Sukses

Pendapatan Naik, Pengelola Gerai Pizza Hut Alami Rugi Rp 35,5 Miliar hingga Kuartal III 2022

PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), pengelola gerai Pizza Hut membukukan kenaikan pendapatan tetapi alami rugi hingga kuartal III 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), pengelola gerai Pizza Hut mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022.

Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,64 triliun. Raihan itu naik 5,33 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,5 triliun.

Melansir laporan keuangan perseroan, Rabu (30/11/2022), perseroan berhasil menekan beban pokok penjualan menjadi RP 853 ,52 miliar dari Rp 861,52 miliar pada September 2021. Sehingga perseroan memperoleh laba kotor Rp 1,78 triliun, naik 8,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,64 triliun.

Pada periode ini, perseroan menciptakan beban penjualan sebesar Rp 1,63 triliun, beban umum dan administrasi Rp 170,09 miliar, pendapatan operasi lainnya Rp 17,51 miliar dan beban operasi lainnya Rp 11,6 miliar.

Dari rincian itu, perseroan mencatatkan rugi operasi sebesar Rp 11,35 miliar, berbalik dari posisi September 2021 di mana perseroan masih mencatatkan laba operasi sebesar Rp 44,41 miliar. Perseroan juga mencatatkan pendapatan bunga sebesar Rp 507,23 juta, pajak final atas pendapatan bunga Rp 101,45 jua, serta beban bunga dan keuangan sebesar Rp 29,2 miliar.

Setelah ditambah manfaat pajak penghasilan, perseroan mencatatkan rugi periode berjalan sebesar Rp 35,5 miliar, berbanding terbalik dari periode yang sama tahun lalu dengan laba tahun berjalan sebesar Rp 13,3 miliar.

Sehingga rugi per saham dasar menjadi Rp 11,8  per saham dari sebelumnya laba Rp 4,4. Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 2,41 triliun, naik dibandingkan akhir tahun lalu sebesar Rp 2,22 triliun.

Terdiri dari aset lancar Rp 242,09 miliar dan aset tidak lancar R 1,99 triliun. Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 1,34 triliun, naik dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 1,05 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 646,4 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 694,47 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 1,07 triliun. Turun dari Rp 1,17 triliun pada Desember 2021.

 

2 dari 4 halaman

Menakar Dampak Kenaikan Harga BBM hingga Inflasi terhadap Emiten Pengelola Pizza Hut

Sebelumnya, Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada awal September 2022. Kenaikan BBM ini turut menuai pro dan kontra, lantaran bertepatan dengan ancaman inflasi dan kenaikan suku bunga bank sentral.

Kondisi tersebut dinilai berdampak terhadap pelaku usaha yang berpotensi kehilangan daya beli masyarakat, termasuk emiten pengelola gerai makanan.Padahal, baru saja ekonomi masyarakat mulai merangkak seiring pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19.

“Unruk dampak BBM tentunya secara umum berpengaruh pada berbagai sektor. Tapi untuk saat ini dampaknya belum terlihat karena kebijakannya baru berjalan kurang dari sebulan,” kata termasuk emiten pengelola gerai makanan. Sekertaris perusahaan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA),  Sekretaris Perusahaan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), Kurniadi Sulistyomo. kepada Liputan6.com, ditulis Rabu (28/9/2022).

Menurut dia, setidaknya diperlukan waktu tiga bulan untuk bisa menakar dampak dari kenaikan BBM. Hingga saat ini PT Sarimelati Kencana Tbk belum melakukan langkah antisipasi atau penyesuaian yang signifikan. Lebih lanjut, perseroan fokus pada target ekspansi untuk membuka 73 gerai baru pada 2022.

"Kami akan mencoba mencapai target ekspansi pengebangan usaha kami. Kami targetkan 73 outlet tahun ini. Alhamdulillah sampai saat ini sudah tercapai sampai 62 outlet, jadi ada 11 outlet lagi untuk dicapai. Inshaallah, kita masih ada waktu sampai Desember untuk capai 73 outlet. Sisa 11 harusnya inshaallah bisa tercapai,” kata Kurniadi.

 

3 dari 4 halaman

Kinerja Semester I 2022

Sebelumnya, PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), emiten pengelola gerai Pizza Hut meraih kinerja keuangan beragam hingga Juni 2022. PT Sarimelati Kencana Tbk membukukan kenaikan penjualan tetapi alami rugi pada semester I 2022. 

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 30 Agustus 2022, PT Sarimelati Kencana Tbk  meraih penjualan Rp 1,74 triliun pada semester I 2022. Penjualan tersebut naik 3,58 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,68 triliun.

Beban pokok penjualan turun 1,12 persen menjadi Rp 560,60 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 566,96 miliar. 

Dengan demikian, perseroan mencatat laba kotor meningkat 5,96 persen menjadi Rp 1,18 triliun pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,12 triliun.

Perseroan mencatat beban penjualan naik menjadi Rp 1,07 triliun pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 977,77 miliar. Beban umum dan administrasi bertambah menjadi Rp 112,12 miliar jika dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 97,65 miliar. Namun, pendapatan operasi lainnya susut menjadi Rp 13,85 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 20,78 miliar.

 

 

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Laba operasi turun 80,38 persen pada semester I 2022 menjadi Rp11,27 miliar, dibandingkan periode yang sama sebelumnya Rp 57,46 miliar.

PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) mencatat rugi periode berjalan Rp 5,7 miliar pada semester I 2022. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya untung Rp 31,52 miliar.

Dengan demikian rugi per saham dasar tercatat Rp 2,0 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya mencatat laba per saham Rp 10,5. 

Perseroan mencatat ekuitas Rp 1,10 triliun pada Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,16 triliun. Liabilitas perseroan naik menjadi Rp 1,24 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,05 triliun.

Total aset meningkat menjadi Rp 2,34 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp2,21 triliun. Perseroan kantongi kas dan bank Rp 53,21 miliar pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp98,93 miliar.