kamis (3/11/2022), pendapatan tersebut ditopang paling besar oleh penjualan semen senilai Rp 21,02 triliun. Kemudian, diikuti penjualan terak senilai Rp 1,89 triliun, penjualan beton jadi dan siap pakai senilai Rp 1,26 triliun, serta penjualan bahan bangunan non-semen senilai Rp 458,60 miliar.

Beban pokok pendapatan juga naik tipis menjadi Rp 17,93 triliun dibanding kuartal III 2021 sebesar Rp 17,65 triliun.

Laba bruto perseroan pada kuartal III 2022 turun 4,3 persen menjadi Rp 7,34 triliun dari Rp 7,67 triliun di kuartal III 2021.

Pada periode yang sama, beban penjualan tercatat sebesar Rp 2,02 triliun, serta beban umum dan administrasi Rp 2 triliun. Penghasilan keuangan Rp 55,21 miliar, dan beban keuangan Rp 957,72 miliar.

Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 18,92 persen hingga kuartal III 2022 sebesar Rp 1,65 triliun dibanding kuartal III 2021 sebesar Rp 1,38 triliun. Laba per saham dasar menjadi Rp 278 dari sebelumnya Rp 234.

Hingga September 2022, aset Semen Indonesia tercatat sebesar Rp 74,05 triliun, menurun dari posisi akhir Desember sebesar Rp 76,50 triliun. 

Liabilitas hinggakuartal III 2022 tercatat sebesar Rp 31,58 triliun, turun dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 34,94 triliun. 

Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik tipis menjadi Rp 40,79 triliun dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 39,78 triliun.

 

 

2 dari 4 halaman

Rights Issue Semen Indonesia

Sebelumnya, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) akan gelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Pada aksi tersebut, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1.070.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 100 atau mewakili sebanyak-banyaknya 18,04 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Pemerintah selaku pemegang 51 persen saham perseroan akan melaksanakan HMETD dalam bentuk non tunai atau Inbreng. Yakni berupa 7.499.999.999 saham Seri B atau mewakili 75,51 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR). Melalui rencana inbreng, perseroan akan menjadi pemegang saham mayoritas pada SMBR.

Selanjutnya Perseroan bersama dengan SMBR akan saling bersinergi untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak yang pada akhirnya akan memberikan value bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan.

 

3 dari 4 halaman

Inbreng Saham SMBR

Manajemen PT Semen Indonesia Tbk menjelaskan, pelaksanaan inbreng saham SMBR oleh pemerintah dibutuhkan persetujuan dari pihak ketiga oleh SMBR. Saat ini, persetujuan dari pihak ketiga tersebut sedang diproses oleh Semen Baturaja.

Lebih lanjut, dengan terlaksananya rencana transaksi tersebut maka berpotensi menciptakan sinergi yang memberikan value creation sehingga dapat meningkatkan profitabilitas secara grup. Value creation tersebut dapat tercipta melalui beberapa aspek utama antara lain marketing & penjualan, supply chain Management (SCM), Produksi, Pengadaan, dan Fungsi Kunci lainnya.

"Value creation yang berpotensi tercipta selama kurun waktu 5 tahun adalah sebesar Rp 1,66 triliun. Bagi pemegang saham, dengan meningkatnya profitabilitas perseroan maka akan meningkatkan value perusahaan dan potensi memberikan deviden yang lebih besar," tulis manajemen dalam prospektus, dikutip Kamis (3/11/2022).

4 dari 4 halaman

Dana Rights Issue

Catatan saja, jika saham baru yang ditawarkan dalam PMHMETD ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang melakukan pemesanan tambahan, secara proporsional berdasarkan HMETD yang telah dilaksanakannya. Dalam hal pemegang saham tidak melaksanakan HMETD miliknya, maka persentase kepemilikannya atas perseroan akan terdilusi hingga sebanyak-banyaknya sebesar 15,28 persen. 

Perseroan akan mengalolasikan dana hasil rights issue untuk kebutuhan Environmental, Social and Governance (ESG) dan Circular Economy. Yakni dengan meningkatkan kapabilitas perseroan dalam rangka pemanfaatan bahan bakar dan bahan baku alternatif serta pemusnahan limbah.

Sisanya akan dialokasikan untuk mendanai rencana-rencana yang bertujuan untuk mendukung peningkatan kinerja perusahaan yang akan terus dievaluasi dan bersifat dinamis mengikuti dinamika internal dan eksternal perseroan.

Â