Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) akan menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue.
Pada aksi tersebut, perseroan berencana menerbitkan sebanyak banyaknya 2,32 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham atau setara 9,26 persen modal ditempatkan dan disetor penuh oleh Bank Raya Indonesia. Saham-saham tersebut akan ditawarkan melalui PMHMETD melalui Penawaran Umum Terbatas X Tahun 2022.
Baca Juga
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (2/12/2022), HMETD akan dibagikan kepada para pemegang saham perseroan yang tercatat pada tanggal 12 Desember 2022 di mana 11.373.452.991 saham lama perseroan akan memperoleh 1,16 miliar HMETD. Setiap 1 HMETD dapat digunakan untuk membeli 1 saham dengan membayar harga pelaksanaan sebesar Rp 500 per saham.
Advertisement
Dengan asumsi seluruh HMETD dilaksanakan untuk membeli saham, maka AGRO akan memperoleh dana sebesar Rp 1,16 triliun Pemegang saham utama Bank Raya yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan melaksanakan seluruh haknya dalam PMHMETD X ini.
Sementara dalam hal para pemegang saham lama tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham hasil pelaksanaan HMETD yang ditawarkan dalam aksi ini sesuai dengan HMETD-nya maka para pemegang saham lama akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya (dilusi) dalam jumlah maksimum sebesar 9,26 persen.
Seluruh dana yang diperoleh perseroan dari hasil PMHMETD X setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang terkait dengan PMHMETD X akan digunakan untuk penguatan permodalan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai ekspansi modal kerja dalam menyalurkan pinjaman maupun memperkuat pendanaan kepada segmen market yang baru, terutama segmen Gig Economy.
Jadwal Rights Issue
Segmen Gig Economy menargetkan nasabah gig worker, yaitu pekerja informal seperti banking agent, pekerja lepasan, pekerja paruh waktu, dan lain sebagainya. Perseroan juga diwajibkan untuk memiliki modal inti minimum paling sedikit Rp 3 triliun berdasarkan Peraturan OJK No. 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum (POJK No. 12/2020), di mana saat ini modal inti minimum AGRO belum mencapai batas minimum tersebut.
Jadwal:
Tanggal Pernyataan Pendaftaran HMETD menjadi Efektif: 30 November 2022
Tanggal terakhir perdagangan saham Dengan HMETD (cum-right):
Pasar reguler dan pasar negosiasi: 8 Desember 2022
Pasar tunai: 12 Desember 2022
Tanggal Pencatatan (Recording Date) untuk memperoleh HMETD: 12 Desember 2022
Tanggal mulai perdagangan saham Tanpa HMETD (ex-right):
Pasar reguler dan pasar negosiasi: 9 Desember 2022
Pasar tunai: 13 Desember 2022 Distribusi HMETD: 13 Desember 2022
Tanggal pencatatan Saham di BEI: 14 Desember 2022
Periode perdagangan HMETD: 14—20 Desember 2022
Periode pembayaran dan pelaksanaan HMETD: 14—20 Desember 2022
Periode penyerahan saham hasil pelaksanaan HMETD: 16–22 Desember 2022
Tanggal terakhir pembayaran pemesanan saham tambahan: 22 Desember 2022
Tanggal penjatahan pemesanan tambahan saham: 23 Desember 2022
Tanggal pengembalian uang pemesanan (jika ada): 27 Desember 2022
Advertisement
Strategi Bank Raya Indonesia Hadapi Persaingan Bank Digital
Sebelumnya, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) memaparkan strategi menghadapi persaingan bank digital.
Direktur Digital dan Operasional Bank Raya, Bhimo Wikan Hantoro menuturkan, pihaknya memaksimalkan ekosistem yang sudah dibangun selama 1,5 tahun dalam proses transformasi, serta memanfaatkan ekosistem yang telah dibangun bersama dengan induk Bank Raya Indonesia, yakni BRI.
"Kita punya visi dan misi untuk mempertajam penetrasi kita dengan pekerja, kerja sama dengan ekosistem fintech di Indonesia, maka dari itu memang kita berbicara tentang eksekusi pada tahun ini dan tahun-tahun ke depan, kita mendapatkan akses ke pembiayaan agen brilink, kita juga telah bekerja sama dengan platform digital BRI (BRImo) untuk membuka rekening,” kata Bhimo dalam konferensi pers RUPSLB Bank Raya, Kamis (29/9/2022).
Bhimo juga mengaku, pihaknya sudah memiliki hubungan yang baik dengan fintech. Hal itu tercermin dari kinerja digital lending yang mengalami peningkatan 300 persen secara tahunan atau Rp 652 miliar.
"Kita sudah memiliki hubungan yang baik dengan fintech dan tercermin dengan performance digital lending yang tercatat bertumbuh 300 persen secara yoy sebesar Rp 652 miliar," tutur dia.
Ia menambahkan, begitu juga dengan akuisisi number of account customer juga secara digital O2O.
"Di mana kita memanfaatkan jaringan yang sudah kita punya untuk literasi dan juga melakukan akuisisi untuk customer baru kita dan saat ini sudah mencapai sekitar 350 ribu new account dalam beberapa bulan terakhir,” kata dia.
Ekosistem
Selain itu, Bhimo juga mengatakan, target kinerja Bank Raya ke depan, salah satunya menjaga aset dan liabilitas.
"Target kinerja jelas sebagai bank menjaga aset dan liabilitas, menumbuhkan aset-aset digital dan ekspansi secara sehat, bisnis proses kita pastikan dalam beberapa bulan ke depan secara digital, apps, atau o2o,” ujar dia.
Dia menambahkan, untuk ekosistem dari Bank Raya juga melakukan kerja sama dengan pihak lainnya.
“Ekosistem sendiri, kita menjalin kerja sama dengan digital ekosistem baik fintech, payment gateway, dan institusi lain, untuk menambah customer, support bank BRI sebagai induk, dapat akses ke agen brilink, bridging loan untuk meningkatkan kinerja, dan akan jadi keunggulan AGRO dalam beberapa tahun ke depan,” katanya.
Sementara itu, Bank Raya Indonesia juga ingin meningkatkan rasio Current Account Saving Account (CASA) atau dana murah pada tahun ini dan tahun-tahun ke depan.
“Meningkatkan rasio CASA pada tahun ini dan tahun-tahun ke depan,” pungkasnya.
Advertisement