Sukses

Pembangunan Jaya Ancol Incar Pendapatan Rp 1,1 Triliun pada 2023

Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), Winarto mengatakan, keyakinan itu merujuk pada tren kinerja perseroan yang mulai cerah.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) optimistis dapat mempertahankan kinerja positif pada 2023. Perseroan bahkan menargetkan pendapatan mencapai Rp 1,1 triliun pada 2023.

Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Winarto mengatakan, keyakinan itu merujuk pada tren kinerja Pembangunan Jaya Ancol yang mulai cerah seiring dengan longgarnya mobilitas pasca pandemi Covid-19.

"Pendapatan tahun 2023 kita rencanakan menjadi Rp 1,1 triliun. Di mana angka tersebut semakin mendekati pendapatan sebelum Covid-19,” kata Winarto dalam paparan publik perseroan, Jumat (2/12/2022).

Kendati pendapatan perseroan terpukul selama pandemic COVID-19, tetapi Winarto mengakui ada hikmah dibalik kondisi tersebut. Dia menilai, perseroan berhasil melakukan evaluasi dan memperbaiki baik dari sisi manajemen maupun keuangan.

"Pandemi memberi kesempatan bagi kita untuk melakukan efisiensi sedemikian rupa sehingga struktur biaya kita terhadap revenue akan menjadi lebih baik,” imbuh dia.

Alhasil, laba bersih sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 78,9 miliar, meningkat sebesar 141 persen atau Rp 271,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami kerugian sebesar Rp 192,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan sebesar Rp 386 miliar atau 158 persen.

Bersamaan dengan itu, pengunjung per September juga naik 148 persen atau sebanyak 5,29 juta pengunjung. “Di tahun 2023 nanti strategi kami adalah kemudian meningkatkan revenue, profitabilitas perusahaan dengan melakukan kontrol yang ketat dan efektif serta efisien khususnya biaya opex kita,” pungkas Winarto.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

RUPST Pembangunan Jaya Ancol Rombak Susunan Pengurus

Sebelumnya, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) merombak direksi dan komisaris. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan pada Kamis, 18 Agustus 2022.

Mengutip keterangan resminya, ditulis Jumat (19/8/2022), RUPST Pembangunan Jaya Ancolmengangkat dan menetapkan manajemen yang baru, dengan susunan komisaris dan direksi sebagai berikut:

Komisaris Utama dan Independen: Thomas Trikasih Lembong

Komisaris : Geisz Chalifah dan Letnan Jenderal Purnawirawan Sutiyoso

Direktur Utama : Winarto

Direktur: Daniel Nainggolan, Eddy Prastiyo, dan Cahyo Prakoso

RUPST juga memberhentikan dengan hormat direksi sebelumnya, yaitu Teuku Sahir Syahali, Febrina Intan, Wing Antariksa, Budi Santoso, dan Suparno.

Komisaris Utama Perseroan, Thomas Trikasih Lembong mengatakan, penyegaran manajemen merupakan hal yang umum terjadi demi meningkatkan kinerja perusahaan.

"Penyegaran manajemen merupakan hal yang umum terjadi dan bagian dari upaya meningkatkan kinerja perusahaan. Ancol akan terus berkomitmen untuk melakukan transformasi guna memberikan pelayanan yang terbaik dan prima bagi seluruh pelanggan di Tanah Air,” kata Thomas.

 

3 dari 5 halaman

Direksi Ancol

Teuku Sahir Syahali sendiri setelah menyelesaikan masa baktinya akan diberikan penugasan baru di PT Pembangunan Jaya (salah satu pemegang saham utama Perseroan). 

Sementara itu, Wing, Suparno, Budi, dan Febby, yang masing-masing telah memberikan kontribusi yang amat signifikan kepada transformasi Ancol, akan menempuh tahapan karier berikutnya di berbagai sektor seperti BUMD, BUMN, dan swasta.

Selain itu, Direktur Utama baru PJAA Winarto pernah menjabat sebagai Direktur Utama Pusat Pengelolaan GBK (Gelora Bung Karno) pada 2016-2021, termasuk saat Asian Games 2018. Dia juga memiliki sejarah panjang dengan Ancol, menghabiskan sekitar 12 tahun pada posisi direksi di Ancol.

Sedangkan, Daniel pernah menjabat Direktur Keuangan Ancol sebelumnya pada 2016-2019. Daniel membawa latar belakang yang dalam di pasar modal dan pasar uang dari karier di Standard Chartered Bank dan BNI Sekuritas.

Tak hanya itu, Eddy juga mempunyai sejarah panjang dengan Ancol yang telah berkarier selama 20 tahun di mana jabatan akhir merupakan Senior Vice President di PT Pembangunan Jaya Ancol dan Direktur Bisnis dan Operasi PT Taman Impian Jaya Ancol. Cahyo pun membawa pengalaman yang luas dan dalam di sektor Properti dan Real Estate. 

 

4 dari 5 halaman

Ancol Kantongi Pinjaman Rp 905 Miliar dari Bank DKI, untuk Apa Saja?

Sebelumnya, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) telah menerima pinjaman Rp 905 miliar dari Bank DKI. Perseroan mempertimbangkan untuk menarik pinjaman dari Bank DKI, salah satunya bagian dari sinergi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (2/1/2021), PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk meraih kredit Rop 905 miliar. Rincian kredit itu antara lain kredit modal kerja (KMK) senilai Rp 389 miliar dengan jangka waktu kredit satu tahun. Kredit modal kerja dengan roll over setiap tahun dan diteken pada 16 September 2021.

Kemudian kredit investasi senilai Rp 516 miliar. Pemakaian kredit untuk refinancing obligasi penawaran umum berkelanjutan II tahap 2 seri A sebesar Rp 516 miliar yang bakal jatuh tempo pada Februari 2022. Kredit investasi itu sudah diteken pada 20 Desember 2021.

Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Suparno menyebutkan, pinjaman tersebut didesain secara club deal antara Bank DKI dan lender lain.

5 dari 5 halaman

Selanjutnya

"Namun, dalam diskusi dengan para lenders, Bank DKI yang akan menyerap dahulu porsi pembiayaan kredit investasi Rp 516 miliar yang kemudian bisa di sell down ke lenders lainnya,” tulis dia dalam keterbukaan informasi BEI.

Adapun alasan Bank DKI ikut dalam club deal ini antara lain sudah terjalin kerja sama yang cukup lama dengan Bank DKI. Bank DKI menawarkan struktur pinjaman jangka panjang dengan suku bunga kompetitif. “Kolaborasi dalam bidang pemasaran digital dan bagian dari sinergi BUMD,” ujar dia.

Ia menuturkan, seperti yang disampaikan dalam keterbukaan informasi perseroan pada 22 Desember 2021 telah dilakukan penandatanganan kredit Rp 516 miliar untuk refinancing obligasi berkelanjutan II Jaya Ancol tahap II seri A yang akan jatuh tempo pada Februari 2022.

"Refinancing ini dilakukan perusahaan dalam rangka reprofiling utang jangka pendek menjadi jangka panjang sehingga akan memperkuat cashflow jangka panjang yang lebih stabil,” tutur dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.