Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat (4/11/2022), karena pasar terus memproses kenaikan suku bunga 75 basis poin bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).
Indeks Hong Kong menguat 3,43 persen, indeks Hang Seng teknologi naik 4,82 persen. Di bursa saham China, indeks Shenzhen mendaki 0,89 persen, dan indeks Shanghai menguat 0,79 persen. Sementara itu, indeks Nikkei 225 Jepang turun 2 persen pada awal perdagangan. Topix turun 0,8 persen.
Baca Juga
Di Korea Selatan, indeks Kospi menurun secara fraksional. Indeks Kosdaq turun 0,36 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang sedikit berubah. Indeks MSCI Asia Pasifik menguat 0,7 persen.
Advertisement
Indeks S&P/ASX 200 Australia tergelincir 0,23 persen. Reserve Bank of Australia dijadwalkan untuk merilis pernyataan kebijakan moneter Jumat nanti. Rapat pemegang saham Qantas dan data penjualan ritel Singapura juga dijadwalkan pada Jumat, 4 November 2022.
Laporan ketenagakerjaan AS bulanan dijadwalkan akan dirilis nanti. Ekonom memperkirakan 205.000 pekerjaan ditambahkan pada Oktober, dan memperkirakan tingkat pengangguran tetap di 3,5 persen, menurut Dow Jones.
Semalam, saham AS turun untuk sesi keempat berturut-turut. Dow Jones Industrial Average turun 146,51 poin, atau 0,46 persen, menjadi ditutup pada 32.001,25.
Sedangkan, indeks S&P 500 turun 1,06 persen menjadi berakhir di 3.719,89. Kemudian, Nasdaq Composite turun 1,73 persen menjadi menetap di 10.342,94.
Penutupan Bursa Saham Asia pada 3 November 2022
Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Kamis, 3 November 2022 setelah kepala the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell beri sinyal kenaikan suku bunga lagi dan hentikan sementara pengegatan kebijakan masih terlalu dini.
Indeks Hong Kong Hang Seng anjlok 3,11 persen, dan catat koreksi terbesar di bursa saham Asia Pasifik. Indeks Hang Seng teknologi melemah 3,49 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai turun 0,19 persen ke posisi 2.997,81. Indeks Shenzhen susut 0,34 persen ke posisi 10.840,06.
Di Australia, indeks ASX 200 merosot 1,84 persen ke posisi 6.857,90. Indeks Kospi tergelincir 0,33 persen ke posisi 2.329,17. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 2,01 persen. Sedangkan bursa saham Jepang libur.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada Kamis 3 November 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Kamis, 3 November 2022. Wall street melemah untuk sesi keempat berturut-turut.
Koreksi wall street terjadi setelah the Federal Reserve (the Fed) menyampaikan kenaikan suku bunga acuan 75 basis poin dan isyaratkan pivot atau penurunan suku bunga tidak akan datang dalam waktu dekat.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 146,51 poin atau 0,46 persen ke posisi 32.001,25. Indeks S&P 500 tergelincir 1,06 persen ke posisi 3.719,89. Indeks Nasdq melemah 17,3 persen ke posisi 10.342,94.
Di sisi lain, imbal hasil obligasi melonjak seiring pelaku pasar mencerna kenaikan suku bunga terbaru memberi tekanan ke saham. Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun mencapai level tertinggi sejak Juli 2007. Sementara itu, imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik 9 basis poin menjadi 4,15 persen.
“The Fed terus menekan saham AS karena dampak dari putaran pertama kenaikan akhirnya terasa. Saham tidak akan terlalu menyakitkan di sini, tetapi mereka akan melunak hingga pasar sedikit lebih hawkish dari the Fed,” ujar Analis Oanda Ed Moya, dikutip dari CNBC, Jumat (4/11/2022).
Sentimen The Fed
Pelaku pasar telah mengantisipasi kenaikan suku bunga 0,75 persen dan awalnya membaca pernyataan the Fed sebagai dovish. Pelaku pasar juga menyarankan kenaikan yang lebih kecil di masa depan.
Pergerakan saham sempat menguat pada Rabu, 2 November 2022. Namun, kenaikan tersebut berbalik ketika ketua the Fed Jerome Powell mengatakan “prematur” untuk membahas jeda kenaikan suku bunga dan apa yang disebut tingkat terminal, atau tingkat di mana suku bunga mencapai puncak kemungkinan akan lebih tinggi dari yang dinyatakan the Fed sebelumnya.
“Kami masih memiliki beberapa cara untuk pergi dan data yang masuk sejak pertemuan terakhir menunjukkan tingkat bunga tertinggi akan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya,” ujar dia.
Banyak yang memperkirakan pasar akan terus jungkir balik hingga jelas inflasi telah melunak dan the Fed akan berhenti menaikkan suku bunga.
Advertisement