Liputan6.com, Jakarta - PT Philadel Terra Lestari melepas sebagian kepemilikan saham PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) pada 28 November 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (9/12/2022), PT Philadel Terra Lestari divestasi saham BINA pada 28 November 2022. Philadel Terra Lestari menjual 1.280.000 lembar saham BINA dengan harga jual Rp 3.920 per lembar. Total transaksi tersebut senilai Rp 5,01 miliar.
Baca Juga
"Tujuan dari transaksi diversifikasi investasi dengan status kepemilikan saham langsung,” tulis Direktur Philadel Terra Lestari, Yohanes Ade Bunian Moniaga, dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, dikutip Jumat (9/12/2022).
Advertisement
Sebelum melakukan transaksi, Philadel Terra Lestari menggenggam saham BINA sebanyak 343.468.200 lembar atau 5,78 persen. Usai transaksi tersebut, Philadel Terra Lestari menggenggam saham BINA sebanyak 342.188.200 lembar atau 5,76 persen.
Diberitakan sebelumnya, manajemen PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin, 3 Oktober 2022, manajemen PT Bank Ina Perdana Tbk memberikan penjelasan kepada Bursa pada 30 September 2022 mengenai rencana rights issue tersebut.
Perseroan menyatakan dana hasil rights issue akan digunakan untuk meningkatkan fungsi intermediasi perseroan, pertumbuhan penyaluran kredit akan diarahkan baik untuk pembiayaan modal kerja, investasi dan konsumsi.
Adapun segmen pasar yang bisa dilayani oleh perseroan mulai dari korporasi, komersial hingga usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),
Selain itu, perseroan menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) IV ini bertujuan meningkatkan modal inti bank. Hal ini seiring Peraturan OJK Nomor 12/2020 tentang konsilidasi bank umum, seluruh perbankan di Indonesia diharuskan untuk mencapai modal inti minimum Rp 3 triliun, paling lambat 31 Desember 2022.
Rights Issue Perseroan
PT Bank Ina Perdana Tbk akan menawarkan sebanyak-banyaknya 296.854.687 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham baru yang ditawarkan dalam rights issue ini sebanyak-banyaknya 4,76 persen dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah rights issue yang akan dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan di BEI.
Adapun setiap pemegang 20 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 28 November 2022 berhak atas satu HMETD.
Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 3.600-Rp 4.200 per saham. Dengan demikian, jumlah dana yang diperkirakan dalam rights issue ini sebesar Rp 1,24 triliun.
Perseroan menjelaskan pertimbangan penentuan kisaran harga pelaksanaan HMETD itu antara lain:
-Rata-rata harga saham selama 30 hari bursa sebelum pernyataan pendaftaran pada 21 September 2022 yaitu periode 9 Agustus 2022-20 September 2022 adalah sebesar Rp 3.812.
-Rata-rata harga saham selama 60 hari bursa sebelum pernyataan pendaftaran pada 21 September 2022 yaitu periode 28 Juni 2022-20 September 2022 adalah sebesar Rp 3.813.
-Rata-rata harga saham selama 90 hari bursa sebelum pernyataan pendaftaran pada 21 September 2022 yaitu periode 12 Mei 2022-20 September 2022 adalah sebesar Rp 3.824.
“Dari data di atas dan dengan mempertimbangkan gejolak harga pasar yang kemungkinan akan terjadi, perseroan memutuskan harga pelaksanaan HMETD berkisar Rp 3.600-Rp 4.200,” tulis perseroan.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 9 Desember 2022
Sebelumnya, Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada perdagangan saham Jumat (9/12/2022). Seluruh sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham energi.
Mengutip data RTI, IHSG ditutup tumbang 1,31 persen ke posisi 6.715,11. Indeks LQ45 tergelincir 1,19 persen ke posisi 933,01. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.804,22 dan terendah 6.695,38. Sebanyak 347 saham melemah dan 185 saham menguat. 163 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.019.073 kali dengan volume perdagangan 22,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.574.
Seluruh sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham energi. Sektor saham energi merosot 2,58 persen. Sektor saham basic turun 0,37 persen, sektor saham industri tergelincir 1,46 persen, sektor saham nonsiklikal merosot 1,08 persen, dan sektor saham siklikal tergelincir 1,11 persen.
Selain itu, sektor saham kesehatan terpangkas 1,24 persen, sektor saham keuangan melemah 0,59 persen, sektor saham properti terperosok 0,60 persen. Kemudian, sektor saham teknologi susut 1,77 persen, sektor saham infrastruktur merosot 0,88 persen dan sektor saham transportasi turun 0,35 persen.
Saham GOTO Bebani IHSG
Jelang akhir pekan, saham GOTO masih betah di zona merah. Saham GOTO anjlok 7 persen ke posisi Rp 93 per saham. Saham GOTO dibuka turun tujuh poin ke posisi Rp 93 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 12.359 kali dengan volume perdagangan 12.364.366 saham. Nilai transaksi Rp 141,2 miliar.
Head of Research Jasa Utama Capital Cheryl Tanuwijaya menuturkan, IHSG melemah seiring saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang masih tertekan. Hal ini mengingat bobot GOTO besar terhadap IHSG. Untuk prospek saham GOTO, Cheryl menuturkan, investor perlu wait and see dan melihat strategi perseroan efektif dalam mendongkrak laba.
Di sisi lain, pelaku pasar juga menantikan FOMC the Federal Resere (the Fed) sehingga investor asing melakukan aksi jual saham secara harian yang besar setiap hari pada pekan ini.
“Minggu depan jika pidato Gubernur The Fed Jerome Powell berhasil mengembalikan optimisme pasar, bursa saham global berpotensi menguat dan kembali menguji level 7.000,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement