Sukses

Intip Harga Saham FREN Sesi I Hari Ini 21 November 2022

Saham FREN berada di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham sesi pertama, Senin, (21/11/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Smarfren Telecom Tbk (FREN) berada di zona hijau pada sesi pertama perdagangan saham Senin, (21/11/2022). Penguatan saham FREN terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertekan.

Mengutip data RTI, saham FREN melonjak 1,3 persen ke posisi Rp 76 per saham hingga penutupan perdagangan sesi pertama. Saham FREN dibuka stagnan di posisi Rp 75 per saham. Saham FREN berada di level tertinggi Rp 76 dan terendah Rp 75 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.198 kali. Total volume perdagangan saham 327.147 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,5 miliar.

Sementara itu, laju IHSG berada di zona merah hingga penutupan perdagangan saham sesi pertama. IHSG melemah 0,34 persen ke posisi 7.057,80. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.107,32 dan teredah 7.052,77. Sebanyak 275 saham menguat dan 234 saham melemah. 187 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 721.989 kali dengan volume perdagangan 13,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 8,3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.685.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Indeks sektor saham IDXtransporasi naik 1,2 persen, indeks sektor  IDXenergy bertambah 0,97 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal menguat 0,73 persen, indeks sektor saham IDXindustry bertambah 0,70 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXinfrastruktur menanjak 0,45 persen, indeks sektor saham IDXhealth mendaki 0,33 persen dan indeks sektor saham IDXproperty menguat 0,10 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno susut 1,43 persen, indeks sektor saham IDXfinance melemah 0,59 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal susut 0,36 persen dan indeks sektor saham IDXbasic terpangkas 0,27 persen.

2 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal III 2022

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mengumumkan kinerja perseroan perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022.

Pada periode tersebut perseroan berhasil mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 1,65 triliun. Berbalik dari rugi tahun berjalan pada September 2021 sebesar Rp 441,72 miliar.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Kamis (10/11/2022), raihan itu sejalan dengan pendapatan usaha perseroan yang tercatat sebesar Rp 8,29 triliun. Naik 8,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,64 triliun.

Bersamaan dengan itu, beban usaha naik menjadi Rp 7,85 triliun dari Rp 7,64 triliun pada September 2021. Dengan demikian, perseroan mengukuhkan laba usaha sebesar Rp 436,55 miliar, naik signifikan dibandingkan September 2021 sebesar Rp 5,12 miliar.

Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan lain-lain perseroan sebesar Rp 971,92 miliar. Berbalik dari posisi periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan mengatakan beban lain-lain sebesar Rp 597,84 miliar.

Setelah ditambah penghasilan pajak tangguhan sebesar Rp 234,52 miliar, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 1,64 triliun.

Berbalik dari posisi September 2021, di mana perseroan mencatatkan rugi periode berjalan sebesar Rp 441,72 miliar.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 45,39 triliun dari posisi Desember 2021 sebesar Rp 43,36 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 1,54 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp 43,85 triliun.

Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 31,09 triliun, naik dibandingkan posisi Desember 2021 sebesar Rp 30,7 triliun. Terdiri dari liabilitas lancar Rp 9,54 triliun dan liabilitas tidak lancar Rp 21,54 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi Rp 14,39 triliun dari Rp 12,65 triliun pada Desember 2021.

 

3 dari 4 halaman

Raih Restu Private Placement, Begini Rencana Smartfren Telecom

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akan menerbitkan saham baru dalam rangka penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Hal tersebut telah disetujui oleh para pemegang saham pada Selasa, 12 Juli 2022. "Kita baru minta persetujuan ke pemegang saham, tadi pemegang saham setuju untuk penerbitan saham baru,” kata Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys, dalam acara Intimate Dinner by Smartfren di Jakarta, ditulis Rabu (13/7/2022).

Merza juga menuturkan, dana tersebut akan dialokasikan untuk investasi atau pengembangan apapun untuk investasi Smartfren.

"Dananya untuk investasi, pengembangan apapun untuk investasi kita,” kata Merza.

Meskipun demikian, hingga kini belum diketahui siapa calon investor yang akan membeli saham baru tersebut. "Belum tahu siapapun,” ungkapnya. 

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akan menerbitkan saham baru maksimal 31 miliar saham dalam rangka penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (3/6/2022), PT Smartfren Telecom Tbk menerbitkan saham baru seri C setara 10 persen dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.

Adapun harga pelaksanaan private placement itu Rp 100 per saham dengan nilai nominal Rp 100. Perseroan akan memakai dana hasil private placement tersebut untuk investasi dan keperluan modal kerja perseroan dan atau entitas anak perseroan.

 

4 dari 4 halaman

Dilusi

Perseroan akan gelar private placement dengan mengikuti ketentuan POJK 14/2019 kalau pelaksanaan private placement itu selambat-lambatnya dua tahun sejak tanggal persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB pada 12 Juli 2022.

Seiring pelaksanaan private placement tersebut, pemegang saham perseroan akan alami dilusi kepemilikan sebanyak-banyaknya 9,09 persen di luar dilusi akibat obligasi wajib konversi III dan waran seri III yang belum dilaksanakan.

Adapun dampak pelaksanaan private placement ini antara lain penambahan modal ditempatkan dan modal disetor penuh perseroan melalui penerbitan saham-saham baru akan meningkatkan posisi ekuitas perseroan.

Selain itu, secara keseluruhan, rasio-rasio keuangan penting, terutama berkaitan dengan utang dan ekuitas perseroan akan menjadi lebih baik.

“Posisi kas perseroan akan membaik dengan masuknya dana segar yang dapat digunakan oleh perseroan untuk membiayai modal kerja dan melakukan investasi baik oleh perseroan dan entitas anak,” kata dia.

Sebelumnya, hingga keterbukaan informasi yang diterbitkan, seluruh obligai wajib konversi (OWK) I, OWK II, dan OWK III telah diterbitkan peseroan.

Seluruh OWK I telah dikonversi menjadi saham seri C sejumlah 47 miliar saham. Begitu pula OWK II yang telah dikonversi seluruhnya menjadi saham seri C sejumlah 90 miliar saham.

OWK III telah dikonversi menjadi saham seri C berjumlah 45 miliar saham dan belum dikonversi sejumlah 5 miliar saham atau senilai Rp 500 miliar. Waran seri III yang belum dilakanakan 91.822.437.624 waran seri III.