Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat secara teknikal pada perdagangan saham, Senin (12/12/2022). Harga komoditas dan nilai tukar rupiah bayangi IHSG.
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, peluang teknikal rebound akan terlihat dalam pergerakan IHSG pada Senin, 12 Desember 2022 setelah alami tekanan.
Baca Juga
Ia menilai, saat ini pergerakan IHSG masih ditopang oleh kuatnya fundamental ekonomi Indonesia yang terlihat dari beberapa data ekonomi yang telah dirilis serta masih tercatatnya aliran dana investor asing yang masuk secara year to date (ytd).
Advertisement
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), aksi jual investor asing mencapai Rp 1,9 triliun pada Jumat, 9 Desember 2022. Sepanjang 2022, aksi beli investor asing mencapai Rp70,12 triliun.
“Namun, investor masih harus waspadai ada potensi koreksi wajar karena sentimen dari fluktuasi harga komoditas dan juga nilai tukar rupiah yang masih akan membayangi pergerakan IHSG,” ujar dia dalam catatannya.
Ia prediksi, IHSG bergerak di kisaran 6.676-6.834 pada Senin pekan ini.
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya W menuturkan, IHSG kembali ditutup terkoreksi 1,3 persen ke 6.715 pada perdagangan Jumat, 9 Desember 2022. Selama tidak menembus 6.683 sebagai level stoplossnya, posisi IHSG saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave iv dari wave c dari wave (y) pada label hitam sehingga IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji 6.825-6.868.
“Pada skenario alternatifnya, IHSG berpeluang menguat membentuk wave c dari wave (x) ke arah 6.982,” tutur dia.
Namun demikian, yang perlu diperhatikan adalah pergerakan IHSG masih berada pada fase bearishnya. Ia perkirakan, IHSG berada di level support 6.683,6.747 dan resistance 6.821,6.891 pada Senin pekan ini.
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), dan PT Medco Energi International Tbk (MEDC).
Sedangkan William memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Kemudian saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) - Buy on Weakness
Saham BBRI ditutup terkoreksi 0,8 persen ke 4.800 disertai dengan munculnya volume penjualan. Posisi BBRI saat ini diperkirakan, masih berada pada bagian dari wave 4 dari wave (C), sehingga BBRI masih rawan terkoreksi terlebih dahulu.
Buy on Weakness: 4.640-4.730
Target Price: 4.890, 5.050
Stoploss: below 4.490
2.PT SUrya Essa Perkasa Tbk (ESSA) - Buy on Weakness
ESSA ditutup menguat 2,8 persen ke 1.095 dan masih tertahan oleh cluster MA20 dan MA60. Posisi ESSA diperkirakan sedang berada di awal wave (c) dari wave [iii] sehingga ESSA berpeluang melanjutkan penguatannya.
Buy on Weakness: 1.000-1.035
Target Price: 1.195, 1.250
Stoploss: below 970
3. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) - Buy on Weakness
Saham LPPF ditutup terkoreksi 1,5 persen ke 5.000. Selama LPPF tidak terkoreksi ke bawah 4.650 sebagai stoplossnya, maka posisi LPPF saat ini sedang berada di wave [ii] dari wave C sehingga koreksi LPPF cenderung terbatas dan berpeluang menguat kembali.
Buy on Weakness: 4.900-5.000
Target Price: 5.350, 5.525
Stoploss: below 4.650
4.PT Medco Energi International Tbk (MEDC) - Buy on Weakness
Saham MEDC ditutup menguat 0,5 persen ke 1.075, pergerakan MEDC pun masih berada pada rentang MA20 dan MA60. Selama tidak terkoreksi ke bawah 990 sebagai stoplossnya, maka posisi MEDC saat ini sedang berada di awal wave [c] dari wave B pada label hitam.
Buy on Weakness: 1.045-1.065
Target Price: 1.135, 1.175
Stoploss: below 990
Advertisement
Kinerja IHSG 5-9 Desember 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) alami koreksi pada perdagangan 5-9 Desember 2022. Sentimen global seperti kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) membayangi laju IHSG.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (10/12/2022), IHSG merosot 4,34 persen ke posisi 6.715,11 selama sepekan ini. Pada pekan lalu, IHSG berada di posisi 7.019,63.
Kapitalisasi pasar bursa juga anjlok 3,22 persen menjadi Rp 9.206,40 triliun pada 5-9 Desember 2022. Kapitalisasi pasar bursa susut Rp 306,56 triliun dari pekan lalu Rp 9.512,96 triliun.
Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa juga susut 7,55 persen menjadi 1.114.3232 transaksi selama sepekan dari pekan lalu 1.205.337 transaksi. Rata-rata nilai transaksi harian bursa melemah 15,86 persen menjadi Rp 14,74 triliun dari Rp 17,52 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi bursa turun 22,46 persen menjadi 24,42 miliar saham dari 31,50 miliar saham pada penutupan pekan lalu.
Investor asing membukukan nilai jual bersih Rp 1,92 triliun pada Jumat, 9 Desember 2022. Selama sepekan, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 8,6 triliun. Sepanjang 2022, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 70,12 triliun.
Head of Research Jasa Utama Capital Cheryl Tanuwijaya mengatakan, sentimen global yang bayangi IHSG selama sepekan dipicu penurunan harga minyak di tengah permintaan global yang melambat dan OPEC mempertahankan pemangkasan kapasitas produksi minyak harian hingga akhir 2023.
Penutupan IHSG pada 9 Desember 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada perdagangan saham Jumat (9/12/2022). Seluruh sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham energi.
Mengutip data RTI, IHSG ditutup tumbang 1,31 persen ke posisi 6.715,11. Indeks LQ45 tergelincir 1,19 persen ke posisi 933,01.
Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.804,22 dan terendah 6.695,38. Sebanyak 347 saham melemah dan 185 saham menguat. 163 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.019.073 kali dengan volume perdagangan 22,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.574.
Seluruh sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham energi. Sektor saham energi merosot 2,58 persen. Sektor saham basic turun 0,37 persen, sektor saham industri tergelincir 1,46 persen, sektor saham nonsiklikal merosot 1,08 persen, dan sektor saham siklikal tergelincir 1,11 persen.
Selain itu, sektor saham kesehatan terpangkas 1,24 persen, sektor saham keuangan melemah 0,59 persen, sektor saham properti terperosok 0,60 persen. Kemudian, sektor saham teknologi susut 1,77 persen, sektor saham infrastruktur merosot 0,88 persen dan sektor saham transportasi turun 0,35 persen.
Jelang akhir pekan, saham GOTO masih betah di zona merah. Saham GOTO anjlok 7 persen ke posisi Rp 93 per saham. Saham GOTO dibuka turun tujuh poin ke posisi Rp 93 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 12.359 kali dengan volume perdagangan 12.364.366 saham. Nilai transaksi Rp 141,2 miliar.
Advertisement