Sukses

Auric Retail Digital Beli 10,98 Juta Saham LPPF Senilai Rp 53 Miliar

Auric membeli 10.986.100 saham LPPF secara bertahap pada 21-23 November 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yaitu Auric Digital Retail Pte Ltd menambah kepemilikan saham LPPF secara bertahap.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (25/11/2022), Auric Digital Retail membeli 10.986.100 saham LPPF secara bertahap pada 21-23 November 2022. Harga pembelian saham LPPF tersebut bervariasi di kisaran Rp 4.908-4.930 per saham. Total nilai pembelian saham LPPF mencapai Rp 53,01 miliar.

“Tujuan transaksi investasi, status kepemilikan langsung,” tulis Direktur Auric Digital Retail Pte Ltd, Christopher Tan dalam keterbukaan informasi BEI.

Setelah transaksi pembelian, Auric memiliki 869.667.796 saham atau setara 36,78 persen dari total modal disetor perseroan dari sebelumnya 858.681.696 saham.

Adapun rincian pembelian saham LPPF itu sebagai berikut:

1.Pembelian 6.068.600 saham LPPF di pasar regular dengan harga Rp 4.908 per saham pada 21 November 2022.

2.Pembelian 3.800.000 saham LPPF di pasar negosiasi dengan harga Rp 4.930 per saham pada 22 November 2022.

3.Pembelian 577.500 saham LPPF di pasar regular dengan harga Rp 4.929 per saham pada 22 November 2022.

4.Pembelian 540.000 saham LPPF di pasar regular dengan harga Rp 4.916 per saham pada 23 November 2022.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Jumat, 25 November 2022, saham LPPF naik 3,54 persen ke posisi Rp 4.970 per saham.

Saham LPPF dibuka stagnan Rp 4.800 per saham. Saham LPPF  berada di level tertinggi Rp 4.980 dan terendah Rp 4.800 per saham. Total frekuensi perdagangan 805 kali dengan volume perdagangan 9.384 saham. Nilai transaksi harian Rp 4,6 miliar.

Pemegang saham LPFF per 30 Oktober 2022 antara lain PT Multipolar Tbk sebesar 8,88 persen, Auric Digital sebesar 35,56 persen, masyarakat sebesar 54,13 persen dan saham treasury sebesar 1,43 persen.

2 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal III 2022

Sebelumnya, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang sembilan bulan pertama 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba hingga kuartal III 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 20 Oktober 2022, PT Matahari Department Store Tbk mengantongi pendapatan bersih Rp 4,96 triliun hingga kuartal III 2022. Pendapatan bersih tersebut naik 21,53 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,08 triliun.

itu mendorong lonjakan laba perseroan. Hingga September 2022, perseroan membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 1,05 triliun. Laba tersebut tumbuh 140,2 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 438,6 miliar.

Beban pokok pendapatan perseroan naik menjadi Rp 1,59 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,48 triliun. Dengan demikian, laba kotor naik menjadi Rp 3,36 triliun hingga kuartal III 2022.

Laba kotor perseroan bertambah 29,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,60 triliun. Beban usaha naik menjadi Rp 2,15 triliun hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,06 triliun. Keuntungan lainnya naik menjadi Rp 261,63 miliar hingga kuartal III 2022.

Adapun laba operasi bertambah menjadi Rp 1,47 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 569,25 miliar. Melihat kondisi tersebut, laba bersih per saham dasar dan dilusi naik menjadi Rp 440 hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 168.

Hingga September 2022, ekuitas menjadi Rp 429,18 miliar dari Desember 2021 sebesar Rp 1 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 5,02 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 4,84 triliun.

Total aset turun menjadi Rp 5,44 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 5,85 triliun. Perseroan kantongi kas dan bank sebesar Rp 212,91 miliar hingga 30 September 2022.

 

3 dari 4 halaman

Komitmen Tebar Dividen 2022

Dalam keterangan tertulis, perseroan membukukan penjualan kotor Rp 9,5 triliun hingga 30 September 2022. Penjualan itu 26,5 persen di atas periode yang sama pada 2021. Pertumbuhan penjualan pada gerai yang sama (SSSG) sebesar 144,7 persen pada kuartal III 2022.

Perseroan menyatakan masih berada di jalur yang tepat untuk panduan EBITDA pada 2022 sebesar Rp 2,1 triliun dan laba bersih Rp 1,4 triliun.

“Berlanjutnya pemulihan kami secara kuat adalah bukti dari bakat, komitmen serta semangat karyawan kami dalam budaya kerja feel good,” ujar CEO Matahari, Terry O’Connor.

Ia menuturkan, menjelang 2023, anggaran awal 2023 berada pada level EBITDA Rp 2,4 triliun-Rp 2,5 triliun. “Namun, mengingat ketidakpastian global yang dapat berdampak secara nasional, kami memutuskan untuk mengeluarkan panduan anggaran yang berhati-hati sebesar Rp 2,3 triliun-Rp 2,4 triliun,” ujar dia.

Terry mengatakan, pihaknya berkomitmen atas dividen 2022 sebesar Rp 525 per saham, pembayaran tertinggi hingga saat ini yang akan dibayarkan pada 2023, bergantung pada persetujuan yang diwajibkan, yang mempertajam komitmen kuat perseroan terhadap peningkatan pengembalian nilai pemegang saham keseluruhan.

4 dari 4 halaman

Pembukaan Gerai

"Matahari berkomitmen untuk meningkatkan nilai pemegang saham melalui program pembelian kembali saham dan kebijakan dividen yang tinggi,” tutur dia.

Adapun hingga 2022, perseroan buka 10 gerai dengan lima lokasi telah dibuka dan sisanya akan dibuka pada November dan Desember 2022. Gerai itu dibuka di Gresik, Jawa Timur, Jakarta Timur, Bontang di Kalimantan Timur, Manado di Sulawesi Utara dan Kendarai di Sulawesi Tenggara.

Selain itu, Matahari berencana untuk membuka 12-15 gerai baru pada 2023 dengan 7 lokasi telah ditentukan dan juga telah meningkatkan peluang perluasan gerai dan penciptaan lapangan kerja. Jumlah total gerai secara nasional pada akhir 2022 akan menjadi 148, tumbuh menjadi 160 atau lebih pada akhir 2023.