Sukses

Waskita Karya Berburu Strategic Partner untuk Ruas Tol Ini

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menyatakan, tujuh ruas tol yang dapatkan PMN akan ditawarkan kepada strategic partnership.

Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berencana melego sejumlah ruas tol. Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono menyebutkan, setidaknya ada tujuh ruas tol yang siap divestasi usai dapat kucuran Penyertaan Modal Negara (PMN).

Tujuh ruas tersebut, antara lain Kayu Agung—Palembang—Betung, Bekasi—Cawang—Kampung Melayu, Cimanggis—Cibitung, Ciawi—Sukabumi, Krian—Legundi—Bunder—Manyar, Pasuruan—Probolinggo, dan Pejagan—Pemalang.

"Jadi, tujuh ruas yang mendapat PMN ini nanti setelah selesai juga akan kami tawarkan untuk strategic partnership. Di luar ini uang sudah beroperasi penuh yang minoritas seperti Depok-Antasari, PBTR (Pemalang Batang), itu juga kami sedang proses untuk strategic partnershipnya,” kata Destiawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, ditulis Selasa (22/11/2022).

Adapun pada tahun ini, perseroan telah merampungkan divestasi tiga tol, yakni Cimanggis–Cibitung (CCT), Kanci–Pejagan (SMR), dan Pejagan–Pemalang (PPTR). Serta masih ada satu ruas lagi yang akan didivestasi dalam waktu dekat, yaitu Pemalang—Batang (PBTR) .

"Tahun ini ada tiga yang sudah kami lepas dan diharapkan awal tahun depan ada satu lagi yang kami lepas. BPTR saat ini dalam kajian oleh calon investor yang baru,” imbuh dia.

Waskita Karyasebenarnya memang menargetkan untuk melepas empat tol pada tahun ini. Ke depannya, perseroan menargetkan divestasi ruas lainnya pada 2023—2025. Perseroan juga memastikan divestasi dilakukan di atas nilai buku.

 

2 dari 4 halaman

Kesulitan

Destiawan mengakui ada kesulitan saat garap ruas krian Krian—Legundi—Bunder—Manyar dan Kayu Agung—Palembang—Betung. Lantaran, perseroan belum mengantongi pendanaan atau kredit investasi dari dua ruas itu, Sehingga pelaksanaannya menggunakan ekuitas perseroan.

"Jadi ini belum tercover dan cukup lumayan nilainya hampir Rp 12 triliun. Kemungkinan besar ini lewat dari 2024, tapi penyelesaiannya kami harapkan tahun depan konstruksinya sudah selesai. Hanya dalam hal mencari partner yang aman untuk ambil ini yang kelihatannya berat. Sedangkan yang lain 2024 dan 2025 awal maksimum bisa mencari partner dengan selesainya konstruksi pada 2023,” kata Destiawan.

Secara keseluruhan, perseroan mengerjakan 12 jalan tol sepanjang 843 km dengan porsi investasi Rp 84 triliun. 23 persen dari ruas tol atau sepanjang 195 km telah beroperasi. Sisanya 77 persen atau 648 km masih dalam tahap konstruksi.

3 dari 4 halaman

Waskita Karya Bakal Lepas Lima Ruas Tol hingga 2025

Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) akan melepas kepemilikannya di lima ruas tol hingga 2025. Hal tersebut dilakukan dalam rangka untuk melakukan kerja sama strategis atau biasa disebut strategic partnership.

Direktur Pengembangan Bisnis Waskita Karya Septiawan Andri Purwanto menuturkan, pihaknya akan melakukan divestasi lima ruas tol hingga 2025, antara lain ruas tol Jalan Tol Pemalang-Batang, Jalan Tol Depok-Antasari, Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo, Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu). 

“Ruas-ruas tol tadi belum seluruhnya selesai, kami fokus selesaikan dengan dukungan pemerintah harapan tahun ini dan depan selesai,” kata Septiawan dalam konferensi pers Waskita Karya secara virtual, Senin (14/11/2022).

Dengan demikian, harapannya 2022 hingga tahun depan ruas-ruas tersebut bisa diselesaikan oleh Waskita Karya.

“Kita akan lihat seberapa jauh LHR (Lalu-lintas Harian Rata-rata), apa sesuai dengan rencana awal,” kata dia. 

Dia menambahkan, masih ada sisa ruas tol sebanyak sembilan ruas tol. Kemudian, dalam lima ruas ini, Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung masih belum berada dalam kondisi terbaiknya untuk dilakukan kerja sama bersama investor.

“Kayu Agung-Palembang-Betung masih belum dalam kondisi terbaiknya untuk partnership. Kami kedepankan sisa kepemilikan 35 persen Cimanggis- Cibitung, di Bocimi juga sudah parsial operated, dengan PMN ini seksi dua diselesaikan, dan bisa divestasikan beberapa ruas yang kita lakukan partnership sampai 2025,” imbuhnya. 

 

4 dari 4 halaman

Waskita Karya Bakal Terbitkan Obligasi Rp 3,9 Triliun

Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berencana menerbitkan surat utang atau obligasi Rp 3,9 triliun. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya Wiwi Suprihatno menuturkan, saat ini Waskita dalam proses mendapatkan dukungan fiskal dari pemerintah dari Kementerian Keuangan, untuk bisa mendapatkan penjaminan dalam menerbitkan obligasi sukuk IV 2022.

"On going, menunggu izin prinsip dari Kemenkeu. Kami butuh penjaminan, karena di tengah kondisi makro yang cukup menantang, peringkat Waskita masih BBB stable. Kalau tanpa penjaminan, bisa berdampak ke beban suku bunga yang tinggi,” kata Wiwi dalam konferensi pers Waskita Karya secara virtual, Senin (14/11/2022).

Waskita Karya berharap dengan penjaminan pemerintah akan memperbaiki pemeringkatan Waskita untuk mendapatkan suku bunga obligasi lebih rendah.  "Ini kami lakukan dalam proses sampai akhir dan awal tahun,” kata Wiwi.

Dia mengatakan, Rp 3,4 triliun akan digunakan untuk pendanaan kembali atau refinancing obligasi yang jatuh tempo pada tahun depan. Sedangkan, Rp 500 miliar untuk modal kerja dan menyelesaikan proyek Waskita.

“Totalnya Rp 3,9 triliun, Ro 3,4 triliun akan digunakan untuk refinancing obligasi jatuh tempo tahun depan, Rp 500 miliar untuk modal kerja dan penyelesaian proyek,” kata dia.

Sementara itu, surat utang Rp 3,9 triliun ini berasal dari obligasi konvensional dan sukuk. Penerbitan sukuk Rp 1 triliun dan konvensional Rp 2,9 triliun.