Sukses

Jadi Pengendali Baru Mitra Investindo, Inti Bina Utama Bakal Gelar Penawaran Tender Wajib

Pada aksi rights issue, PT Inti Bina Utama (IBU) telah melaksanakan HMETD dengan mengambil bagian sejumlah 1.078.787.879 saham seri B yang diperoleh dari HMETD.

Liputan6.com, Jakarta - PT Mitra Investindo Tbk (MITI) mengumumkan pemegang saham pengendali perseroan yang baru. Hal ini setali dengan rencana perseroan untuk gelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Pada aksi tersebut, PT Inti Bina Utama (IBU) telah melaksanakan HMETD dengan mengambil bagian sejumlah 1.078.787.879 saham seri B yang diperoleh dari HMETD yang menjadi hak PT Prime Asia Capital (PAC).

Dengan demikian, IBU merupakan pengendali baru perseroan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat 4 POJK No 9/POJK.04/2018 tangga; 27 Juli 2018 tentang pengambilalihan perusahaan terbuka. Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (11/12/2022), pelaksanaan penyetoran sejumlah 1.078.787.879 saham seri B yang dilakukan oleh IBU dengan melakukan penyetoran secara tunai yang dananya telah diterima pada rekening penampungan PMHMETD perseroan, akan memberikan dampak positif bagi perseroan.

Di mana peningkatan modal tersebut akan memperkuat struktur permodalamn perseroan. IBU yang menjadi pengendali perseroan, sebagaimana disyaratkan POJK No 9/2018 akan melakukan penawaran tender wajib atas seluruh saham dalam perseroan yang dimiliki oleh pemegang saham masyarakat.

Informasi lebih lanjut mengenai pelaksanaan penawaran tender wajib akan diumumkan kepada masyarakat dengan memperhatikan ketentuan dalam POJK No 9/2018.

 

2 dari 4 halaman

Investor Domestik Kuasai Pasar Modal Indonesia

Sebelumnya, Investor pasar modal masih menunjukan pertumbuhan yang menggembirakan pada 2022. Hingga 23 November 2022, PT Kustordian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor di pasar modal mencapai 10,1 juta SID.

“Sampai dengan 23 November 2022, investor pasar modal tumbuh 35 persen menjadi 10.115.140 SID dari posisi akhir tahun lalu sebanyak 7.489.337 SID,” ungkap Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo, Sabtu (26/11/2022).

Rinciannya, untuk investor saham atau C-best sebanyak 4.374.271 juta, naik 26,73 peesen dibandingkan Desember 2021 sebanyak 3.451.513 investor.  Jumlah investor reksa dana 9.412.891, naik 37,61 persen dari 6.840.234 investor pada Desember 2021. Sementara investor surat berharga negara 817.226, naik 33,72 persen dari 611.143 pada Desember 2021.

“Yang menarik di sini 99,63 persen itu investor individu. Investor lokal juga sudah mendominasi 99,66 persen dari total SID,” imbuh Uriep.

Adapun investor domestik pada saham mendominasi sebesar 99,56 persen, investor reksa dana 99,88 persen dan investor SBN mendominasi 97,54 persen.

Dari sisi demografinya, investor di pasar modal berusia di bawah 30 tahun mendominasi sebesar 58,79 persen. Disusul investor udia di atas 30 tahun dampai dengan 40 tahun sebesar 22,41 persen. Investor usia 41-50 10,82 persen, usia 51-60 2,51 persen dan sisanya 2,77 persen merupakan investor usia di atas 60 tahun.

3 dari 4 halaman

Investor Pasar Modal Tembus 10 Juta SID

Sebelumnya, jumlah investor pasar modal Indonesia masih melanjutkan pertumbuhan yang menggembirakan. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat investor di pasar modal Indonesia telah tembus 10 juta investor.

Berdasarkan data KSEI pada 3 November 2022, jumlah investor pasar modal yang mengacu pada Single Investor Identification (SID) telah mencapai 10.000.628. Jumlah tersebut didominasi oleh investor lokal dengan komposisi jumlah investor lokal sebesar 99,78 persen.

“Selain menandakan bahwa investor lokal semakin percaya dan sadar pentingnya investasi pasar modal, dominasi investor lokal diharapkan dapat memberikan ketahanan bagi pasar modal Indonesia apabila diterpa isu global,” kata Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo dalam keterangan resmi, Senin (21/11/2022).

Jumlah investor pasar modal telah meningkat 33,53 persen dari 7.489.337 di akhir tahun 2021 menjadi 10.000.628 pada 3 November 2022. Tren peningkatan tersebut telah terlihat sejak 2019 ketika investor masih berjumlah 2.484.354. Implementasi simplifikasi pembukaan rekening efek, memberikan dampak cukup besar bagi peningkatan jumlah investor pasar modal terlebih di masa andemic COVID-19.

“Hal itu terlihat dari peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2020-2021, dengan pertumbuhan lebih dari 100 persen. Peningkatan jumlah investor sejak 2019 hingga 2021 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia,” imbuh Uriep.

Industri reksa dana sebagai penyumbang jumlah investor terbesar di pasar modal memperlihatkan tren peningkatan signifikan yaitu 36,04 persen menjadi 9,3 juta investor. Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persen merupakan investor dari selling agent financial technology (fintech), yang 99,9 persennya merupakan investor individu lokal.

Investor retail juga mendominasi transaksi subscription dan redemption yang mencapai lebih dari 80 persen. Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana dengan jumlah investor terbanyak yaitu sebesar 2,47 juta, diikuti oleh reksa dana pendapatan tetap dengan jumlah investor sebesar 934 ribu.

4 dari 4 halaman

BEI Sebut Setengah Mati Cetak 10 Juta Investor Pasar Modal

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, saat ini investor di pasar modal Indonesia menyentuh angka 10 juta investor. Raihan tersebut bukanlah hal yang mudah. 

Direktur Utama BEI, Iman Rachman menuturkan, saat ini investor di BEI mencapai 10 juta.  “Bursa Efek Indonesia memang saat ini baru 10 juta (investor). Itu sudah setengah mati 10 juta,” kata Iman dalam acara 4th Indonesia Fintech Summit 2022, dikutip Jumat (11/11/2022).

Iman menuturkan, pertumbuhan investor terjadi secara signifikan saat andemic COVID-19.

“Menarik tumbuhnya investor 10 juta ini domestik ini mengontribusi dari Rp 15 triliun harian, itu ritel nya sebesar 46 persen,” kata dia.

Dia mengatakan, saat ini jumlah dan komposisi investor berbeda dengan lima tahun lalu. Karena, saat ini investor institusi domestik mencapai 70 persen, sedangkan lima tahun lalu didominasi investor luar negeri. Tak hanya itu, yang lebih menarik jumlah investor saat ini didominasi oleh usia di bawah 30 tahun.

“Yang lebih menarik lagi dari jumlah investor secara komposisi umur ini menarik, di bawah 30 tahun itu mengontribusikan 60 persen,” imbuhnya.

Iman mengatakan, investor pasar modal ini berasal dari usia muda. Bahkan, ternyata sebagian besar investor tersebut adalah lulusan SMA.

“Investor bursa kita juga young age, ternyata sebagian besar investor tamatan SMA,” ujar dia.

Dengan demikian, BEI harus melakukan edukasi bagi para investor tersebut. “Artinya, investor kita user muda, sehingga menurut kami yang harus dilakukan BEI adalah edukasi,” kata Iman.

BEI memberikan sosialisasi 3P (Paham, Punya, dan Pantau) kepada para investor agar bisa memahami soal risiko dalam berinvestasi.