Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), Bintang Bara B.V menjual 47,76 juta saham TOBA atau setara 0,593 persen.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (27/1/2022), Bintang Bara B.V melepas saham TOBA secara bertahap pada 13 September 2022-21 November 2022.
Baca Juga
Harga pembelian saham TOBA itu sekitar Rp 767,06 per saham. Dengan demikian, nilai penjualan saham TOBA itu sekitar Rp 36,6 miliar. “Tujuan transaksi divestasi, statuskepemilikan langsung,” tulis Direktur Bintang Bara Ronald Posthumus dalam keterbukaan informasi BEI.
Advertisement
Setelah transaksi penjualan saham TOBA, Bintang Bara genggam 685.585.000 saham atau 8,5166 persen dari sebelumnya 733.350.000 saham atau 9,11 persen.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 25 November 2022, saham TOBA melemah 0,77 persen ke posisi Rp 645 per saham.
Saham TOBA dibuka stagnan Rp 650 per saham. Saham TOBA berada di level tertinggi Rp 655 dan terendah Rp 645 per saham. Total frekuensi perdagangan 660 kali dengan volume perdagangan 27.446 saham. Nilai transaksi Rp 1,8 miliar.
Kinerja Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 54,76 juta atau setara Rp 859,31 miliar (kurs Rp 15.693 per USD).
Laba itu naik 60,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 34,17 juta. Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (26/11/2022), raihan laba itu sejalan dengan pendapatan yang tumbuh 63,57 persen menjadi USD 469,13 juta dari USD 286,8 juta pada September 2021 sebesar USD 286,8 juta.
Beban pokok pendapatan pada September 2022 tercatat sebesar USD 360,16 juta. Naik 63,57 persen dibandingkan September 2021 sebesar USD 243,75. Meski begitu, laba kotor perseroan masih tumbuh 153,18 persen menjadi USD 108,97 juta dari USD 43,04 juta pada September 2022. Beban umum dan administrasi perseroan tercatat sebesar USD 23,14 juta, beban penjualan dan pemasaran USD 1,21 juta, rugi selisih neto kurs Rp 98,717, dan pendapatan lain-lain USD 35,51.
Advertisement
Aset
Dari rincian itu, perseroan memperoleh laba operasi sebesar USD 120,03 juta, naik 72,33 persen dibandingkan September 2021 sebesar USD 69,65 juta. Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan keuangan sebesar USD 3,31 juta dan beban keuangan USD 19,95 juta.
Setelah dikurangi pajak, perseroan berhasil mengukuhkan laba periode berjalan sebesar USD 83,77 juta, naik 86,36 persen dibandingkan laba periode berjalan pada September 2021 sebesar USD 44,95 juta.
Dari sisi aset TBS Energi Utama sampai dengan September 2022 tercatat sebesar USD 894,04 juta, naik dari posisi akhir tahun lalu sebesar USD 858,1 juta. Terdiri dari aset lancar USD 236 juta dan aset tidak lancar USD 658,03 juta.
Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar USD 474,29 juta , turun dibandingkan posisi Desember 2021 sebesar USD 503,88 juta. Terdiri dari liabilitas jangka pendek USD 122,82 juta dan liabilitas jangka panjang USD 351,47 juta. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi USD 419,75 juta dari USD 354,23 juta pada Desember 2021.
Bos TBS Energi Sebut Investasi di Industri Listrik Ciptakan Untung Berlipat
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) Pandu Patria Sjahrir mengatakan, kebijakan insentif yang dibutuhkan bagi pengusaha, salah satunya investasi untuk kendaraan listrik.
"Jadi kalau diinvestasikan ke sesuatu yang membuat industri baru yang menjadi produktif itu lebih keren. Subsidi yang sekarang misalnya ke 70 persen ke tempat yang salah. Kalau ini lebih menguntungkan (subsidi kendaraan listrik)," kata Pandu dalam konferensi pers, Rabu (12/10/2022).
Pandu menilai, jika pemerintah investasi ke ranah industri listrik tersebut akan menghasilkan keuntungan berlipat ganda.
"Setiap satu dolar pemerintah investasikan ke industri listrik ini untungnya lima belas kali lipat. Semoga didengarkan (pemerintah)," kata dia.
Sebelumnya, pemerintah menginginkan jumlah motor listrik mencapai 50 persen dibandingkan jumlah motor berbahan bakar minyak (BBM).
"Kalau insentif menurut saya dari sisi pelaku pemerintah mereka ingin melakukan ini. Dari kemarin misalnya, tolong kalau bisa dari semua setengah motor yang ada di Indonesia yaitu motor listrik," kata dia.
Bagaimana pemerintah bisa mempercepat target tersebut?
"Nah ini saya sangat encourage kenapa percobaan enam bulan pertama antusiasme nya sangat besar. Jadi ini penting karena konsumer pak, we are play the consumer game tapi memang satu harga tuh segalanya untuk orang nyoba mau ga mau," ujar dia.
Advertisement