Liputan6.com, Jakarta - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) atau EMP siap menjajaki sektor energi terbarukan. Direktur PT Energi Mega Persada Tbk, Edoardus Ardianto mengatakan, perseroan berencana untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya atau solar panel dan tenaga angin (wind power) untuk memproduksi energi.
"EMP ada rencana untuk masuk dalam sektor energi terbarukan, khususnya untuk solar panel dan wind power. Namun saat ini kami belum bisa tentukan aset atau lokasi dari proyek tersebut," kata Edoardus dalam paparan publik perseroan, Kamis (17/11/2022).
Baca Juga
Adapun dalam waktu dekat, perseroan masih akan melanjutkan pengembangan di blok Malacca Strait, blok Bentu dan blok B dengan melakukan pengeboran dua sumur eksplorasi dan enam sumur pengembangan sampai dengan akhir 2022.
Advertisement
Selain itu, perseroan juga tengah mengembangkan seismik 3D di KKS Gebang yang direncanakan rampung pada pertengahan 2023.
"Rencana pengembangan seismik 3D di KKS Gebang ini sudah dimulai, Rencananya ditargetkan selesai semester I 2023. Sekitar Mei atau Juni 2023,” imbuh Edoardus.
Perseroan juga berencana melakukan pengembangan KKS Kangean dan usulan perpanjangan kontrak serta pengembangan KKS Sengkang. Untuk mendukung rencana pengembangan itu, perseroan menyiapkan belanja modal sekitar USD 150 juta untuk tahun depan.
Adapun hingga September 2022, perseroan telah merealisasikan sekitar USD 81 juta atau 81 persen dari belanja modal yang disiapkan untuk tahun ini. "Capex 2023 sekitar USD 150 juta, dominan akan dipakai untuk pengembangan blok-blok yang saat ini sudah ada di perseroan. Termasuk Malacca Strait, Bentu, blok B, Tonga, South CPP, dan Sengkang,” kata Edoardus.
Target Produksi pada 2023
Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menargetkan kenaikan produksi minyak dan gas (migas) hingga 15 persen pada tahun depan. Dengan begitu, perseroan berharap kinerja keuangan juga mampu terkerek.
"Kami targetkan kenaikan produksi 10 persen hingga 15 persen, kombinasi dari minyak dan gas. Diharapkan dari kenaikan produksi migas bisa menaikkan penjualan dan laba bersih perseroan tahun depan,” kata Direktur PT Energi Mega Persada Tbk, Edoardus Ardianto dalam paparan publik perseroan, Kamis (17/11/2022).
Adapun untuk tahun ini, perseroan menargetkan produksi minyak dan gas mencapai 40 ribu barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/BOEPD). Hingga kuartal III 2022, perseroan telah mencatatkan total produksi 39.237 BOEPD.
"Proyeksi target produksi tahun ini masih inline dengan target full year 2022. Kami targetkan sekitar 40 ribu-an BOEPD, gabungan antara minyak dan gas,” ujar Edoardus.
Adapun produksi minyak hingga September 2022 tercatat sebesar 5.148 BOEPD, sisanya 34.089 BOEPD merupakan jumlah produksi gas. Penjualan minyak dan gas pada periode ini mencapai USD 344 juta. Terdiri dari penjualan minyak senilai USD 98 juta dengan harga penjualan rata-rata USD 86,49 per barel. Sedangkan penjualan gas tercatat sebesar USD 246 juta dengan harga rata-rata USD 6,16 per MMBTU.
"Mengingat masih terjadi situasi geopolitik dan krisi energi di Eropa, kami harapkan harga minyak masih bisa stabil untuk beberapa tahun ke depan. Terutama untuk gas mengingat produksi perseroan didominasi oleh gas,” tandasnya.
Advertisement
Belanja Modal pada 2023
Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) atau EMP menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 150 juta atau sekitar Rp 2,35 triliun (kurs Rp 15.670 per USD).
Direktur PT Energi Mega Persada Tbk, Edoardus Ardianto mengatakan, mayoritas belanja modal akan dialokasikan untuk pengembangan blok-blok eksisting.
"Capex 2023 sekitar USD 150 juta, dominan akan dipakai untuk pengembangan blok-blok yang saat ini sudah ada di perseroan. Termasuk Malacca Strait, Bentu, Blok B, Tonga, South CPP, dan Sengkang," kata Edoardus dalam paparan publik perseroan, Kamis (17/11/2022).
Edoardus menambahkan, perseroan telah mempersiapkan rencana pengembangan pada 2023. Termasuk melakukan drilling dari sumur-sumur eksplorasi dan sumur-sumur pengembangan untuk meningkatkan cadangan dan produksi perseroan tahun depan. Adapun hingga September 2022, perseroan telah merealisasikan sekitar USD 81 juta atau 81 persen dari belanja modal yang disiapkan untuk tahun ini.
"Capex tahun ini USD 100 juta. Per September 2022, realisasinya sudah mencapai 81 persen dari apa yang dianggarkan perseroan," kata dia.
Pada sisa tahun ini, perseroan akan melanjutkan pengembangan di blok Malacca Strait, blok Bentu, dan blok ‘B’ dengan melakukan pengeboran dua sumur eksplorasi serta enam sumur pengembangan. Perseroan memiliki komitmen kontrak penjualan dengan perusahaan berskala besar untuk masing-masing blok yang saat ini dikelola EMP.
Untuk blok Bentu, pembeli yakni PT Kilang Pertamina Internasional, PT PLN (Persero), PT Riau Andalan Pulp and Paper, dan PT Pertamina (Persero).
Kemudian blok Kangean, yakni PT Petrokimia Gresik, PT PLN (Persero), dan PT Pertamina. Untuk blok Malacca Strait, pembeli yakni Lukoil Asia Pacific Pte. Ltd., PT Kilang Pertamina Internasional, dan PT PLN (Persero). Sementara blok Korinci Baru dan Sengkang pembelinya yakni PT PLN (Persero).
Kinerja hingga September 2022
Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mengumumkan kinerja perusahaan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode ini, PT Energi Mega Persada Tbk mencatatkan penjualan sebesar USD 344,01 juta atau sekitar Rp 5,37 triliun (kurs Rp 15.619 per USD).
Penjualan Energi Mega Persada naik 16,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 295,59 juta. Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi USD 200,19 juta dari USD 175,17 juta pada September 2021.
Meski begitu ,perseroan masih mengantongi laba bruto USD 143,81 juta, naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 120,17 juta, Mengutip laporan keuangan perseroan, pada periode ini perseroan mencatatkan beban usaha sebesar USD 11,88 juta, naik dari USD 19,64 juta pada September 2021. Sehingga perseroan mencatatkan laba usaha sebesar USD 131,93 juta, naik 20,18 persen dibandingkan September 2021 sebesar USD 109,78 juta.
Setelah dikurangi beban lain-lain dan beban pajak penghasilan, perseroan mampu mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 44,14 juta atau sekitar Rp 689,48 miliar. Laba ini naik 138,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 18,52 juta.
"Kami mencatatkan kenaikan penjualan dan laba bersih yang signifikan dari periode yang sama di tahun lalu. Hal ini disebabkan karena peningkatan produksi dan harga jual minyak dan gas kami,” kata Direktur dan CFO PT Energi Mega Persada Tbk, Edoardus Ardianto dalam keterangan resmi, Selasa (1/11/2022).
Advertisement