Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usaha PT Global Chemindo Megatrading (GCM) menggandeng Synergy Investment (SI) mendirikan perusahaan baru bernama Global Starway Synergy Co Ltd pada 6 Desember 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (8/12/2022), perusahaan patungan tersebut bergerak di bidang eksportasi dan penjualan dan bahan baku obat-obatan untuk manusia, obatan-obatan untuk hewan dan makanan.
Baca Juga
Untuk komposisi modal disetor dan bagian kepemilikan saham yaitu GCM berjumlah 40 persen atau setara RMB 3.312.000 dan SI sebesar RMB 84.968.000 atau 60 persen. “Pendirian GSS bertujuan untuk memperkuat sumber rantai pasokan di China dan kawasan,” demikian tulis perseroan.
Advertisement
Adapun dampak kejadian, informasi dan fakta material itu tidak berdampak material.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 8 Desember 2022, saham KLBF melonjak 5,42 persen ke posisi Rp 2.140 per saham. Saham KLBF dibuka turun 10 poin ke posisi Rp 2.020 per saham.
Saham KLBF berada di level tertinggi Rp 2.140 dan terendah Rp 2.000 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.005 kali dengan volume perdagangan 298.876 saham. Nilai transaksi harian Rp 62 miliar.
Kalbe Farma Rampungkan Akuisisi Aventis Pharma
Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengumumkan penyelesaian perjanjian pembelian saham (share purchase agreement) PT Aventis Pharma oleh perseroan dan anak perseroan, yakni PT Dankos Farma.
Sekretaris Perusahaan PT Kalbe Farma Tbk, Lukito Kurniawan Gozali mengatakan, nilai transaksi mencapai EUR 48 juta atau sekitar Rp 774,76 miliar (kurs Rp 16.140,79 per EUR).
“Pada 30 November 2022, pembeli dan Sanofi Aventis Participations, Hoechst GmbH, dan PT Usaha Minidin Raya selaku penjual telah menyelesaikan share purchase agreement untuk mengalihkan 100 persen kepemilikan saham di PT Aventis Pharma berikut trademarks dengan nilai transaksi sekitar EUR 48 juta," terang Lukiti dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (1/12/2022).
Setelah pelaksanaan transaksi pembelian saham, susunan pemegang saham terkini menjadi mayoritas sebesar 99,98 persen atau sebanyak 4,264 lembar saham dimiliki oleh perseroan, Sisanya 1 lembar atau 0,02 persen dimiliki oleh PT Dankos Farma.
“Transaksi diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan, khususnya pada divisi obat resep,” imbuh Lukito.
Pada 20 Oktober 2022, PT Kalbe Farma Tbk dan PT Usaha Minidin telah menandatangani perjanjian pembelian saham untuk mengalihkan kepemilikan saham Aventis Pharma milik Usaha Minidin kepada perseroan.
Melalui transaksi tersebut, perseroan peroleh 20 persen kepemilikan atas PT Aventis Pharma. Perseroan sebelumnya telah menandatangani perjanjian pembelian saham dengan Sanofi Aventis Participations dan Hoechst GMBH pada 22 Juli 2022 untuk ambil alih 80 persen kepemilikan pada PT Aventis Pharma.
Advertisement
Kinerja Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2022. Kalbe Farma membukukan penjualan neto senilai Rp 21,18 triliun meningkat 10,94 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 19,09 triliun.
Mengutip laporan keuangan Kalbe Farma, Senin (31/10/2022), beban pokok penjualan hingga kuartal III 2022 mencapai Rp 12,44 triliun atau meningkat 15,07 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 10,81 triliun.
Kemudian, laba bruto meningkat 5,56 persen menjadi Rp 8,73 triliun per kuartal III 2022 dari Rp 8,27 triliun per kuartal III 2021. Sedangkan, beban penjualan senilai Rp 4,37 triliun.
Hingga akhir kuartal III 2022 KLBF mengantongi laba bersih sebesar Rp 2,48 triliun. Laba ini meningkat 8,77 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,28 triliun
Dengan demikian, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 53,43 per saham dari periode yang saham tahun sebelumnya Rp 48,81.
Sementara itu, aset senilai Rp 26,18 triliun hingga kuartal III 2022 meningkat dari akhir tahun lalu sebesar Rp 25,66 triliun. Liabilitas Kalbe Farma sebesar Rp 5,03 triliun hingga kuartal III 2022 meningkat dari akhir tahun lalu sebesar Rp 4,40 triliun.
Sedangkan, ekuitas tercatat sebesar Rp 21,14 triliun hingga kuartal III 2022 menurun dari akhir tahun lalu Rp 21,26 triliun.
Target 2022
Pada 2022, dengan kondisi ekonomi yang mulai kembali pulih dan ekspektasi transisi COVID-19 ke arah endemi, Perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan bersih 2022 menjadi sebesar 11 persen-15 persen dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih sekitar 11 persen-15 persen.
Walaupun menghadapi ketidakpastian yang meningkat karena krisis geopolitik global, Perseroan berupaya menjaga ketersediaan produk dan meminimalkan dampak kenaikan harga bahan baku dengan melakukan efisiensi biaya dan strategi pengelolaan harga.
Perseroan juga mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45 persen-55 persen, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.
Optimisme Perseroan untuk tumbuh mendorong Perseroan terus konsisten melakukan aktivitas riset dan pengembangan. Melalui sinergi ABGC (Akademisi, Business, Government dan Komunitas), Perseroan terus berkolaborasi menghasilkan produk dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat (hilirisasi produk) dan mampu memberikan kontribusi pada performa bisnis Perseroan.
Di lain pihak, Perseroan membuka kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk joint-venture, akusisi atau bentuk kerja sama bisnis lainnya. Di antaranya, Perseroan melalui PT Kalbe Genexine Biologics (KGBio) melakukan kolaborasi riset dan uji klinis dengan pihak ketiga untuk produk penemuan baru (novel products) di beberapa negara di Asia Tenggara, Australia dan Timur Tengah.
Advertisement