Sukses

Bursa Saham Asia Menguat Usai Inflasi China Sesuai Prediksi

Bursa saham Asia Pasifik menanjak pada perdagangan Jumat, 9 Desember 2022 ikuti wall street.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat (9/12/2022). Penguatan bursa saham Asia Pasifik ini terjadi jelang rilis data inflasi China November 2022.

Indeks Nikkei Nikkei 225 Jepang naik 0,93 persen. Indeks Topix bertambah 0,94 persen. Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,33 persen. Indeks Kospi Korea Selatan menanjak 0,28 persen.

Indeks Kosdaq melejit 0,67 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang mendaki 0,2 persen. Demikian mengutip dari CNBC, Jumat (9/12/2022).

Ekonom yang disurvei Reuters perkirakan inflasi konsumen di China naik 1,6 persen dibandingkan. Sementara harga produsen melemah 1,4 persen. Produsen chip komputer Taiwan Semiconductor Manufacturing Co akan melaporkan penjualan pada November 2022.

Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1 persen pada awal perdagangan. Bursa saham China melemah. Indeks Shenzhen turun 0,11 persen dan indeks Shanghai tergelincir 0,2 persen. China melaporkan indeks harga konsumen naik 1,6 persen pada November 2022. Sedangkan indeks harga produsen turun 1,3 persen.

Semalam di Amerika Serikat (AS), saham naik dengan indeks S&P 500 melawan penurunan beruntun terpanjang sejak Oktober 2022 karena wall street evaluasi kemungkinan resesi pada masa depan.

Di satu sisi, Korea Selatan mencatat surplus neraca berjalan USD 880 juta pada Oktober 2022, turun dari USD 1,6 miliar pada September 2022.

Aset investasi langsung di Korea Selatan meningkat sebesar USD 2,75 miliar dibandingkan bulan lalu USD 4,74 miliar. Korea Selatan telah membukukan surplus neraca berjalan pada 2022 kecuali Juli dan Agustus 2022.

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia pada 8 Desember 2022

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Kamis (8/12/2022) seiring kekhawatiran resesi yang berlanjut bebani pasar.

Indeks Jepang Nikkei 225 melemah 0,92 persen dan indeks Topix tergelincir 0,91 persen. Indeks Kospi Korea Selatan terpangkas 0,61 persen. Indeks Australia ASX 200 melemah 0,8 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,23 persen.

Pada perdagangan Rabu, bursa saham Asia anjlok seiring timbulnya pertanyaan atas perubahan sikap China melebihi optimisme pembukaan kembali.

"Pelonggaran lebih lanjut dari pembatasan COVID-19 telah diperhitungkan dalam beberapa minggu terakhir, sementara kecepatan penyesuaian terhadap pengaturan kebijakan menimbulkan kekhawatiran tentang gangguan dari gelombang pertama dan tindakan peredaman yang sedang berlangsung,” ujar Ekonom National Australia Bank, Taylor Nugent dikutip dari CNBC, Kamis pekan ini.

Ekonomi Jepang alami kontraksi kuartalan tahunan 0,8 persen pada kuartal III 2022. Hal ini seiring dengan pembacaan produk domestik bruto (PDB) yang direvisi mengalahkan harapan dalam survei Reuters untuk kontraksi 1,1 persen. Perkiraan awal pertama pemerintah yang dirilis pada November 2022 adalah penurunan 1,2 persen.

Jepang juga melaporkan defisit 64,1 miliar yen atau USD 469,3 juta dalam neraca berjalan yang belum disesuaikan, demikian ditunjukkan dari data pemerintah. Pembacaan secara signifikan meleset dari perkiraan surplus 623,4 miliar yen.

Australia mencatat surplus perdagangan pada Oktober 2022 mencapai 12,2 miliar dolar Australia atau setara USD 8,19 miliar, sedikit lebih besar dari yang diharapkan.

 

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 8 Desember 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 8 Desember 2022. Sementara itu, indeks S&P 500 memecahkan rekor penurunan terpanjang sejak Oktober 2022 dan wall street evaluasi kemungkinan resesi di masa depan.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,75 persen ke posisi 3.963,51. Indeks Dow Jones bertambah 183,56 poin atau 0,55 persen ke posisi 33.781,48. Indeks Nasdaq reli 1,13 persen ke posisi 11.082.

Wall street meski menguat pada perdagangan Kamis, 8 Desember 2022, saham sedang alami koreksi. Indeks Dow Jones melemah 1,88 persen. Indeks S&P 500 dan Nasdaq turun masing-masing 2,66 persen dan 3,31 persen.

“Kami mengalami aksi jual yang kuat selama beberapa hari terakhir dan tidak perlu banyak untuk menciptakan dasar-dasar untuk reli sederhana,” ujar LPL Financial Chief Global Strategist, Quincy Krosby seperti dikutip dari CNBC, Jumat (9/12/2022).

Ia merujuk klaim pengangguran terutama klaim yang berlanjut sebagai kemungkinan katalis untuk aksi pasar. Data menunjukkan kenaikan sederhana dalam klaim. Melanjutkan klaim mencapai level tertinggi sejak Februari, sedikit pergerakan ke arah yang benar bagi ekonomi yang selanjutnya dapat memicu narasi pasar tenaga kerja perlu ditembus agar bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) meredam inflasi.

“Sekali lagi, kami kembali ke berita buruk menjadi kabar baik,” tutur Krosby.

4 dari 4 halaman

Menanti Pertemuan the Fed

Saham semikonduktor dan teknologi yang mengalami kesulitan selama aksi jual pada 2022 juga naik pada perdagangan Kamis pekan ini. Saham Nvidia dan Amazon masing-masing naik 6,5 persen dan 2,1 persen. Saham Activision Blizzard jatuh lebih dari dua persen karena FTC menggugat untuk memblokir akuisisi oleh Microsoft. Microsoft setuju belum perusahaan video game tersebut USD 95 per saham pada Januari 2022 meski pasar skeptis dengan kesepakatan tersebut.  Saham GameStop naik 11 persen setelah membukukan laba.

Perhatian investor tetap fokus pada pertemuan kebijakan the Fed pekan depan. Bank sentral diperkirakan menaikkan suku bunga menaikkan suku bunga 50 basis poin. Ini adalah peningkatan lebih kecil dari pada empat kenaikan suku bunga sebelumnya, tetapi mungkin tidak banyak membantu mengurangi kekhawatiran resesi karena upaya the Fed menekan harga yang melonjak.

Indeks harga konsumen November 2022 yang rilis pekan depan juga akan memberikan kejelasan lebih lanjut tentang arah inflasi, bersama dengan indeks harga produsen yang dijadwalkan pada Jumat pekan ini.