Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2022 sebesar Rp 298,79 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (6/12/2022), Sarana Menara Nusantara akan membagikan dividen tunai interim untuk tahun buku 2022 sebesar Rp 298,79 miliar atau setara dengan Rp 6 per saham.
Baca Juga
"Sesuai dengan keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 5 Desember 2022,” tulis Manajemen Perseroan, dikutip Selasa (6/12/2022).
Advertisement
Sementara itu, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 2,55 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 14,05 triliun serta total ekuitas senilai Rp 13,91 triliun.
Berikut ini merupakan jadwal pembagian dividen interim Sarana Menara Nusantara:
-Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 14 Desember 2022
-Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 15 Desember 2022
-Cum dividen di pasar tunai: 16 Desember 2022
-Ex dividen di pasar tunai: 19 Desember 2022
- Recording date: 16 Desember 2022
-Pembayaran dividen: 22 Desember 2022
Anak Usaha Sarana Menara Nusantara Kantongi Tambahan Pinjaman Rp 1 Triliun
Sebelumnya, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mendapatkan tambahan fasilitas pinjaman dari Bank Central Asia (BCA) pada 9 November 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/11/2022), PT Profesional Telekomunikasi Indonesia atau Protelindo, PT Iforte Solusi Infotek, PT Komet Infra Nusantara (KIN), PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), PT BIT Teknologi Nusantara (BIT), PT Quattro International (QTR), PT Global Indonesia Komunikatama (GIK) dan BCA memandatangani perjanjian perubahan 13 atas perjanjian fasilitas Nomor: 406/Add-KCK/2022 pada 9 November 2022. Dalam hal ini BCA sebagi kreditur, dan Protelindo, Iforte, KIN, SUPR, BIT, QTR, dan GIK sebagai debitur.
“Berdasarkan perjanjian fasilitas para pihak telah sepakat untuk menambahkan fasilitas kredit invests Rp 1 triliun untuk Protelindo, Iforte, KIN, SUPR, BIT, QTR, dan GIK,” tulis Sekretaris Perusahaan Sarana Menara Nusantara, Monalisa Irawan.
Adapun Protelindo, Iforte, KIN, SUPR, BIT, QTR, dan GIK setuju bertanggung jawab secara tanggung renteng terhadap pelaksanaan seluruh kewajiban berdasarkan perjanjian fasilitas.
Tambahan pinjaman tersebut akan digunakan untuk tujuan umum perusahaan, pembiayaan kembali atas pinjaman di bank lain, belanja modal dan operating expenses. Pinjaman ini berjangka waktu 72 bulan.
Sarana Menara Nusantara menyatakan transaksi pinjaman merupakan transaksi afilitasi seperti tertuang dalam pasal 6 ayat 1 Peraturan OJK Nomor 42 tahun 2020 yaitu transaksi sesama perusahaan terkendali yang sahamnya dimiliki paling sedikit 99 persen.
Namun, transaksi tersebut bukan merupakan transaksi benturan kepentingan bagi perseroan seperti tertuang dalam POJK 42 dan bukan transaksi material yang tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha.
Advertisement
Rampungkan Pembelian Aset Fiber Optik Rp 800 Miliar
Sebelumnya, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) telah merampungkan transaksi jual beli aset fiber optik antara anak perusahaan PT BIT Teknologi Nusantara (BIT) dan PT Alita Praya Mitra (Alita) pada 30 September 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (3/10/2022), manajemen PT Sarana Menara Nusantara Tbk menyatakan penyelesaian transaksi berdasarkan perjanjian pengikatan jual beli telah dilakukan melalui penandatanganan akta jual beli aset pada 30 September 2022. Berdasarkan akta jual beli aset, BIT telah membeli aset fiber optic milik Alita dengan nilai transaksi setelah penyesuaian Rp 800 miliar.
"Transaksi bukan merupakan transaksi benturan kepentingan bagi perseroan sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK Nomor 42 Tahun 2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan dan bukan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha,” tulis perseroan.
Adapun informasi atau fakta material yang diungkapkan tidak memiliki dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan.
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menyampaikan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022. Pada periode tersebut, Sarana Menara Nusantara mencatatkan pendapatan sebesar Rp 5,3 triliun. Naik 33,85 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,97 triliun.
Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 1,44 triliun dari 1,08 triliun pada semester I 2022. Meski begitu, laba bruto perseroan masih tercatat naik 34,11 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,89 triliun.
Beban penjualan dan pemasaran tercatat sebesar Rp 72 miliar, beban umum dan administrasi Rp 367,79 miliar, serta beban usaha lainnya Rp 198,64 miliar. Dari rincian itu, perseroan mengantongi laba usaha Rp 3,23 triliun atau naik 27,04 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 2,54 triliun.
Pada periode ini, perseroan juga mencatatkan penghasilan keuangan senilai Rp 13,59 miliar, dan biaya keuangan Rp 1,2 triliun. Setelah dikurangi beban pajak, perseroan berhasil mengantongi laba periode berjalan sebesar Rp 1,71 triliun, naik 0,29 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 1,7 triliun.
Advertisement
Selanjutnya
Sementara laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp Rp 1,69 triliun, naik tipis sebesar 0,08 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 1,69 triliun. Sehingga laba per saham tak mengalami perubahan, atau senilai Rp 34.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 63,37 triliun, naik dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 65,23 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 3,48 triliun dan aset tidak lancar Rp 59,89 triliun.
Kemudian liabilitas sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 50,45 triliun, naik dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 53,77 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 14,5 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 35,95 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan Juni 2022 naik menjadi Rp 12,92 triliun dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 65,83 triliun.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 16 September 2022, saham TWOR stagnan di posisi Rp 1.190 per saham. Saham TOWR dibuka melemah 10 poin ke posisi Rp 1.180 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.259 kali dengan volume perdagangan 920.948 saham. Nilai transaksi Rp 108,9 miliar.