Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk menambah setoran modal dengan skema konversi uang muka setoran modal menjadi setoran modal dan tunai kepada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (20/11/2022), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menambah setoran modal pada PSBI dengan skema konversi uang muka setoran modal menjadi setoran modal Rp 6,1 triliun.
Baca Juga
Perseroan juga memiliki komitmen setoran tunai untuk kebutuhan biaya usaha PSBI sebesar Rp 33,9 miliar. Perseroan telah melakukan setoran tunai pada PSBI untuk keperluan tersebut sebesar Rp 22,42 miliar.
Advertisement
Dengan demikian, sisa setoran tunai yang harus disetorkan perseroan pada PSBI sebesar Rp 11,51 miliar. Oleh karena itu, Perseroan juga akan melakukan setoran tunai Rp 11,51 miliar untuk komitmen perseroan dalam memenuhi kebutuhan biaya operasi PSBI pada 2022 yang akan direalisasikan setelah PSBI menyampaikan permohonan tambahan setoran modal kepada pemegang saham PSBI.
Selain itu, penambahan setoran modal perseroan pada PSBI seluruhnya sebesar-besarnya Rp 6,1 triliun dengan nilai transaksi saham PSBI adalah Rp 1.000.000 per saham.
“Atas rencana penambahan setoran modal dengan skema konversi uang muka setoran modal menjadi setoran modal dan setoran tunai pada PSBI oleh perseroan untuk biaya operasi PSBI 2022 senilai Rp 6,1 triliun,” tulis perseroan dalam keterbukaan informasi BEI.
Perseroan menyatakan, pemegang saham PSBI turut melakukan konversi uang muka setoran modal menjadi setoran modal dan tunai.
Dengan demikian, transaksi komposisi pemegang saham PSBI akan berubah dengan transaksi tersebut antara lain PT Wijaya Karya Tbk menjadi 39,11 persen dari sebelumnya 38 persen, PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar 51,38 persen dari sebelumnya 25 persen, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) sebesar 1,21 persen dari sebelumnya 25 persen, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sebesar 8,3 persen dari sebelumnya 12 persen.
Dampak Transaksi
Adapun tanggal transaksi penambahan setoran modal dengan skema konversi uang muka setoran modal menjadi setoran modal merupakan tanggal pada saat ditandatangani keputusan pemegang saham di luar Rapat Umum Pemegang Saham PSBI pada 16 November 2022.
Perseroan menyatakan dengan dilaksanakan rencana transaksi itu, perseroan dapat meningkatkan kepemilikan sahamnya pada PSBI.
“Dengan terlaksananya transaksi, proyek KCJB akan dapat direalisasikan dan PSBI melalui KCIC akan mengelola proyek KCJB yang akan menghasilkan laba yang berkontribusi terhadap pendapatan perseroan yang akan meningkatkan nilai saham perseroan,” tulis perseroan.
Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Iskandar dan Rekan memberikan pendapat wajar terhadap transaksi tersebut berdasarkan pertimbangan analisis transaksi, kualitatif, kuantatif, dan kewajaran atas keseluruhan transaksi.
Adapun PSBI merupakan perusahaan patungan dari konsorsium BUMN yang menggarap proyek kereta cepat Jakarta Bandung atau Proyek KCJB. Konsorsium itu antara lain PT Wijaya Karya Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara VIII.
Saat ini, Wijaya Karya dalam PSBI merupakan pemegang saham PSBI dengan kepemilikan saham sebesar 38 persen. PBSI bersama dengan China Railway International Co Ltd yang saat ini bernama Beijing Yawan HSR Co Ltd membentuk perusahaan patungan untuk melaksanakan proyek KCJB yang bernama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Advertisement
Kinerja Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencatat kinerja keuangan beragam hingga September 2022. PT Wijaya Karya Tbk membukukan kenaikan pendapatan, tetapi laba bersih turun tajam hingga kuartal III 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (14/11/2022), PT Wijaya Karya Tbk mencatat pendapatan bersih Rp 12,79 triliun hingga kuartal III 2022. Pendapatan naik 9,8 persen dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 11,64 triliun.
Beban pokok pendapatan tercatat Rp 11,69 triliun hingga kuartal III 2022. Beban pokok pendapatan itu naik 9,53 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 10,6 triliun. Perseroan mencatat laba kotor Rp 1,1 triliun hingga kuartal III 2022, atau tumbuh 12,94 persen. Pada periode sama tahun sebelumnya laba kotor perseroan tercatat Rp 974,43 miliar.
Beban usaha perseroan susut 23,39 persen menjadi Rp 235,07 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 306,86 miliar. Dengan demikian, laba usaha naik 29,6 persen menjadi Rp 865,54 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 667,56 miliar.
Perseroan mencatat beban dari pendanaan naik menjadi Rp 815,23 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 718,69 miliar. Perseroan mencatat laba entitas ventura bersama turun 46,5 persen menjadi Rp 274,87 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 514,27 miliar.
Selanjutnya
Melihat kondisi tersebut, Wijaya Karya mencatat laba bersih anjlok 97,02 persen menjadi Rp 5,53 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 185,9 miliar. Perseroan mencatat rugi yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 27,96 miliar hingga kuartal III 2022. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya untung Rp 104,9 miliar.
Perseroan mencatat rugi per saham dasar sebesar Rp 3,12 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,71.
Perseroan mencatat ekuitas sebesar Rp 17,42 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 17,43 triliun. Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 56,7 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 51,9 triliun.
Aset perseroan naik menjadi Rp 74,18 triliun hingga kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 69,3 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 3,26 triliun hingga September 2022.
Advertisement