Sukses

Pendapatan Chandra Asri Naik 3,5 Persen hingga Kuartal III 2022, Ini Pendorongnya

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk meraih pendapatan naik 3,5 persen menjadi USD 1,94 miliar hingga kuartal III 2022.Namun, perseroan cetak rugi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan kinerja keuangan beragam hingga September 2022. Chandra Asri Petrochemical mencatat kenaikan pendapatan tetapi alami rugi.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (7/11/2022), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk meraih pendapatan naik 3,5 persen menjadi USD 1,94 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,88 miliar.

Hal ini seiring harga penjualan rata-rata lebih tinggi USD 1.292/T selama sembilan bulan pertama 2022 dibandingkan periode sama tahun lalu USD 1.145/T dengan volume penjualan lebih rendah sebesar 1.568 KT dari periode sembilan bulan 2021 sebesar 1.651 KT.

Beban pokok pendapatan bertambah 24,3 persen menjadi USD 1,95 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,57 miliar. Beban pokok pendapatan naik sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku dengan rata-rata Naphta pada USD 851/T pada sembilan bulan pertama 2022 dibandingkan dengan rata-rata USD 619/T pada sembilan bulan pertama 2021.

Perseroan alami rugi kotor USD 8,64 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya catat laba kotor USD 306,79 juta.

Perseroan alami sejumlah kenaikan beban antara lain beban penjualan naik menjadi USD 47,69 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 42,77 juta. Beban umum dan administrasi naik menjadi USD 31,28 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 26,44 juta. Kemudian beban keuangan bertambah menjadi USD 58,02 juta hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 49,48 juta.

EBITDA perseroan turun menjadi USD 11,1 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 313,7 juta.

Chandra Asri pun membukukan rugi bersih setelah pajak sebesar USD 111,1 juta pada sembilan bulan pertama 2022 dibandingkan USD 166,7 juta pada sembilan bulan pertama 2021.

Aset perseroan tercatat USD 4,81 miliar per 30 September 2022, turun 3,6 persen dari USD 4,99 miliar per 31 Desember 2021. Total liabilitas lebih rendah sebesar USD 1,97 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode 31 Desember 2021 sebesar USD 2,06 miliar.

2 dari 3 halaman

Harga Minyak Menguat Bebani Kinerja

Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi menuturkan, Perseroan menghadapi tantangan eksternal selama sembilan bulan pertama 2022 dari harga minyak mentah yang tetap tinggi rata-rata di atas US$100 per barel (sekitar 51 persen lebih tinggi dari 9 bulan tahun 2021) sebagai akibat dari ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.

“Selain itu, terdapat permintaan yang rendah dari China karena lockdown COVID-19, dan efek musiman Lebaran,” ujar dia seperti dikutip dari keterangan tertulis dalam keterbukaan informasi BEI, ditulis Senin, 7 November 2022.

Sementara itu, spread produk tetap rendah dan pada akhirnya menghasilkan keuntungan dan margin yang terkompresi.

Dalam masa yang tidak pasti ini, Perseroan terus mempertahankan kebijakan keuangan yang hati-hati untuk mengatasi volatilitas sambil mempertahankan neraca yang kuat, dengan liquidity pool sebesar USD 2,285.9 juta yang terdiri dari USD1,144.4 juta kas dan setara kas, USD798.8 juta surat berharga, dan USD342.7 juta fasilitas committed revolving credit yang tersedia.

 

3 dari 3 halaman

Lunasi Pinjaman

Selama kuartal ketiga, Perseroan telah melunasi seluruh sisa Pinjaman JBIC untuk merampingkan komitmen keuangan dan menyelaraskan persyaratan fasilitas pembiayaan yang ada.

 Perseroan juga terus mendapat dukungan kuat dari pasar modal dengan kelebihan pemesanan (oversubscription) atas penerbitan obligasi senilai Rp2 triliun dan kesuksesan pelaksanaan pemecahan saham dengan rasio 1:4 untuk meningkatkan likuiditas saham.

“Bank mitra utama kami juga terus menunjukkan kepercayaan terhadap fundamental bisnis kami, dengan kemitraan fasilitas pinjaman berjangka senilai USD100 juta dari Bank OCBC NISP dan penandatanganan fasilitas pembiayaan Sustainability-Linked Trade pertama UOB di Indonesia,” kata Suryandi.

Perseroan juga membuat langkah dalam aspek ESG, dengan peringkat dari Sustainalytics yang menempatkan Chandra Asri dalam 1 persentil teratas di sub-industri Kimia Komoditas Global. Selain itu, Perseroan juga bekerjasama dengan Sinar Mas Land untuk pengaspalan jalan dengan campuran sampah plastik sepanjang 56,138 m2 di BSD City.

“Kami juga akan terus secara proaktif mendorong kemitraan dan partisipasi multi-stakeholder sebagai bagian dari upaya kami untuk menjadi bagian dari solusi untuk menciptakan ekonomi sirkular di Indonesia,” kata Suryandi.