Sukses

Suku Bunga Acuan BI Berpotensi Kembali Naik 50 Basis Poin

Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps) untuk ketiga kali pada 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) diprediksi kembali naikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada Desember 2022. Langkah ini dilakukan dengan mempertimbangkan untuk stabilkan nilai tukar rupiah.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia ditulis Minggu, (20/11/2022), Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps) untuk ketiga kali pada 2022. Hal ini sejalan dengan harapan pasar. Namun, hal tersebut juga menimbulkan pertanyaan, apakah BI masih jalur? Bagaimana dengan kenaikan suku bunga acuan ke depannya terutama mengingat Amerika Serikat telah menaikkan bunga acuan 75 basis poin?

Ashmore menyebutkan, saat ini kenaikan bunga acuan BI masih di belakang tingkat bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed). “Namun, pasar pada umumnya tampaknya menerima kecepatan yang lebih lambat ini karena data makro ekonomi baru-baru ini baik dari Indoensia dan Amerika Serikat,” demikian mengutip dari riset Ashmore.

Inflasi AS menunjukkan tingkat lebih rendah dari bulan sebelumnya, tetapi masih terlalu dini untuk mengetahui apakah puncak inflasi telah berlalu. Terlepas dari itu, the Fed telah mengindikasikan kenaikan suku bunga pada masa depan mungkin melambat turun.

“Pasar mungkin mengharapkan kenaikan tingkat 50 basis poin dari the Fed dalam pertemuan mendatang,”

Lalu bagaimana dengan harapan suku bunga ke depan? Ashmore berharap suku bunga acuan naik 50 basis poin dengan pertimbangan stabilkan nilai tukar rupiah dan cadangan devisa menurun.

“Kami berharap Bank Indonesia akan melanjutkan kenaikan seiring kenaikan suku bunga the Fed,”

 

2 dari 4 halaman

Investasi di Saham

Di sisi lain, Indonesia mencatat neraca transaksi berjalan surplus USD 4,4 miliar pada kuartal III 2022. Hal ini menunjukkan neraca transaksi berjalan surplus dalam lima kali berturut-turut.

Ini setara sekitar 1,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Hal ini dinilai dapat mendukung ekonomi Indonesia dan kenaikan suku bunga acuan 75 basis poin (bps) mungkin tidak akan terjadi.

“Secara keseluruhan, kami mempertahankan pandangan kami untuk tetap investasi di saham sebagai lindung nilai inflasi dan memeprtahankan pandangan hati-hati pada obligasi karena suku bunga global terus berlanjut naik,” demikian mengutip dari Ashmore Asset Management Indonesia.

Ashmore mengingatkan tetap waspada seiring suku bunga dapat mencapai puncaknya dalam jangka menengah.

3 dari 4 halaman

Kinerja IHSG pada 14-18 November 2022

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada perdagangan saham 14-18 November 2022. Bahkan investor asing melakukan aksi jual signifikan pada pekan ini.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu, (19/11/2022), IHSG turun terbatas 0,10 persen ke posisi 7.082,18 pada 14-18 November 2022. Pada pekan lalu, IHSG ditutup ke posisi 7.089,20. Kapitalisasi pasar bursa naik 0,04 persen menjadi Rp 9.473,06 triliun. Kapitalisasi pasar bertambah Rp 4 triliun dari pekan lalu Rp 9.469,05 triliun.

Rata-rata nilai transaksi harian merosot 4,73 persen menjadi Rp 12,41 triliun dari pekan sebelumnya Rp 13,03 triliun.

Demikian juga rata-rata frekuensi transaksi harian brusa terpangkas 5,23 persen menjadi 1.234.632 transaksi dari pekan lalu 1.302.824 transaksi. Rata-rata volume transaksi susut 14,19 persen menjadi 18,27 miliar saham dari 21,29 miliar saham pada pekan lalu.

 

4 dari 4 halaman

Sektor Saham

Investor asing melakukan aksi beli Rp 667,9 miliar pada Jumat, 18 November 2022. Namun, selama sepekan, aksi jual investor asing mencapai Rp 2,17 triliun. Sepanjang 2022, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 77,48 triliun.

Selama sepekan, sebagian besar sektor saham melemah. Pada 14-18 November 2022, hanya indeks sektor saham energi IDXenergy naik 0,62 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal menguat 1,01 persen, indeks sektor saham IDXhealth bertambah 0,18 persen dan indeks sektor saham IDXfinance menanjak 0,23 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXbasic dan IDXInfrastruktur merosot 2,1 persen, indeks sektor saham IDXindustry susut 0,36 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal melemah 0,24 persen. Kemudian indeks sektor saham IDXproperty turun 0,94 persen, indeks sektor saham IDXtechno merosot 0,90 persen dan indeks sektor saham IDXtransportasi tergelincir 0,40 persen.