Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berharap rights issue dapat terserap sehingga dapat menyelesaikan proyek strategis dan komposisi pemegang saham tetap sama.
Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono menuturkan, pihaknya berjuang agar rights issue terserap sehingga komposisi saham tetap sama. Selain itu, dana rights issue yang diharapkan sekitar Rp 3,98 triliun tersebut akan digunakan untuk modal kerja proyek strategis yang belum selesai.
Baca Juga
"Ini sangat penting kalau tidak dapatkan, cari dana dari pinjaman ini tentu harus diproses terlebih dari 21 lender. Sebetulnya 21 lender di dalam utama dari Himbara dan sisanya swasta tergabung dalam konsorsium total ada 40 kreditur," ujar dia saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, Senin, 21 November 2022.
Advertisement
Ia menambahkan, PT Waskita Karya Tbk telah menyelesaikan divestasi tiga tol antara lain Cimanggis–Cibitung (CCT), Kanci–Pejagan (SMR), dan Pejagan–Pemalang (PPTR). Serta masih ada satu ruas lagi yang akan didivestasi dalam waktu dekat, yaitu Pemalang—Batang (PBTR).
"Tahun ini ada tiga yang sudah kami lepas dan diharapkan awal tahun depan ada satu lagi yang kami lepas. BPTR saat ini dalam kajian oleh calon investor yang baru,” ujar dia.
Selain itu, ia menuturkan, penyertaan modal negara (PMN) dan rights issue 2022 merupakan bagian dari program delapan stream penyehatan Waskita Karya. Ini bagian dari master restructruring agreement. Perseroan mengharapkan dana segar Rp 3,98 triliun yang berasal dari penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun dan rights issue Rp 980 miliar.
"Rp 2,004 triliun untuk penyelesaian ruas tol Kayu Agung-Betung direncanakan pertengahan 2023 selesai. Kedua, Ciawi-Bogor-Sukabumi," kata dia.
Masih Rugi Rp 400 Miliar
Di sisi lain, perseroan juga menyatakan masih alami rugi Rp 440 miliar per bulan meski kuartal III 2022 membukukan laba bersih.
"Secara kondisi keuangan Waskita masih alami kerugian Rp 440 miliar per bulan di mana penyebabnya rugi operasi di mana margin laba ktoor alami penurunan dari 9,8 persen menjadi 7,4 persen," ujar Direktur Keuangan Waskita Karya Wiwi Suprahitno.
Adapun perseroan catatkan laba, ia menuturkan, ada perhitungan akuntansi PKPU dari anak usaha Waskita Beton yang disetujui Rp 2,4 triliun. Perseroan juga divestasi ruas tol yang mencatat penjualan Rp 1,5 triliun.
"Dari sisi bisnis konstruksi rugi Rp 2,4 triliun. Penyebab laba kotor Rp 983 miliar karena beban usaha Rp 1,4 triliun, beban keuangan Rp 2,6 triliun, masih alami kerugian," kata dia.
Selain itu, perseroan mencatat cashflow dari master restructuring agreement (MRA) piutang proyek tol Rp 11 triliun. Ke depan, perseroan melakukan divestasi aset dan turunkan utang level utang korporasi sehingga menyehatkan keuangan.
"Secara cashflow belum penuhi menutupi opex tiap bulan karena beban bunga per bulan baik obligasi dan perbankan Rp 300 miliar. Satu-satunya sumber term in dari pendapatan usaha yang diperoleh. Ke depan kuatkan cashflow," ujar dia.
Advertisement
Kinerja Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengembalikan kinerja positif pada kuartal III 2022. pada periode ini, perseroan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 578,17 miliar, melonjak 766,60 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 66,71 miliar.
Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono mengatakan, perbaikan kinerja Waskita hingga kuartal III 2022 ini menandakan strategi penyehatan keuangan dengan 8 stream yang diterapkan sejak tahun lalu sudah berjalan dengan baik.
"Pencapaian laba bersih ini didukung oleh adanya pendapatan konstruksi, pabrikasi, property dan juga strategic partnership tiga ruas tol pada kuartal III. Tidak hanya dapat membangun jalan tol yang bermanfaat bagi masyarakat, tapi juga mampu mencatatkan profitabilitas melalui proses bisnis strategic partnership,” kata Destiawan dalam keterangan resmi, Senin (31/10/2022).
Selama periode Januari hingga September 2022, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 10,30 triliun atau tumbuh 44,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,12 triliun. Perseroan juga membukukan laba bruto sebesar Rp 988,15 miliar atau tumbuh 28,77 persen dari sebesar 767,40 miliar pada kuartal III 2021.
Pertumbuhan ini didukung dengan adanya perbaikan dari beberapa segmen konstruksi dan penerapan lean construction (pengendalian efisiensi biaya pengelolaan proyek dan beban administrasi) pada seluruh proyek. Perseroan mencatatkan total aset sebesar Rp 99,90 triliun, total liabilitas Rp 82,40 triliun, serta total ekuitas perusahaan sebesar Rp 17,50 triliun.
Strategi Akhir Tahun
Destiawan menuturkan, pada kuartal IV ini Waskita akan fokus untuk meningkatkan produktivitas operasional termasuk beberapa proyek di Ibu Kota Negara (IKN) yang dimenangkan proses tendernya oleh Perseroan.
"Kami menargetkan adanya akselerasi progres proyek eksisting. Namun tidak hanya semata mengejar target pendapatan, Waskita juga tetap berkomitmen menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh Pemerintah dan para pengguna jasa dengan memperhatikan mutu dan waktu pekerjaan sesuai yang tertuang dalam kontrak," lanjut dia.
Selain itu, untuk meningkatkan kondisi fundamental keuangan perusahaan, pada akhir tahun ini Perseroan juga akan menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun untuk penyelesaian ruas-ruas tol khusus di mana proses penyerapan PMN tersebut melalui metode rights issue dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sesuai dengan Peraturan OJK Nomor.14/POJK.04/2019. Rencana aksi itu telah menerima persetujuan dari mayoritas pemegang saham Perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
"Adapun perolehan dana rights issue porsi publik akan digunakan untuk penguatan struktur modal kerja,” tutur Destiawan.
Dengan membaiknya kinerja perseroan, diharapkan kepada seluruh stakeholder semakin percaya bahwa Waskita dapat kembali menjadi Perusahan BUMN yang mempunyai kinerja keuangan sehat.
“Saya juga menekankan kepada seluruh jajaran untuk tetap konsisten menjalankan proses transformasi, refocusing sumber daya, implementasi digitalisasi di seluruh proses bisnis dan memperkuat Good Corporate Governance (GCG) sebagai komitmen kami bersama,” ujar Destiawan.
Advertisement