Sukses

Tancorp Global Sentosa Beli 45 Juta Saham AVIA

Tancorp Global Sentosa (TGS) membeli saham PT Avia Avian Tbk (AVIA) pada 2 dan 5 Desember 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Tancorp Global Sentosa (TGS) menambah kepemilikan saham PT Avia Avian Tbk (AVIA) pada 2 dan 5 Desember 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI),ditulis Selasa (13/12/2022), pembelian saham AVIA ini dilakukan secara tidak langsung melaluio PT Tancorp Investama Mulia yang dimiliki 99 persen oleh Tancorp Global Sentosa.

Saham AVIA yang dibeli sebanyak 45 juta saham dengan harga di kisaran Rp 725-Rp 730 per saham. Pada 2 Desember 2022, TGS beli saham AVIA sebesar 10 juta saham dengan harga Rp 730 per saham.

Kemudian pada 2 Desember 2022, beli saham AVIA sebanyak 10 juta saham dengan harga Rp 725 per saham. Selanjutnya pada 5 Desember 2022, pembelian saham AVIA sebesar 25 juta saham dengan harga Rp 725 per saham. Dengan demikian, pembelian saham AVIA itu sekitar Rp 32,67 miliar.

“Tujuan dari transaksi investasi, status kepemilikan saham tidak langsung,” tulis Direktur Tancorp Global Sentosa, Belinda Natalia.

Sebelum transaksi Tancorp Global Sentosamemiliki 15.734.162.377 saham AVIA atau 25,40 persen melalui PT Tancorp Surya Sentosa. Setelah transaksi TGS memiliki 15.734.162.377 saham atau setara 25,40 persen melalui PT Tancorp Surya Sentosa dan 45.000.000 saham atau 0,08 persen melalui PT Tancorp Investama Mulia.

2 dari 4 halaman

Tebar Dividen Interim 2022 Rp 10 per Saham

Sebelumnya, PT Avia Avian Tbk (AVIA) akan membagikan dividen interim tunai 2022 sebesar Rp 10 per saham. Total pembagian dividen interim itu setara Rp 619 miliar.

Keputusan pembagian dividen interim itu telah mendapatkan persetujuan dewan komisaris kepada pemegang saham yang tercatat Rabu, 30 November 2022. Keputusan pembagian dividen interim itu selaras dengan fundamental keuangan dan operasional Avia Avian yang solid berdasarkan laporan keuangan hingga September 2022.

Perseroan menyampaikan laba bersih sebesar Rp 1,08 triliun hingga kuartal III 2022. Selain itu, pada 30 September 2022, Avia Avian memiliki tingkat permodalan yang kuat dengan total ekuitas Rp 9,69 triliun serta dengan tingkat rasio likuiditas yang tercatat sangat kuat pada 869 persen. Demikian mengutip dari keterangan tertulis yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, (18/11/2022).

Di tengah kondisi ekonomi yang menantang, Avia Avian mencatat total pendapatan yang mencapai Rp 4,9 triliun hingga September 2022 dengan margin laba kotor dan EBITDA yang kuat masing-masing berada pada tingkat 40 persen dan 25,8 persen. Kinerja positif ini didukung oleh inovasi produk serta pengembangan saluran distribusi berkelanjutan yang dilakukan Avia Avian.

Selain itu, perseroan menyatakan pembagian dividen interim tunai tersebut juga selaras dengan kebijakan dividen Avia Avian untuk memberikan dividen payout rasio minimal 50 persen dari laba bersih Avia Avian, dengan tetap mempertimbangkan berbagai faktor di antaranya kebutuhan modal kerja dan pengembangan usaha, serta proyeksi pertumbuhan bisnis Avia Avian ke depan.

