Sukses

BFI Finance Sebar Dividen Interim 2022 Rp 28 per Saham, Cek Jadwalnya

PT BFI Finance Indonesia Tbk akan bagikan dividen interim 2022 setara Rp 28 per saham pada Desember 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) akan membagikan dividen interim tunai untuk tahun buku 2022 sebesar Rp 421,10 miliar. PT BFI Finance Indonesia Tbk akan membayar dividen interim tunai 2022 pada 22 Desember 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (6/12/2022),  PT BFI Finance Indonesia Tbk akan bagikan dividen interim 2022 setara Rp 28 per saham. Perseroan akan membagikan laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk Rp 1,30 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 7,72 triliun, dan total ekuitas Rp 8,59 triliun.

Berikut jadwal pembagian dividen interim 2022:

-Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiais pada 14 Desember 2022

-Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 15 Desember 2022

-Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 16 Desember 2022

-Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 19 Desember 2022

-Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai 16 Desember 2022 waktu 16.00

-Tanggal pembayaran dividen pada 22 Desember 2022

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa, 6 Desember 2022, saham BFIN melemah 2,73 persen ke posisi Rp 1.070 per saham.

Saham BFIN dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.105. Saham BFIN berada di level tertinggi Rp 1.110 dan terendah Rp 1.065 per saham. Total frekuensi perdagangan 922 kali dengan volume perdagangan 37.990 saham. Nilai transaksi Rp 4,1 miliar.

2 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal III 2022

Sebelumnya, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) membukukan kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba hingga kuartal III 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (31/10/2022), PT BFI Finance Indonesia Tbk meraup pendapatan Rp 3,84 triliun hingga September 2022. Pendapatan tersebut tumbuh 29,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,96 triliun.

Pertumbuhan pendapatan itu mendorong kenaikan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Laba perseroan melambung 64,15 persen menjadi Rp 1,30 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 796,13 miliar.

Mengutip keterangan tertulis perseroan, hingga September 2022, penyaluran pembiayaan baru atau booking mencapai Rp 13,7 triliun, tumbuh 48,3 persen year on year (yoy). Nilai booking ini turut mengatrol penguatan laba setelah pajak 64,5 persen yoy atau menjadi Rp 1,3 triliun dari Rp 796 miliar pada periode yang sama.

Dari sisi pertumbuhan aset, BFI Finance melaporkan nilai aset tertinggi yang pernah diraih Perusahaan sebesar Rp20 triliun, tumbuh sebesar 36,6 persen yoy. Pencapaian ini bahkan melampaui nilai aset Perusahaan tertinggi pada masa prapandemi, yaitu Rp19,1 triliun per 31 Desember 2018.

 Berkat pengelolaan bisnis yang efektif dan efisien, nilai pendapatan juga terkerek 29,6 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp3,8 triliun.

"Sektor riil yang kembali aktif bergerak serta pemerintah yang mampu menjaga kestabilan politik dan ekonomi membuat atmosfer konsumsi masyarakat masih tumbuh. Hal ini mendorong pertumbuhan kinerja yang signifikan dibandingkan kondisi tahun lalu. Namun, kami akan tetap menjalankan kelolaan manajemen risiko dengan kehati-hatian dan menjaga kualitas aset,” ujar Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono.

 

3 dari 4 halaman

Pembiayaan

Persentase NPF BFI Finance juga masih stabil di rasio bruto 1,09 persen. Persentase ini menempatkan BFI Finance kembali di angka rasio yang masih berada jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata industri (Data Otoritas Jasa Keuangan/OJK per 31 Agustus 2022 sebesar 2,60 persen).

NPF coverage terhitung mencapai 4,2 kali diimbangi dengan proses penagihan berbasis sistem yang efisien dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dari sisi penyisihan atau Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).

Pencadangan Perusahaan ini masih lebih besar dibandingkan rata-rata industri sebesar 2,2 kali (Data OJK per 31 Agustus 2022). Dari total piutang yang dikelola sebesar Rp18,4 triliun, portofolio pembiayaan BFI Finance masih didominasi pembiayaan kendaraan roda empat sebesar 68,2 persen atau ekuivalen dengan Rp12,5 triliun.

Disusul oleh pembiayaan alat berat dan mesin dengan porsi 12,7 persen, pembiayaan kendaraan roda dua sebesar 11,3 persen, pembiayaan bersertifikat rumah dan ruko sebanyak 2,8 persen, serta pembiayaan syariah dan lainnya 5 persen.

 

4 dari 4 halaman

Perjanjian Kredit Sindikasi

Seiring dengan geliat aktivitas dan ekonomi masyarakat, restrukturisasi konsumen juga turut melandai dengan nilai restrukturisasi tersisa sebesar 2,9 persen dari nilai total piutang pembiayaan. Sebanyak 77,1 persen dari sisa restrukturisasi tersebut turut dilaporkan telah kembali ke pembayaran normal.

Penghujung kuartal III 2022 juga ditutup apik dengan ditandatanganinya perjanjian kredit sindikasi senilai Rp1,6 triliun pada 23 September. Dalam penandatanganan perjanjian kredit sindikasi tersebut, Bank DKI ditunjuk sebagai Mandated Lead Arranger sekaligus sebagai Agen Fasilitas, Agen Jaminan dan Agen Escrow bersama dengan tiga Bank Pembangunan Daerah (BPD) lainnya yakni Bank Jatim, Bank Papua, dan Bank Kalsel.

Fasilitas ini digunakan untuk mendukung aktivitas pembiayaan di seluruh wilayah operasional Perusahaan di Indonesia. Kerja sama ini merupakan salah satu bentuk kepercayaan para bank sebagai mitra bisnis dalam memberikan pendanaan kepada BFI Finance.

“BFI Finance bersyukur dapat mempertahankan tren positif yang dicapai dan berharap dapat terjaga momentumnya hingga akhir tahun 2022. Dengan demikian, Perusahaan dapat mencatatkan rekor pertumbuhan total aset dan laba bersih sepanjang tahun 2022 ini,” pungkas Sudjono.