Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi sideways pada perdagangan saham, Senin (5/12/2022).
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, perkembangan pergerakan IHSG hingga kini masih terlihat belum beranjak dari rentang konsolidasi wajar meski aliran dana investor asing secara year to date (ytd) masih menunjukkan minat investor asing yang masih cukup tinggi terhadap pasar modal Indonesia.
Baca Juga
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Jumat, 2 Desember 2022, investor asing melakukan aksi jual Rp 1,62 triliun. Sepanjang 2022, investor asing melakukan pembelian saham Rp 78,7 triliun.
Advertisement
William menambahkan, saat ini minim sentimen yang dapat mendorong kenaikan IHSG sehingga membuat IHSG bergerak sideways. Sedangkan momentum tekanan masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk mengakumulasi beli dengan target investasi jangka panjang. “IHSG akan bergerak di kisaran 6.836-7.123,” ujar dia dalam catatannya.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG ditutup terkoreksi tipis ke 7.019 pada perdagangan Jumat, 2 Desember 2022, koreksi IHSG sempat menguji area supportnya tetapi kembali ditutup di atas MA200.
“Nampaknya, IHSG berpeluang menguat untuk menguji rentang area 7.040-7.060 terlebih dahulu, selama tidak terkoreksi ke bawah 6.955, skenario IHSG masih berada pada bagian dari wave c dari wave (x) pada label hitam,” ujar dia.
Ia menambahkan, waspadai apabila IHSG menembus 6.955, IHSG masih berada pada bagian dari wave (ii) pada label merah, sehingga IHSG rawan menuju ke 6.890 hingga 6.937. Herditya prediksi, level support IHSG di 6.890,6.955 dan resistance 7.128,7.178.
Untuk rekomendasi saham hari ini, William memilih saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Selanjutnya PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Sedangkan Herditya memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
1.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) - Buy on Weakness
Saham BBRI ditutup terkoreksi 1 persen ke 4.890 pada perdagangan Jumat, 2 Desember 2022 dan masih disertai dengan volume penjualan. Posisi saham BBRI diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (iv) dari wave [iii], sehingga BBRI masih rawan koreksi dan dapat dimanfaatkan untuk BoW.
Buy on Weakness: 4.790-4.850
Target Price: 5.030, 5.120
Stoploss: below 4.680
2.PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) - Buy on Weakness
Saham LSIP ditutup terkoreksi 0,5 persen ke 1.100 pada perdagangan Jumat, 2 Desember 2022. Selama tidak terkoreksi ke bawah 1.070 sebagai stoplossnya, posisi LSIP sedang berada di awal wave 3 dari wave (1), sehingga koreksi LSIP cenderung terbatas dan berpeluang menguat kembali.
Buy on Weakness: 1.080-1.095
Target Price: 1.155, 1.180
Stoploss: below 1.070
3.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) - Spec Buy
Saham TLKM ditutup menguat 1 persen ke 4.000 pada perdagangan Jumat, 2 Desember 2022 dan disertai dengan munculnya volume pembelian. Selama TLKM tidak terkoreksi kembali ke bawah 3.930 sebagai stoplossnya, maka posisi TLKM saat ini sudah berada di akhir wave Y dari wave (A) dan berpeluang melanjutkan penguatan.
Spec Buy: 3.950-3.980
Target Price: 4.130, 4.250
Stoploss: below 3.930
4.PT Bukit Asam Tbk (PTBA) - Sell on Strength
Saham PTBA ditutup terkoreksi 1 persen ke 3.770 pada perdagangan Jumat, 2 Desember 2022 disertai dengan munculnya volume penjualan. Selama PTBA belum mampu menembus 3.850 sebagai resistancenya, posisi PTBA saat ini sedang berada di awal wave [b] dari wave B. Hal tersebut berarti PTBA masih rawan terkoreksi terlebih dahulu ke rentang area 3.590-3;690 terlebih dahulu dan dapat dimanfaatkan untuk level buyback.
Sell on Strength: 3.780-3.810
Advertisement
Penutupan IHSG pada 2 Desember 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan saham Jumat, (2/12/2022). Sektor saham industri dan teknologi menekan laju IHSG.
Mengutip data RTI, IHSG ditutup turun tipis 0,02 persen ke posisi 7.019,63. Indeks LQ45 terpangkas 0,64 persen ke posisi 989,59. Sebagian besar indeks acuan tertekan. Pada Jumat pekan ini, koreksi IHSG menjadi terbatas. IHSG bergerak di posisi tertinggi 7.021,81 dan terendah 6.967,95. Sebanyak 330 saham melemah dan 213 saham menguat. 169 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.081.310 kali dengan volume perdagangan saham 49,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.441.
Mayoritas indeks sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham industri. Sektor saham industr merosot 1,76 persen, diikuti sektor saham teknologi terpangkas 1,24 persen. Diikuti sektor saham keuangan susut 0,46 persen, sektor saham transportasi melemah 0,18 persen, sektor saham basic turun 0,16 persen dan sektor saham properti melemah 0,04 persen.
Sementara itu, sektor saham energi menguat 1,51 persen, dan pimpin penguatan. Diikuti sektor saham infrastruktur bertambah 0,16 persen, sektor saham siklikal naik 0,11 persen, sektor saham nonsiklikal mendaki 0,09 persen dan sektor saham kesehatan bertambah 0,03 persen. Jelang akhir pekan ini, saham GOTO tertekan lagi dan kembali auto rejection bawah (ARB). Saham GOTO turun 6,38 persen ke posisi Rp 132 per saham.
"Kami mencermati IDX Techno masih menjadi sektor pemberat laju IHSG dan dipimpin oleh GOTO yang masih ARB. Namun, IDX Energy diakhir sesi menjadi pendorong laju indeks sehingga pelemahan IHSG menjadi tipis,” ujar Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana saat dihubungi Liputan6.com.
Bursa Saham Asia pada 2 Desember 2022
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar turun pada perdagangan Jumat, 2 Desember 2022. Sementara itu, investor mencari kejelasan setelah China isyaratkan sedikit pelonggaran pembatasan COVID-19 yang ketat.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 merosot 1,59 persen ke posisi 27.777,90. Indeks Topix terpangkas 1,64 persen ke posisi 1.953,98. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 1,84 persen ke posisi 2.434,33.
Hal ini seiring Korea Selatan melaporkan indeks harga konsumen tahunan pada November 2022 lebih rendah dari bulan sebelumnya. Inflasi Korea Selatan mencapai 5 persen, lebih rendah dari estimasi survei Reuters sebesar 5,1 persen. Di Australia, indeks ASX 200 turun 0,72 persen ke posisi 7.301,5.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,15 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai melemah 0,29 persen dan indeks Shenzhen terpangkas 0,4 persen. Semalam di Amerika Serikat, indeks Dow Jones ditutup turun hampir 200 poin lebih rendah menjelang laporan pekerjaan utama. Ekonom perkirakan pertumbuhan lebih lambat tetapi bertahan pada November 2022 di tengah pengumuman PHK dan pembekuan perekrutan.
Advertisement