Liputan6.com, Jakarta PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), perusahaan publik di bidang kesehatan terus berupaya meningkatkan kinerja sekaligus membantu pemerintah dalam mengatasi keadaan situasional dan kondisional pandemi Covid-19 di Indonesia.
“Kontribusi PT Itama Ranoraya Tbk dalam membantu pemerintah mengatasi masa genting dengan menyediakan peralatan kesehatan yang dibutuhkan untuk mengatasi pandemi Covid-19 itu berdampak adanya peningkatan signifikan pada kinerja keuangan perusahaan tahun 2021,” ujar Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk, Heru Firdausi Syarif.
Menurut Heru, dari kondisi situasional dan genting itu, perusahaan mendapatkan tambahan pendapatan (revenue) yang signifikan di tahun buku 2021.
Advertisement
Kontribusi perusahaan bersama yang lainnya ikut memberikan andil bagi keberhasilan pemerintah dalam mengatasi wabah Covid-19 yang ditandai dengan melandainya kasus Covid-19 di Indonesia.
Penurunan kasus Covid-19 juga dapat dilihat dengan tidak adanya lagi tambahan pendapatan dari kegiatan itu pada kinerja keuangan perusahaan di tahun 2022 ini.
Direktur Keuangan Itama Ranoraya Tbk, Nanan Meinanta F Lasahido, menjelaskan, kinerja pendapatan perusahaan tetap mengalami pertumbuhan (sustainable growth).
Hingga bulan September 2022 pendapatan perusahaan telah mencapai Rp 554,6 miliar dan diproyeksikan pada tahun 2022 ini perusahaan akan mampu meraup pendapatan 24% lebih besar dari pendapatan di tahun 2021 tanpa adanya tambahan dari keterlibatan perusahaan membantu pemerintah dalam kasus pandemi Covid-19, yang mencapai Rp 615 miliar.
Sedangkan laba sebelum pajak diperkirakan mencapai 7,9% dari proyeksi penjualan tahun berjalan. “Sementara jika dibandingkan tahun 2020, dimana pendapatan mencapai Rp 563,9 miliar, perolehan pendapatan perusahaan di tahun 2022 mengalami kenaikan sekitar 35%,” katanya.
Pada tahun 2022 ini, perusahaan mendapatkan fasilitas pembiayaan bank berupa Perpanjangan sekaligus peningkatan fasilitas pembiayaan Bank Danamon dari Rp 300 miliar (tahun 2021) menjadi Rp 450 miliar (tahun 2022).
Selain itu, perusahaan juga mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Bank UOB senilai Rp150 miliar berupa Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi yang efektif per 1 Oktober 2022.
Program ke Depan
Untuk tahun 2023, Nanan mengatakan perusahaan terus mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan (sustainable growth) agar lebih baik lagi dari kinerja yang dicapai perusahaan tahun 2022.
“Guna meningkatkan pendapatan, perusahaan terus melakukan diversifikasi produk dengan menambah jumlah prinsipal dan mengembangkan Stock Keeping Unit (SKU) dari prinsipal-prinsipal yang telah ada dan yang baru melakukan kerjasama di semester kedua 2022,” papar Nanan.
Selain itu, akan meningkatkan kerjasama dengan pabrikan guna meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari produk-produk yang dijual ke pasar.
“Hal ini merupakan bukti nyata dari PT Itama Ranoraya Tbk dalam mendukung program pemerintah bagi peningkatan kandungan lokal terhadap produk-produk yang dijual di dalam negeri dan luar negeri,” jelas Nanan Meinanta F Lasahido.
Kinerja
Secara riil, kinerja keuangan Itama Ranoraya mengalami lonjakan signifikan di 2021 karena adanya kontribusi pendapatan dari keterlibatan perusahaan dalam membantu pemerintah mengatasi kondisi situasional dan genting di dalam negeri akibat pandemi Covid-19.
Di tahun 2021, total pendapatan Itama Ranoraya mencapai Rp 1,320 triliun, dimana di antaranya berasal dari pendapatan normal sebesar Rp 615 miliar. Sedangkan laba bersihnya mencapai Rp 112,38 miliar.
Sementara di tahun 2022, kinerja keuangan secara total mengalami penurunan karena pendapatan dari kegiatan membantu pemerintah mengatasi Covid-19 tidak ada lagi sehingga perusahaan diproyeksikan akan memperoleh pendapatan mencapai Rp763,6 miliar.
Melandainya kinerja keuangan di tahun 2022 juga dialami semua perusahaan yang bergerak dalam sektor usaha yang sama seperti Itama Ranoraya, yakni penyedia alat-alat kesehatan.
Namun demikian, analis saham dari MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menilai emiten di sektor kesehatan masih memiliki fundamental yang kuat sehingga harga sahamnya masih berpeluang meningkat.
Herditya Wicaksana mengatakan, walaupun pandemi Covid-19 mulai melandai, pendapatan emiten-emiten di sektor kesehatan masih cukup bagus seiring dengan makin tinggginya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
Menurutnya, potensi kenaikan harga saham emiten-emiten di sektor kesehatan di lantai bursa juga masih bisa terjadi hingga awal tahun 2023 nanti. Indeks saham sektor kesehatan dapat meningkat ke posisi antara 1.535 hingga 1.560.
Advertisement