Berikut jadwal dividen interim tahun 2022:

-Cum dividen di pasar regular dan negosiasi pada 28 November 2022

-Ex dividen di pasar regular dan negosiasi pada 29 November 2022

-Cum dividen di pasar tunai pada 30 November 2022

-Ex dividen di pasar tunai pada 1 Desember 2022

-Recording date yang berhak atas dividen interim pada 30 November 2022

-Tanggal pembayaran dividen interim pada 6 Desember 2022

 

3 dari 4 halaman

Tak Hanya Ingin Kuasai Penjualan Domestik, Avian Siap Jajal Pasar Luar Negeri

Sebelumnya, PT Avia Avian Tbk (AVIA) sukses merajai industri produsen cat di dalam negeri. Tak puas sampai di situ, emiten cat milik keluarga Crazy Rich Surabaya Hermanto Tanoko itu bahkan siap bersaing di kancah global.

"Ini merupakan perjuangan bagaimana Avian bisa ekspansi ke negara-negara tetangga. Sehingga mereka (produk luar negeri) tidak hanya menyaingi kami di Indonesia,” kata Hermanto dikutip Jumat (25/11/2022).

Avian sejak 2013 direncanakan untuk menjadi perusahaan publik, dan baru terlaksana pada 2021. Hermanto sempat menemui kendala saat harus meyakinkan keluarga besar terkait rencananya untuk membawa Avian debut di pasar modal.

Hingga pada 2016 ia mendapat persetujuan keluarga besar untuk IPO. Bukannya langsung melantai, Hermanto sempat kebingungan lantaran ia mengaku tak cukup paham mengenai perusahaan publik.

Dengan berbagai pertimbangan, ia akhirnya menunda IPO Avian dan memilih melakukan ‘uji coba’ IPO pada perusahaannya yang lain. Kesabaran dan keuletan Hermanto berbuah manis. Pada 2021, PT Avia Avian Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham AVIA. Ia mengaku sangat gembira dan lega karena akhirnya bisa mengantarkan Avian IPO.

Menurut dia, IPO menjadi langkah awal perusahaan tumbuh semakin besar di masa mendatang bersama seluruh shareholder.

"Bagi kami, bisa menjadi perusahaan terbuka itu adalah impian, agar perusahaan terus tumbuh dan berkembang dan bersama shareholder yang jadi bagian dari kami. Sehingga Avian tidak hanya besar secara nasional, tapi juga bisa jadi perusahaan global,” imbuh dia.

 

4 dari 4 halaman

Dongkrak Harga Jual Imbas Kenaikan Harga Bahan Baku

Sebelumnya, PT Avia Avian Tbk (AVIA), produsen cat Avian menaikkan harga jual produk seiring kenaikan harga bahan baku. Dengan demikian, perseroan pun menargetkan volume penjualan tumbuh 1-5 persen dan penjualan 10-15 persen pada 2022.

PT Avia Avian Tbk telah menaikkan harga jual produk 6-12 persen pada semester I 2022. Langkah ini dilakukan perseroan untuk mengimbangi kenaikan harga bahan baku dan lainnya.

"Adjustment harga memang dibutuhkan, kami tak bisa tolak meski kondisi lemah. Memang dari dinamika kompetisi banyak perusahaan cat adjustment. Namun, hampir perusahaan alami tekanan dengan kenaikan harga bahan baku di mana kita harus lakukan kenaikan harga jual," ujar Wakil Direktur Utama PT Avia Avian Tbk, Ruslan Tanoko saat paparan publik live 2022, Senin, 12 September 2022 ditulis Selasa (13/9/2022).

Selain kenaikan harga bahan baku, tingkat inflasi juga mempengaruhi sehingga pengaruhi penjualan cat. Perseroan pun menargetkan penjualan tumbuh 10-15 persen dan volume 1-5 persen pada 2022. Perseroan pun belum akan mengubah target tersebut dan berupaya optimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai target.

Ruslan mengatakan, strategi mempertahankan penjualan di tengah tekanan pasar dengan mengandalkan pusat distribusi perseroan.

"Dari total sales yang diberikan pusat distribusi 87-88 persen, sisa 12-13 persen andalkan pusat distribusi pihak ketiga. Hal ini yang berbeda dengan perusahaan lain dan menjadi keunggulan melalui pusat distribusi. Tim penjualan jadi kita lebih motivasi dan dorong memiliki semangat juang tak putus asa meski kondisi berat," kata dia.