Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) bersama anak usaha perseroan PT Indika Energy Infrastructure (IEI) mendirikan perusahaan baru bernama PT Indika Medika Nusantara (IMAN).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (14/11/2022), PT Indika Energy Tbk mendirikan PT Indika Medika Nusantara sebagai perusahaan sub-holding untuk rencana ekspansi kegiatan usaha perseroan di sektor kesehatan.
Baca Juga
Anak-anak perusahaan dari dari IMAN selanjutnya dapat melakukan kegiatan usaha antara lain manufaktur untuk alat kesehatan dan obat farmasi, perdagangan besar untuk alat kesehatan dan obat farmasi, serta aktivitas penunjang jasa kesehatan lainnya.
Advertisement
“Penyertaan saham perseroan dan IEI dalam IMAN merupakan langkah perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha ke sektor kesehatan,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk, Adi Pramono.
Adapun pemegang saham Indika Medika Nusantara antara lain PT Indika Energy Tbk sebesar 99,99 persen, Indika Energy Infrastructure sebesar 0,0025 persen.
Pada perdagangan Senin, 14 November 2022 pukul 10.46 WIB, saham INDY naik 4,09 persen ke posisi Rp 2.800 per saham.
Saham Indika Energy dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 2.700 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 2.810 dan terendah Rp 2.700 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.167 kali dengan volume perdagangan 99.619 saham. Nilai transaksi Rp 27,5 miliar.
Indika Energy Kucurkan Rp 20 Miliar untuk Perusahaan Mobil Listrik
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya PT Mitra Motor Group (MMG) menyertakan saham dalam PT Energi Makmur Buana yang bergerak di bidang industri kendaraan listrik roda empat atau mobil listrik pada 17 Oktober 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa 18 Oktober 2022, penyertaan saham dilakukan MGM dalam bentuk konversi atas pinjaman Rp 20 miliar yang telah diberikan oleh MMG kepada Energi Makmur Buana (EMB) berdasarkan perjanjian pinjaman yang wajib dikonversi pada 16 September 2022.
Setelah penyertaan saham berlaku efektif, susunan pemegang saham Energi Makmur Buana adalah MMG sebesar 49 persen, PT Buana Auto Sejahtera sebesar 51 persen.
“Penyertaan saham ini merupakan langkah strategis perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha ke sektor kendaraan listrik, khususnya kendaraan listrik roda empat di Indonesia,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk Adi Pramono dalam keterbukaan informasi BEI.
Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Rabu, 19 Oktober 2022, saham INDY naik tipis 0,32 persen ke posisi Rp 3.090 per saham. Saham INDY dibuka stagnan Rp 3.080 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 3.130 dan terendah Rp 3.050 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.909 kali. Total volume perdagangan 61.619 saham dengan nilai transaksi Rp 19 miliar.
Advertisement
Mengintip Rencana Indika Energy Usai Akuisisi Tambang Bauksit
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya PT Indika Mineral Investindo (IMI) telah menyelesaikan pengambilalihan 100 persen saham di PT Perkasa Investama Mineral (PIM) pada Senin, 26 September 2022.
Transaksi merupakan salah satu langkah perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha ke sektor non-batu bara khususnya mineral bauksit. Dalam waktu dekat, Head of Investor Relations Indika Energy, Ricardo Silaen mengatakan unit usaha ini difokuskan untuk kegiatan produksi.
Ke depan, perseroan tidak menutup kemungkinan untuk membangun smelter untuk garap potensi bauksit dari hulu hingga hilir.
“Karena ini masih baru, fokus prioritas utama untuk produksi. Arah jangka panjang kita akan bangun smelter. Nanti akan kembangkan riset… Arahnya mungkin lebih ke alumina ke depannya,” kata Ricardo dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu, 1 Oktober 2022.
PT Indika Energy Tbk melalui anak usahanya merogoh USD 5 juta atau setara Rp 74,89 miliar untuk akuisisi 100 persen saham PIM. PT Perkasa Investama Mineral ini memiliki kegiatan usaha untuk melakukan aktivitas konsultasi manajemen dan perdagangan besar logam dan bijih logam.
PIM memiliki dua anak perusahaan yaitu PT Mekko Metal Mining yang bergerak di bidang usaha pertambangan bijih bauksit dan PT Perkasa Alumina Indonesia yang bergerak di bidang usaha industri pembuatan logam dasar bukan besi atau smelter. Adapun dalam penambangan bauksit, PIM telah bermitra dengan Petrosea dan tidak ada perubahan usai akuisisi.
"Kalau bauksit yang kita sudah akuisisi itu sudah kerjasama dengan Petrosea untuk melakukan mining contracting,” ujar Ricardo.
Pada Desember tahun lalu, PT Petrosea Tbk (PTRO) mengumumkan perolehan kontrak senilai USD 100 juta untuk proyek bauksit dengan jangka waktu 5 tahun. Diketahui, pihak-pihak yang melakukan kontrak dengan Petrosea adalah PT Mekko Metal Mining sebagai klien dan PT Perkasa Investama Mineral sebagai penanggung dari pihak klien.
Indika Energy Buyback Surat Utang Setara Rp 447 Miliar
PT Indika Energy Tbk (INDY) telah membeli sebagian surat utang 5,875 persen yang jatuh tempo 2024 dengan jumlah pokok USD 29,01 juta atau sekitar Rp 447,02 miliar (asumsi kurs Rp 15.404 per dolar AS).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 14 Oktober 2022, ditulis Senin (16/10/2022), pembelian kembali surat utang Indika Energytersebut merepresentasikan 5,05 persen dari nilai pokok awal surat utang 2024.
Setelah pelaksanaan pembelian kembali, jumlah terutang dari surat utang 2024 adalah USD 333,37 juta atau sekitar Rp 5,13 triliun yang mewakili sekitar 57,98 persen dari jumlah pokok awal surat utang 2024.
"Tidak terdapat dampak khusus atas penyampaian keterbukaan informasi ini, mengingat penyampaian keterbukaan informasi ini merupakan pemenuhan kewajiban keterbukaan informasi berdasarkan POJK 31,” tulis perseroan.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 14 Oktober 2022, saham INDY melemah 0,94 persen ke posisi Rp 3.150 per saham.
Saham INDY dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 3.200 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 3.210 dan terendah Rp 3.140 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.645 kali dengan volume perdagangan 117.964 saham. Nilai transaksi Rp 37,4 miliar.
Advertisement