Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Senin, 28 November 2022. Wall street tertekan seiring protes dari pembatasan COVID-19 yang berkepanjangan di China membebani pasar. Adapun pemerintah China menerapkan kebijakan nol COVID-19 untuk meredam penyebaran COVID-19.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 497,57 poin atau 1,45 persen ke posisi 33.849,46. Indeks S&P 500 tergelincir 1,54 persen ke posisi 3.963,94. Indeks Nasdaq terpangkas 1,58 persen ke posisi 11.049,50.
Baca Juga
Seluruh sektor saham di indeks S&P 500 melemah pada awal pekan ini. Sektor real estate catat kinerja terburuk dengan turun 2,8 persen. Di sisi lain, sektor konsumsi meski berada di zona merah, tetapi catat kinerja lebih baik dengan turun 0,4 persen.
Advertisement
Aksi jual pada awal pekan didorong oleh demonstrasi yang pecah di China selama akhir pekan. Hal ini menyusul warga yang melampiaskan rasa frustasi terhadap kebijakan nol COVID-19 Beijing.
Pemerintah daerah memperketat kontrol COVID-19 seiring kasus COVID-19 yang melonjak. Pada awal November 2022, Beijing menyesuaikan beberapa kebijakan yang menunjukkan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut akan kembali dibuka.
Hal tersebut juga berdampak di seluruh pasar global pada perdagangan Senin, 28 November 2022. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) yang turun ke level terendah sejak Desember 2022.
Saham perusahaan dengan fasilitas produksi besar di China berada di bawah tekanan. Saham Apple turun 2,6 persen setelah Bloomberg melaporkan kerusuhan di sebuah pabrik di China dapat berarti berkurangnya 6 juta unit iPhone Pro pada 2022.
“Ketika Anda melihat Apple tidak dapat memenuhi pesanan untuk iPhone mereka karena pabrik-pabrik di China ditutup, saya pikir itu adalah contoh sempurna bagaimana sesuatu di satu negara dapat mempengaruhi tempat lain,” ujar Chief Market Strategis Crossmark Global Investment, Victoria Fernandez, dikutip dari CNBC, Selasa (29/11/2022).
Ia menuturkan, hal itu hanya memiliki efek riak melalui ekonomi global ketika Anda memiliki sesuatu sebesar ekonomi China yang ditutup.
Investor Bakal Cermati Pernyataan Ketua The Fed
Pengamat melihat lebih banyak volatilitas ke depan seiring investor mencerna data ekonomi yang datang akhir pekan ini yang akan menawarkan informasi lebih lanjut tentang keadaan AS.
Sejumlah data ekonomi yang akan rilis antara lain laporan pengeluaran konsumsi pribadi pada Kamis 1 Desember 2022 menjadi ukuran inflasi utama untuk the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS dan laporan gaji pada November 2022 yang dijadwalkan Jumat, 2 Desember 2022.
Investor juga akan mencermati pidato dari ketua the Federal Reserve Jerome Powell dan pejabat bank sentral lainnya untuk petunjuk tentang seperti apa kenaikan suku bunga di masa depan. Hal ini karena bank sentral terus berusaha meredam inflasi.
"Investor akan mengamati pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada Rabu. Orang-orang menunggu dengan nafas tertahan untuk mengatakan, pesan apa yang akan dia berikan,” ujar Chief Market Strategist Crossmark Global Investment, Victoria Fernandez.
Advertisement
Kebijakan The Fed
Powell akan berbicara pada Rabu Sore, 30 November 2022 di Washington DC, di Brookings Institute Hutchins Center on Fiscal and Monetary Policy tentang prospek ekonomi dan perubahan pasar tenaga kerja.
Ia prediksi, Powell akan “setuju” dengan pasar kalau tarif akan sekitar 5 persen atau setidaknya lebih tinggi pada September 2022. Ia juga mengatakan, Powell kemungkinan akan setuju kenaikan 50 basis poin pada pertemuan berikutnya.
Namun, ia menuturkan, Powell dan investor tidak akan sepenuhnya selaras. Ia akan mendorong kembali harapan suku bunga akan mulai diturunkan pada Oktober 2023.
“Saya pikir dia benar-benar akan menolak dan berkata, lihat pasar tenaga kerja kuat. Permintaan masih cukup kuat. Anda tahu, mari kita lihat berapa produk domestik bruto (PDB) minggu ini,” ujar dia.
Ia menuturkan, jelas itu bisa berubah jika mengalami resesi yang dalam pada 2023. “Tetapi kita tidak mengharapkan itu. Saya pikir Powell akan tetap (terapkan suku bunga-red) tinggi lebih lama,” kata Fernandez.
Penutupan Wall Street 25 November 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Jumat, 25 November 2022. Penguatan wall street di tengah perdagangan pada pekan ini yang pendek karena ada libur Thanksgiving.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 152,97 poin atau 0,45 persen ke posisi 34.347,03. Indeks S&P 500 melemah 0,03 persen ke posisi 4.026,12.
Indeks Nasdaq tergelincir 0,52 persen ke posisi 11.226,36 yang didorong tekanan saham Activision Blizzard. Saham Activision Blizzar melemah 4 persen di tengah berita FTC dapat memblokir Microsoft untuk mengambil alih perusahaan tersebut.
Selama sepekan, indeks Dow Jones naik 1,78 persen, indeks S&P 500 bertambah 1,53 persen. Indeks Nasdaq bertambah 0,72 persen.
Wall street awal pekan ini dibayangi sentimen pelaku pasar menunggu risalah dari pertemuan the Federal Reserve pada November 2022. Risalah menunjukkan bank sentral mengantisipasi perlambat laju kenaikan suku bunga ke depan yang memberi dorongan pada saham hingga akhir pekan ini bahkan di tengah sesi perdagangan yang bergejolak karena volume perdagangan yang rendah.
“Sebagian besar peserta menilai perlambatan laju kenaikan mungkin akan segera terjadi,” demikian bunyi risalah tersebut.
Sejumlah laporan laba perusahaan ritel yang solid menandakan beberapa kekuatan konsumen bahkan di tengah kekhawatiran pelemahan ekonomi juga mengangkat saham.
Kekhawatiran tentang lockdown yang berkelanjutan di China menjadi perhatian pasar. China meningkatkan pembatasan COVID-19 setelah melihat jumlah kasus yang meningkat dalam beberapa hari terakhir. Pada awal pekan ini, China melaporkan kematian COVID-19 pertama sejak Mei 2022.
Advertisement