Sukses

Direktur Bank Mandiri Beli Saham BMRI Rp 3 Miliar

Direktur PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Sigit Prastowo membeli saham BMRI bertahap pada 28 Oktober dan 3 November 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Sigit Prastowo membeli 300.000 lembar saham BMRI secara bertahap pada 28 Oktober dan 3 November 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Jumat (4/11/2022), Sigit Prastowo membeli saham BMRI sebanyak 300.000 lembar saham. Sehingga, saat ini Sigit Prastowo menggenggam 1.093.400 saham BMRI atau setara dengan 0,00234 persen.

Seperti diketahui, Sigit Prastowo membeli saham BMRI sebanyak 100.000 lembar dengan harga Rp 10.100 pada 28 Oktober 2022. Kemudian, ia kembali memborong saham BMRI sebanyak 200.000 lembar dengan harga Rp 9,975 pada 3 November 2022. Dengan demikian, nilai transaksi pembelian saham tersebut mencapai Rp 3 miliar. 

“Tujuan transaksi adalah untuk investasi dengan status kepemilikan langsung,” tulis Sekretaris Perusahaan Mandiri, Rudi As, dikutip Jumat (4/11/2022).

Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 3 November 2022, saham BMRI naik 0,99 persen ke posisi Rp 10.175 per saham.  Saham BMRI berada di level tertinggi Rp 10.200 dan terendah Rp 9.950 per saham. Total volume perdagangan saham 60.066.000 saham. Nilai transaksi Rp 606 miliar. Total frekuensi perdagangan 9.397 kali.

Sebelumnya, laba bersih konsolidasi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) hingga sembilan bulan pertama 2022 sudah melampaui capaian pada 2021. Adapun, bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu laba bersih bank berkode emiten BMRI ini sudah tumbuh 59,4 persen secara year on year (YoY) menembus Rp 30,7 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menuturkan, pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan.

2 dari 4 halaman

Kredit Perseroan

Hasilnya, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat sampai dengan akhir September 2022 berhasil tumbuh 14,28 persen secara YoY mencapai Rp 1.167,51 triliun. Pertumbuhan kredit jauh di atas  pertumbuhan industri pada September 2022 sebesar 11 persen YoY. Darmawan menilai, peningkatan kredit Bank Mandiri tentunya tidak terlepas dari fundamental ekonomi Indonesia yang masih solid.

"Dalam mendorong penyaluran kredit, kami tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah. Pencapaian kinerja Bank Mandiri yang solid juga selaras dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh di tengah ketidakpastian global,” tutur dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 26 Oktober 2022.

Fungsi intermediasi yang impresif tersebut, lanjut Darmawan, merata di seluruh segmen. Salah satunya adalah kredit korporasi yang menjadi pilar utama bisnis Bank Mandiri tumbuh positif sebesar 12,2 persen YoY menjadi Rp 410 triliun per akhir September 2022.

Kinerja Bank Mandiri juga terlihat dari sisi profitabilitas yang terus meningkat. Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 23,28 persen atau naik 822 basis poin (bps) secara YoY. Sementara posisi net interest margin (NIM) konsolidasi terjaga solid di level 5,42 persen.

 

 

3 dari 4 halaman

Kehadiran Livin dan Kopra

Darmawan menambahkan upaya transformasi digital Bank Mandiri juga telah membuahkan hasil yang positif. Hasil ini tercermin dari transaksi digital Bank Mandiri melalui Livin’ dan Kopra by Mandiri yang tumbuh signifikan. Tercatat saat ini Livin’ by Mandiri telah diunduh lebih dari 18 juta kali dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.

Melalui serangkaian inovasi yang dilakukan dalam setahun terakhir, aplikasi perbankan super lengkap milik Bank Mandiri ini telah mampu melayani 500 juta transaksi.  Adapun, nilai transaksi Livin’ by Mandiri pada kuartal III 2022 telah menembus Rp 630 triliun atau tumbuh sekitar 50 persen secara YoY.

Sedangkan untuk layanan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri, telah berhasil mengelola Rp 13.420 triliun transaksi hingga kuartal III 2022 atau tumbuh 27 persen secara YoY. Pertumbuhan pengguna Kopra by Mandiri, yang kini juga telah hadir dalam versi mobile app, juga meningkat hampir dua kali lipat dalam satu tahun terakhir menjadi 68 ribu pengguna.

"Kehadiran Livin’ dan Kopra by Mandiri juga turut menyumbang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) khususnya dana murah yang signifikan. Ini membuktikan bahwa transformasi digital yang dilakukan Bank Mandiri telah berhasil berkontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan dengan tren yang terus membaik,” imbuh Darmawan.

4 dari 4 halaman

NPL Perseroan

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bank Mandiri konsisten menjaga kualitas aset. Hal ini tercermin dari posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 2,3 persen per September 2022. Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode September 2021 yang sempat menyentuh 3,1 persen atau telah turun sebesar 80 basis poin (bps).

Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan yang memadai. “Sampai dengan kuartal III 2022 kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio mencapai 292 persen, meningkat dari posisi kuartal III tahun sebelumnya yang sebesar 247 persen,” tutur Darmawan.

Adapun, hingga akhir September 2022, posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri makin melandai menjadi Rp 45,6 triliun. Jumlah ini sudah jauh lebih rendah dari September 2021 yang sempat mencapai Rp 90,1 triliun, atau menurun 49,38 persen secara YoY.

Penurunan ini menurut Darmawan, didorong oleh pelunasan dan pembayaran cicilan debitur, dan bisnis para debitur yang sudah kembali normal. Di samping itu, peran Pemerintah dan regulator dalam menanggulangi Covid-19 di Tanah Air telah terbukti berhasil dan ekonomi telah kembali pulih bahkan tumbuh menguat dibandingkan posisi sebelum pandemi Covid-19.

Berkat disiplin dalam mengimplementasikan manajemen risiko, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri secara bank only pun berhasil ditekan menjadi 1,3 persen per September 2022. Jauh lebih baik bila dibandingkan periode setahun sebelumnya 2,1 persen.