Liputan6.com, Jakarta - Harga batu bara tengah dalam tren turun. Hal ini mendorong aksi jual pada saham batu bara. Pada awal perdagangan Jumat (11/11/2022), saham INDY melemah 7 persen, saham UNTR susut 5,2 persen dan ADRO tergelincir 4,4 persen.
Merujuk pemberitaan Liputan6.com sebelumnya, harga batu bara Acuan (HBA) Indonesia pada November 2022 tercatat mengalami penurunan sebesar USD 22,77 per ton atau 7,39 persen dibanding HBA Oktober ke angka USD 308,2 per ton.
Baca Juga
Kondisi pasokan gas Eropa punya pengaruh besar dalam menentukan fluktuasi besaran HBA. Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya memperkirakan tren penurunan ini masih akan berlanjut hingga akhir tahun.
Advertisement
"Harga batu bara masih berpotensi turun tapi diperkirakan masih terjaga di atas USD 300 per ton hingga akhir 2022 karena permintaan yang tinggi meskipun supply lebih banyak dari perkiraan,” kata dia kepada Liputan6.com, Jumat (11/11/2022).
Menurut Cheryl, terkoreksinya harga komoditas batu bara ditengarai beberapa hal. Pertama, musim dingin yang ternyata lebih hangat di Eropa, sehingga persediaannya cukup. Kedua, sumber energi alternatif dari batu bara yaitu gas alam saat ini mengalami penurunan harga.
Selain itu, kembali naik lagi kasus C19 di China sehingga permintaan batu bara rendah di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi negeri tirai bambu itu akibat pembatasan kegiatan.
"Rekomendasinya wait and see dulu dan cermati saham yang diuntungkan dari penurunan harga batu bara, seperti SMGR dan INTP,” kata dia.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Investor Asing Buru Saham Emiten Bank hingga Batu Bara
Sebelumnya, investor asing kembali membukukan aksi beli bersih saham sekitar Rp 4,7 triliun pada 5-9 September 2022. Tercatat investor asing membeli saham perbankan dan komoditas
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin, (11/9/2022), investor asing membukukan aksi beli Rp 23,84 triliun dan aksi jual Rp 19,11 triliun. Dengan demikian, selama sepekan, aksi beli bersih saham oleh investor asing Rp 4,7 triliun. Sepanjang 2022, investor asing membukukan aksi beli bersih saham sebesar Rp 72,46 triliun.
Selama sepekan, investor asing membeli saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 4,2 triliun, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 2,2 triliun, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 1,6 triliun, PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp 1,1 triliun.
Kemudian saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 879,9 miliar, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebesar Rp 494,8 miliar, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) sebesar Rp 477,6 miliar, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebesar Rp 359,8 miliar, PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) sebesar Rp 319,8 miliar dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) senilai Rp 263,4 miliar. Demikian mengutip data RTI.
Advertisement
Kata Analis
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan ini, aliran dana investor asing yang masuk ke emiten perbankan dan batu bara. Hal ini dipengaruhi oleh harga komoditas sehingga masih cenderung menarik.
"Kemudian dari rilis data ekonomi nasional yang dapat dikatakan baik diperkirakan juga menjadi daya tarik investor asing terhadap IHSG,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Aksi investor asing yang membeli saham bank dan batu bara ini dinilai dapat dicermati pelaku pasar. “Ya dapat dilihat secara teknikalnya, pelaku pasar masih dapat memilih emiten batu bara yang kecenderungannya masih belum naik signifikan dan dapat dijadikan buy on weakness terlebih dahulu,” kata dia.
Pembukaan IHSG 11 November 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambung tajam pada awal perdagangan Jumat (11/11/2022). Penguatan IHSG mengikuti bursa saham global yang melesat dan manyoritas sektor saham melambung.
Mengutip data RTI, IHSG naik 1,02 persen ke posisi 7.037 pada pukul 09.11 WIB. Pada pembukaan perdagangan, IHSG cenderung stagnan di posisi 6.966,99. Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.065,49 dan terendah 7.034,23. Sebanyak 302 saham menguat dan 114 saham melemah. 173 saham diam di tempat. Indeks LQ45 bertambah 1,36 persen ke posisi 1.003. Mayoritas indeks acuan menghijau.
Total frekuensi perdagangan 156.143 kali dengan volume perdagangan 5,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 2,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.670.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXenergy melemah 0,54 persen dan indeks sektor saham IDXhealth melemah 0,03 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno melambung 2,15 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXfinance mendaki 1,89 persen dan indeks sektor saham IDXbasic menguat 1,48 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXindustry menanjak 0,47 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal bertambah 0,32 persen dan indeks sektor saham IDXsiklikal naik 0,32 persen.
Selain itu, indeks sektor saham IDX property bertambah 0,84 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur naik 0,64 persen, dan indeks sektor saham IDXtransportasi menguat 0,92 persen.
Advertisement