Sukses

Neraca Perdagangan Oktober 2022 Catat Surplus, IHSG Justru Melemah Tipis

IHSG melemah tipis 0,02 persen ke posisi 7.017,80 hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa, 15 November 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada sesi pertama perdagangan saham, Selasa (15/11/2022) meski Indonesia catat neraca perdagangan surplus hingga Oktober 2022.

Mengutip data RTI, IHSG melemah tipis 0,02 persen ke posisi 7.017,80 hingga penutupan perdagangan sesi pertama. Indeks LQ45 naik 0,07 persen ke posisi 1.011,76. Sebagian besar indeks acuan beragam. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.048,39 dan terendah 6.999,23.

Sebanyak 225 saham menguat dan 269 saham melemah. 201 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 938.781 kali dengan volume perdagangan 17,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.539.

Sektor saham hampir berimbang untuk menguat dan melemah. Pada sesi pertama, indeks sektor saham IDXtechno melemah 0,75 persen, dan pimpin koreksi terbesar.  Diikuti indeks sektor saham IDXsiklikal tergelincir 0,52 persen, indeks sektor saham IDXhealth merosot 0,22 persen, indeks sektor saham IDXbasic susut 0,20 persen, indeks sektor saham IDXfinance turun 0,15 persen dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur tergelincir 0,08 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXenergy menguat 0,09 persen, indeks sektor saham IDXindustry bertambah 0,12 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal menanjak 0,28 persen. Selain itu, indeks sektor saham IDXproperty mendaki 0,10 persen dan indeks sektor saham IDXtransportasi menanjak 0,07 persen.

Pergerakan IHSG hingga sesi pertama perdagangan ini di tengah pengumuman neraca perdagangan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). mengumumkan, neraca perdagangan barang Oktober 2022 mencatat surplus sebesar USD 5,67 miliar.

"Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Oktober 2022 ini kalau kita lihat trennya ke belakang, membukukan surplus selama 30 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Selasa, 15 November 2022, seperti dikutip dari Kanal Bisnis Liputan6.com.

2 dari 4 halaman

Top Gainers-Losers pada 15 November 2022

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham ZATA melambung 21,31 persen

-Saham KOPI melambung 12,21 persen

-Saham IFSH melambung 11,52 persen

-Saham AMMS melambung 10 persen

-Saham EURO melanbung 9,89 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham PEHA melemah 6,99 persen

-Saham FIRE melemah 6,94 persen

-Saham PICO melemah 6,93 persen

-Saham VICO melemah 6,92 persen

-Saham IRRA melemah 6,92 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham ANTM senilai Rp 283,2 miliar

-Saham BUMI senilai Rp 260,7 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 195,2 miliar

-Saham ADMR senilai Rp 163,9 miliar

-Saham ASII senilai Rp 146 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

-Saham UFOE tercatat 50.993 kali

-Saham PICO tercatat 41.241 kali

-Saham ZATA tercatat 32.706 kali

-Saham PDPP tercatat 29.478 kali

-Saham BIMA tercatat 28.065 kali

 

3 dari 4 halaman

Neraca Perdagangan Pecah Rekor dalam 30 Bulan

Sebelumnya, sektor perdagangan Indonesia tak henti-henti mencatat surplus neraca perdagangan. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, neraca perdagangan barang Oktober 2022 mencatat surplus sebesar USD 5,67 miliar.

"Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Oktober 2022 ini kalau kita lihat trennya ke belakang, membukukan surplus selama 30 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Selasa (15/11/2022).

Surplus neraca dagang ini didapat berkat nilai ekspor per Oktober 2022 mencapai USD 24,81 miliar, atau naik 0,13 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara tahunan atau year on year (YoY), itu naik 12,30 persen dibanding ekspor Oktober 2021 yang sebesar USD 22,09 miliar.

"Kalau kita lihat total ekspor kita September 2022 secara month to month, sebesar USD 24,78 miliar. Kemudian di Oktober mengalami peningkatan USD 24,81 miliar," jelas Setianto.

Selain itu, kenaikan angka ekspor ini turut disumbang oleh meroketnya ekspor migas secara month to month, dari USD 1,31 miliar menjadi USD 1,38 miliar, atau terjadi peningkatan 4,93 persen.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Sebaliknya, ekspor nonmigas secara month to month justru mengalami penurunan, atau tumbuh minus 0,14 persen dari USD 23,47 miliar menjadi USD 23,43 miliar.

Di sisi lain, nilai impor Oktober 2022 tercatat sebesar USD 19,14 miliar. Jumlah tersebut masih lebih kecil secara bulanan atau month to month dibanding angka impor September 2022.

"Secara total nilai impor di bulan oktober, dibandingkan September 2022 yang sebesar USD 19,81 miliar atau mengalami penurunan sebesar minus 3,40 persen," terang Setianto.

Kendati secara bulanan atau month to month turun, nilai impor Oktober 2022 secara tahunan (year on year/YoY) masih tetap lebih tinggi dari Oktober 2021. Itu mengalami peningkatan 17,44 persen, dari USD 16,29 miliar menjadi USD 19,14 miliar.