Liputan6.com, Jakarta Torehan kinerja positif di kuartal III tahun ini, memperkuat PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) sebagai bank digital terdepan di Indonesia dalam melanjutkan aksi korporasi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau Right Issue.
BNC resmi telah mendapatkan Pernyataan Effective dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada kamis, 10 November 2022.
Baca Juga
BNC akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2.617.133.843 saham baru. Setiap pemegang 18 lembar saham lama yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham per tanggal 22 November 2022 berhak memperoleh 5 HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu).
Advertisement
Satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu lembar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 650 per saham, sehingga jumlah dana yang akan diterima oleh BNC adalah sebesar Rp 1,7 triliun.
Dalam Prospektus yang diterbitkan, Pemegang Saham Utama BNC, yaitu PT Akulaku Silvrr Indonesia, PT Gozco Capital dan Rockcore Financial Technology Co.Ltd akan melaksanakan secara penuh haknya sesuai dengan porsi kepemilikannya.
Beberapa tanggal penting dalam Right Issue BBYB antara lain, tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 24 November 2022, bersamaan dengan periode perdagangan HMETD yang berlangsung pada 24 hingga 30 November 2022.
Akhir pembayaran pemesanan tambahan di 2 Desember 2022, dengan tanggal penjatahan pada 5 Desember 2022 dan tanggal pengembalian uang pemesanan pada 7 Desember 2022.
Kondisi Perekonomian
Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan, menjelaskan, mempertimbangkan kondisi market dan perekonomian beberapa bulan terakhir, memutuskan untuk mengubah target perolehan dana dari perhelatan Rights Issue kali ini, yang awalnya sebesar Rp 5 triliun menjadi Rp 1,7 triliun.
“Angka ini sementara kami nilai sangat cukup untuk menjadi fuel bagi BNC dalam mengeksekusi milestones yang sudah kami rencanakan ke depannya,” ujar Tjandra dalam siaran pers, dikutip Sabtu (19/11/2022).
Tjandra menambahkan percaya pencapaian positif kinerja BNC di sepanjang tahun ini, mulai dari DPK, fee based income, pendapatan bunga bersih hingga dapat membukukan laba di Kuartal III 2022, menunjukkan kinerja BNC berada pada jalur yang tepat.
Rights issue akan meningkatkan kapasitas pendanaan BNC untuk pengembangan bisnis perusahaan sehingga kinerja perusahaan pasca rights issue diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan berkelanjutan.
“Pelaksanaan Right Issue merupakan bentuk komitmen Perseroan untuk selalu mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku, termasuk dalam pemenuhan modal inti. Dan target jumlah perolehan dana Rp 1,7 triliun tersebut akan digunakan Perseroan untuk memperkuat modal inti dan sebagai modal kerja pengembangan Usaha Perseroan,” tutup Tjandra.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement