Sukses

Bos BEI Beberkan Bakal Ada 60 Emiten Baru hingga Akhir 2022

Adapun total perusahaan tercatat di BEI saat ini sebanyak 820 perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman optimistis target pencatatan saham baru tahun ini akan tercapai. Bahkan ia menyebutkan akan sekitar 58—60 emiten baru tercatat hingga akhir tahun.

"Tahun ini saja sudah mencapai 54 perusahaan baru. Jadi target kami di tahun ini sebenarnya 55 emiten. Apabila ada satu emiten saja yang akan listing di tahun ini, target kami tercapai. Tapi prognosa kami di akhir tahun di tempat Pak Nyoman (Direktur Penilaian BEI), ada 58-60 di akhir tahun,” kata Iman dalam acara CEO Networking 2022, Kamis (24/11/2022).

Sementara berdasarkan informasi yang dikantongi Iman, saat ini masih ada 41 perusahaan yang antre di pipeline pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO). Adapun total perusahaan tercatat di BEI saat ini sebanyak 820 perusahaan. Angka itu terbagi dalam 3 papan, yakni papan utama, papan pengemabangan, dan papan akselerasi.

"Papan akselerasi ini dibuat untuk UMKM. Jumlah emitennya saat ini 23 perusahaan,” ungkap Iman.

Papan pengebangan kontribusi 53 persen dari total perusahaan tercatat atau sekitar 450 emiten. Sedangkan papan utama berkontribusi 43 persen atau sekitar 350 emiten. Untuk akomodasi perkembangan ekonomi terkini, BEI juga berencana menambah papan pencatat yakni papan new economy pada akhir tahun ini atau paling lama awal tahun depan.

"Banyak perusahaan teknologi atau e-commerce yang sebenarnya eligible secara market cap untuk masuk papan utama tapi financial masih rugi. Jadi belum bisa masuk papan utama, maka disediaka papan new economy,” imbuh Iman.

2 dari 4 halaman

43 Perusahaan Antre IPO, Incar Dana Rp 47,2 Triliun

Sebelumnya, sejumlah perusahaan berencana melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, calon-capon perusahaan tercatat itu mengincar dana hingga Rp 47,2 triliun.

"Sampai dengan siang ini tanggal 21 November 2022, terdapat 43 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan perkiraan dana yang dihimpun sebesar Rp 47,2 triliun," kata Nyoman kepada wartawan, Senin (21/11/2022).

Dari 43 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham, ada sekitar 33 persen yang merencanakan pencatatan pada 2023. Sedangkan sisanya berencana dicatatkan tahun ini. Berdasarkam sektornya, sektor Consumer Cyclicals, Technology, dan Energy paling banyak pada pipeline pencatatan saham. Sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya.

"Beberapa di antara perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham, ada yang menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun yaitu dua perusahaan pada sektor energy dan satu perusahaan pada sektor financials," ungkap Nyoman.

Lebih lanjut, berikut adalah perincian sektor perusahaan:

• 7 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals

• 6 Perusahaan dari sektor Technology

• 5 Perusahaan dari sektor Energy

• 4 Perusahaan dari sektor Industrials

• 4 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic

• 4 Perusahaan dari sektor Healthcare

• 4 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate

• 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures

• 2 Perusahaan dari sektor Financials

• 2 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals

• 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials

Saat ini terdapat empat perusahaan yang telah berada pada sistem e-IPO, yaitu PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE), PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP), PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX) dan PT Personel Alih Daya Tbk (PADA).

Adapun sampai dengan 21 November 2022, perusahaan yang telah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia berjumlah 54 perusahaan.

3 dari 4 halaman

42 Emiten Antre Rights Issue, Incar Dana hingga Rp 39,4 Triliun

Sebelumnya, sejumlah emiten tengah antre untuk gelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, emiten mengincar dana segar dari pasar modal hingga Rp 39,4 triliun melalui aksi tersebut.

"Sampai dengan 11 November 2022, terdapat 42 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline right issue. Perkiraan total dana yang akan diperoleh melalui rights issue sebesar Rp39,4 triliun," beber Nyoman kepada wartawan, Rabu (16/11/2022).

Sebagai gambaran, sebanyak 42 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline right issue itu berasal dari berbagai sektor, sebagai berikut:

3 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal

1 perusahaan dari sektor healthcare

4 perusahaan dari sektor energi

3 perusahaan dari sektor properti dan real estat

16 perusahaan dari sektor finansial

5 perusahaan dari sektor konsumer siklikal

2 perusahaan dari sektor basic materials

1 perusahaan dari sektor teknologi

3 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

4 perusahaan dari sektor infrastruktur.

 "Berdasarkan data itu, jumlah perusahaan yang berencana melakukan rights issue, baik ditinjau dari jumlah perusahaan maupun perkiraan jumlah dana yang dihimpun melalui rights issue, terbanyak dari sektor financials,” kata Nyoman.

4 dari 4 halaman

Investor Pasar Modal Sentuh 10 Juta SID

Sebelumnya, jumlah investor pasar modal Indonesia masih melanjutkan pertumbuhan yang menggembirakan. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat investor di pasar modal Indonesia telah tembus 10 juta investor.

Berdasarkan data KSEI pada 3 November 2022, jumlah investor pasar modal yang mengacu pada Single Investor Identification (SID) telah mencapai 10.000.628. Jumlah tersebut didominasi oleh investor lokal dengan komposisi jumlah investor lokal sebesar 99,78 persen.

Selain menandakan bahwa investor lokal semakin percaya dan sadar pentingnya investasi pasar modal, dominasi investor lokal diharapkan dapat memberikan ketahanan bagi pasar modal Indonesia apabila diterpa isu global”, kata Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo dalam keterangan resmi, Senin (21/11/2022).

Jumlah investor pasar modal telah meningkat 33,53 persen dari 7.489.337 di akhir tahun 2021 menjadi 10.000.628 pada 3 November 2022. Tren peningkatan tersebut telah terlihat sejak 2019 ketika investor masih berjumlah 2.484.354. Implementasi simplifikasi pembukaan rekening efek, memberikan dampak cukup besar bagi peningkatan jumlah investor pasar modal terlebih di masa pandemi COVID-19.

“Hal itu terlihat dari peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2020-2021, dengan pertumbuhan lebih dari 100 persen. Peningkatan jumlah investor sejak 2019 hingga 2021 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia,” imbuh Uriep.

Industri reksa dana sebagai penyumbang jumlah investor terbesar di pasar modal memperlihatkan tren peningkatan signifikan yaitu 36,04 persen menjadi 9,3 juta investor.

Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persen merupakan investor dari selling agent financial technology (fintech), yang 99,9 persennya merupakan investor individu lokal.

Investor retail juga mendominasi transaksi subscription dan redemption yang mencapai lebih dari 80 persen. Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana dengan jumlah investor terbanyak yaitu sebesar 2,47 juta, diikuti oleh reksa dana pendapatan tetap dengan jumlah investor sebesar 934 ribu.

 

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Bursa Efek Indonesia atau BEI adalah salah satu tempat yang memperjualbelikan saham, obligasi, dan sebagainya di Indonesia.

    BEI

  • Pasar modal adalah seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang.

    pasar modal

  • emiten

  • Papan New Economy