Sukses

Penjualan Naik 15 Persen, Inocycle Catat Rugi Rp 8,79 Miliar hingga September 2022

PT Inocycle Technology Group Tbk membukukan penjualan Rp 533,99 miliar hingga September 2022. Namun, perseroan alami rugi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), emiten bergerak di bidang daur ulang sampah botol plastic menjadi recycled polyster staple fiber (RePSF) mencatat kinerja keuangan beragam hingga akhir kuartal III 2022.

PT Inocycle Technology Group Tbk membukukan penjualan Rp 533,99 miliar hingga September 2022. Penjualan naik sekitar 15 persen dari Rp 464,64 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan pendapatan perseroan didorong kenaikan volume penjualan RePSF. Produk RePSF masih menjadi katalis pertumbuhan hingga akhir kuartal III 2022 dengan membukukan penjualan sebesar Rp 378,13 miliar, dan naik 18 persen Year on Year (YoY). Produk non-woven perseroan juga naik 11 persen YoY per periode akhir kuartal III 2022. Produk RePSF dan Non-woven memiliki fungsi yang serbaguna, menjadi core material untuk berbagai sektor industri.

Pertumbuhan penjualan tersebut sesuai dengan proyeksi Perseroan bahwa penjualan dapat tumbuh 15 persen pada 2022. INOV melihat pasar daur ulang plastik akan terus tumbuh seiring dengan peningkatan permintaan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan produk daur ulang.

"Penjualan INOV sejauh ini berjalan sesuai dengan ekpektasi kami, bisa tumbuh 15 persen. Artinya, manajemen memiliki perhitungan yang tepat akan potensi pertumbuhan pasar,” ujar Direktur Inocyle Technology Group, Victor Choi dikutip dari keterangan tertulis,Senin (5/12/2022).

Ia menambahkan, tetapi, pecahnya perang Rusia-Ukraina yang di luar kendali telah membuat harga barang-barang komoditas terutama energi naik tinggi, serta nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berfluktuasi tajam sehingga menggerus pendapatan Perseroan cukup dalam.

Perseroan mencatat rugi tahun berjalan Rp 8,79 miliar hingga akhir kuartal III 2022. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya membukukan laba Rp 25,69 miliar.

 

2 dari 4 halaman

Kinerja Perseroan

Namun, terkait situasi makroekonomi global yang tidak menentu, terutama terkait volatilitas kurs dan kenaikan harga komoditas, biaya-biaya yang harus ditanggung perseroan meningkat lebih tinggi daripada peningkatan penjualan

Perseroan membukukan beban pokok penjualan naik 17 persen. Beban pokok penjualan tercatat Rp 428,01 miliar hingga akhir September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 364,60 miliar. Beban usaha perseroan naik 20,5 persen dari Rp 64,85 miliar hingga akhir September 2021 menjadi Rp 78,20 miliar hingga akhir September 2022.

Perseroan mencatat laba kotor naik 5,9 persen menjadi Rp 109,97 miliar hingga akhir September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 100,03 miliar. Laba usaha perseroan membukukan laba usaha perseroan turun 76,7 persen menjadi Rp 9,60 miliar hingga akhir September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 41,38 miliar. Perseroan membukukan rugi per saham dasar Rp 4,86 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya laba Rp 14,21.

Total ekuitas perseroan tercatat Rp 321,07 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 334,7 miliar. Liabilitas perseroan naik menjadi Rp 616,15 miliar hingga akhir September 2022 dari Desember 2021 Rp 556,01 miliar. Aset perseroan naik menjadi Rp 937,22 miliar hingga September 2022. Perseroan kantongi kas Rp 60,2 miliar hingga September 2022.

3 dari 4 halaman

Belanja Modal 2022

Pada 2022, Perseroan telah mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD 6 juta yang bersumber dari dari pinjaman dan dana internal perusahaan.

Belanja modal tersebut dialokasikan untuk membangun pabrik recycling center dan washing facilities di kota-kota kecil dan menengah di Indonesia. Pabrik RePSF yang ada di Medan diperkirakan bisa berproduksi secara komersiil pada kuartal I-2023, dengan kontribusi penambahan kapasitas produksi sebesar 23 persen terhadap total kapasitas produksi yang sekarang yaitu 40.000 ton per tahun.

INOV berkomitmen untuk terus memproduksi produk recycled yang bukan saja lebih ramah lingkungan, tetapi juga memiliki kualitas yang menyamai produk virgin plastic. Dengan standar kualitas yang tinggi tersebut, produk-produk INOV menjadi core material bagi berbagai industri manufaktur.

 

 

 

4 dari 4 halaman

Bidik Penjualan 20 Persen pada 2022

Sebelumnya,  PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) optimistis kinerja 2022 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Inocyle Technology menetapkan target penjualan dapat bertumbuh sekitar 20 persen pada 2022.

Target tersebut sejalan dengan peningkatan volume permintaan terhadap produk Perseroan hingga akhir 2021.

Direktur Inocyle Technology Gorup, Victor Choi menilai, tahun ini peluang industri dan potensi pasar daur ulang mengalami perbaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dia menuturkan, kesadaran masyarakat dalam menggunakan produk hasil daur ulang sudah mulai meningkat. Hal itu seiring dengan gerakan sirkular ekonomi yang terus diimbau oleh Pemerintah.

"Melihat peluang tersebut, kami menargetkan dapat mencapai kenaikan penjualan sekitar 20 persen dan laba bersih sekitar 25 persen di tahun 2022,” kata Victor dalam keterangan resmi, Kamis (6/1/2022).

Pada awal 2021, Inocyle Technology Group menetapkan target pertumbuhan penjualan sebesar 15 persen untuk konsolidasi 2021. Melihat realisasi kinerja INOV hingga kuartal III-2021, Perseroan optimistis dapat melampaui target 2021 tersebut.

Hingga September 2021, Inocyle Technology Group berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga 22,8 persen secara year on year (YoY) atau tercatat sebesar Rp 464,6 miliar.

Sedangkan dari sisi laba bersih, INOV berhasil mengubah kerugian menjadi laba di kuartal III-2021 yang tercatat sebesar Rp25,7 miliar atau meningkat sebesar 253,6 persen.